Sudah hampir 3 bulan sejak kepindahan Leo, kini Alodia dan Leo semakin dekat. Di mana ada Alodia pasti akan ada Leo.
Bahkan Leo mengetahui jika Alodia bekerja part time. Tak jarang ia mampir ke kafe tempat Alodia bekerja. Seperti saat ini Leo datang sebagai pelanggan.
“Apa kau tak bosan, hampir setiap hari mampir di kafe ini?" Tanya Alodia
“Engga selagi kamu waitersnya”
“Dasar aneh”
“Aku pulang dulu, bye”
“Iya, hati-hati di jalan”
Alodia melanjutkan pekerjaannya, saat hari sekolah ia bekerja shif sore sampai jam 8 malam. Dan hari minggu ia mengambil shif pagi.
Ting Tong
Suara lonceng sontak Alodia melihat ke arah pintu, dan ia melihat pengunjung kafe yang tak lain adalah sahabatnya yang lama tak ia temui, Rachel.
“El, Miss you so much”, ucap Rachel langsung menghambur ke pelukan Alodia.
“I miss you too Ra, kapan pulang? Dan kenapa ngga kabarin aku?”
“Kalo aku kabarin kamu ya nantinya ngga surprise dong”
“Iya deh, iya. Ke sini sama siapa?”
“With my beloved boyfriend”, ujar Rachel malu-malu
“Kamu udah punya pacar, kok ngga pernah kenalin pacar kamu ke aku?”
“Kayaknya kamu kenal dia deh, dia satu sekolah sama kamu. Baby sini aku kenalin sama sahabat aku”. Ujar Rachel pada kekasihnya
DEG
Morgan berada tepat dihadapan Alodia dengan ekspresi datar seperti biasa. Alodia tak menyangka jika orang yang selama ini dia sukai ternyata kekasih sahabatnya. Ia merasakan kesedihan mendalam.
“El, Morgan ulurin tangannya ke kamu kok kamu palah diem sih”, Suara Rachel menyadarkan lamunan Alodia
“Ehh, maaf Ra. Alodia”
“Morgan”
Karena ada pelanggan lain terpaksa Alodia meninggalkan sahabatnya, untuk melayani pelanggan. Dari meja kasir ia melihat kemesraan Rachel dan Morgan. Bahkan ini pertama kalinya dia melihat Morgan tersenyum tulus.
“El, sini aku mau ngobrol sama kamu. Tapi sebelum itu aku pesen red velvet sama vanila late. Sayang kamu pesen apa”
“Aku choco cake, sama hot choco”
“Oke. Tunggu sebentar. Aku bisa ngobrol kalo jam kerja aku selesai, kamu mau nunggu”
“Oke, aku tunggu”
Alodia POV
Kenapa Rachel tak pernah bercerita tentang kak Morgan. Dan kenapa baru sekarang aku tahu fakta itu, di saat rasa sukaku berubah menjadi cinta pada kak Morgan.
Selama membuat pesanan mereka, aku sesekali melihat ke arah mereka. Kak Morgan tampak bahagia dengan Rachel.
Setelah membuat pesanan mereka, aku langsung mengantarkan pesanan mereka.Saat akan kembali, tanganku ditahan Rachel.
“Kok mau balik sih, aku kan bilang mau cerita sama kamu, duduk sini”
“Ra kamu ngga lupa kan, aku masih ada jam kerja tau”
“Hehehe, iya aku lupa”
Aku kembali ke meja kasir, Tuhan kenapa rasanya sakit melihat mereka bersama. Bukankah seharusnya aku bahagia. Jika memang Kak Morgan lebih bahagia dengan Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
General FictionAku hanya menginginkan kebahagiaan yang sederhana. Apakah aku salah jika menginginkan kebahagiaan. -Alodia El Nerissa Maafkan aku yang terlambat menyadari semuanya. -Morgan Bramastya Cover by DeaZYX