Epilog

26.5K 634 34
                                    

Masih ingat dengan Kisya? Sejak saat itu, Kisya tak pernah terlihat. Bagaimana ya keadaan nya sekarang? Apakah Kisya bisa terima kenyataan bahwa Alvin sekarang sudah memiliki kekasih?

KISYA POV

Kenyataan itu memang lah menyakitkan. Apalagi kenyatan itu tak sama seperti apa yang gue harapkan. Sakit itu pasti. Kehilangan apalagi. Bahkan hati gue seperti tertusuk-tusuk ribuan jarum. Tapi gue sadar, sampai kapan pun gue gak bakal bisa misahin cinta seseorang yang sudah sangat kuat. Gue gak tau disini siapa yang jahat, mereka atau gue? Tapi akhir-akhir ini gue hilang kendali, gue melakukan apa yang seharus nya tidak gue lakukan. Dan gue baru sadar, kalo gue berubah. Ya, sekarang gue tahu jawaban nya. Yang jahat itu gue. Gue uda jahat sama Viola dan juga Alvin.

Selama ini gue menyadari bahwa Alvin memang telah berpaling, tapi gue malah menyangkal hal itu. Gue bahkan menghalalkan segala cara untuk memisahkan mereka. Tapi itu semua semata-mata karena gue cinta sama Alvin. Jujur, gue gak bisa kehilangan dia begitu aja.

Dari awal gue memang belum terima kalo Alvin secepat itu bakal ngelupain gue. Gue terkejut saat Alvin yang dulu baik ke gue, tiba-tiba bersikap bahkan berkata kasar ke gue hanya karena seorang gadis yang baru hadir di hidup dia.

Gue merasa hidup gue begitu miris. Gue juga menyadari kebodohan gue yang dulu pernah nyia-nyiain Alvin. Dan sekarang gue tau arti kata Penyesalan selalu datang di akhir. Gue merasakan hal itu sekarang.

Saat ini gue merasa kalo gue ini gadis yang sangat menyedihkan. Kalian pasti tahu bagaimana rasa nya patah hati bukan? Sakit.

Sekarang gue lagi berusaha buat lupain Alvin. Dan ternyata, melupakan itu jauh lebih sulit dari pada mengingat.

Gue hanya bisa berdoa dan berharap. Gue menunggu kebahagiaan itu datang.

****

VIOLA POV

Dulu gue berpikir, sampai kapan pun gue gak bakal bisa miliki dia, bahkan gue berasumsi semua itu hanyalah mimpi semata gue. Tapi, dugaan gue salah besar. Gue dan dia kini jadian.

Gue senang, apa yang gue inginkan selama ini sekarang jadi kenyataan, gue senang karena cinta gue terbalaskan, dan gue senang karena gue sekarang pensiun dari jabatan jomblo akut gue.

Hari ini, gue dan kakak gue buat party di rumah. Rencana sih cuma untuk senang-senang aja. Kata kak Viona sih, untuk merayakan hari dimana gue melepas status jomblo akut menjadi berpacaran. Lebay banget kan kakak gue. Gue malu tau gak.

Tapi itulah kakak gue. Dia selalu mempunyai banyak cara untuk membuat gue tersenyum. Dan gue, sangat menyayangi kakak gue.

Saat ini gue sedang duduk di atas batu besar yang ada di halaman belakang rumah gue sambil melihat bintang-bintang di langit yang begitu indah. Sedangkan yang lain nya, sibuk mempersiapkan makanan.

Keily, Kak Viona, Kak Rey, Kak Fero dan juga Kak Alvin sangat ahli dalam hal seperti itu. Lah gue? Gue males banget sama yang begituan. Jadi gue milih untuk menunggu saja.

Gue melihat satu bintang yang bersinar sangat terang, andai gue bisa menggapai nya. Dan jelas itu sangat mustahil. Gue kembali melihat bintang itu dengan penuh kagum.

"Cantik.." seru seseorang, membuat gue mendongak dan ternyata seseorang itu kak Alvin.

"Iya kak, cantik dan bersinar" tambah gue sambil terus menatapi bintang yang jauh itu.

Kak Alvin lebih mendekat ke arah gue sambil membawakan sepiring ikan bakar yang dari bau nya saja sangat harum, pasti rasa nya juga sangat enak.

"Ini, uda kakak siapin buat kamu" kata kak Alvin. Kemudian ia duduk di samping gue.

"Makasih kak" ucap gue.

Tanpa aba-aba gue langsung mencomot ikan itu, sejak tadi emang gue sudah sangat lapar. Sangking lapar nya, tanpa sadar gue makan terlalu cepat.

"Pelan-pelan sayang, nanti kamu tersedak" kata kak Alvin dengan nada khawatir.

"Iya iya sayang, maaf ya" balas gue malu.

Kak Alvin mengangguk lalu tersenyum manis.

"Kak, jika ada seorang gadis yang lebih cantik dari aku lalu dia ngedekatin kakak, apa yang akan kakak lakukan?" tanya gue. Anggap lah itu pertanyaan bodoh, tapi ntah mengapa tiba-tiba saja terlintas di pikiran gue.

Gue lihat kak Alvin seperti memikirkan sesuatu.

"Merespon nya lah, apalagi" ucap kak Alvin datar sedatar wajah nya saat ini.

Jawaban kak Alvin membuat gue kesal. Memang ya, laki-laki itu buaya, pikir gue.

"Kalo misal nya dia nembak kakak, kakak mau gak nerima dia? Secara dia kan cantik tuh" tanya gue lagi.

"Terima dong" balas kak Alvin dengan santai nya. Membuat gue semakin kesal.

Gue tak memberikan pertanyaan lagi, saat ini gue kesal dan bete. Gue diam dan tak mau melihat kak Alvin.

"Kenapa sih nanya gitu?" seru kak Alvin.

Gue hanya diam dan mengabaikan ucapan kak Alvin.

Cukup lama tak ada pembicaraan lagi. Tiba-tiba saja kak Alvin memencet hidung gue, membuat gue meringis kesakitan.

"Aww kak, sakit tau.." rintih gue seraya memegangi hidung gue yang tidak terlalu mancung dan juga tidak terlalu pesek.

"Ngambek mulu sih, kakak bercanda tau. Lagian kamu aneh nanya nya yang begituan. Mau kamu bilang gadis itu cantik bak bidadari pun, kalo kakak suka nya sama kamu dan mau nya sama kamu, kakak bisa apa?" ucap kak Alvin tulus.

Ucapan kak Alvin barusan membuat hati gue berbunga-bunga. Tiba-tiba saja jantung gue berdetak sangat kencang. Gue yakin saat ini, pipi gue memerah seperti tomat. Tanpa sadar gue senyum-senyum sendiri kaya orang gila.

"Kakak paling bisa berkata-kata" seru gue malu-malu.

"Dengar Viola, kamu adalah gadis yang aku pilih, kamu gadis yang aku mau, jadi aku punya kewajiban penuh buat jagain kamu, aku gak bakal ninggalin kamu gitu aja Viola, untuk dapatin kamu aja susah, dan dengan mudah nya aku ninggalin kamu demi gadis lain? Itu tindakan yang hanya dilakukan oleh orang bodoh Viola. Dan aku gak mau jadi orang bodoh itu" kata kak Alvin dengan nada ketulusan. Gue bisa lihat bahkan ngerasain hal itu.

Kupu-kupu di dalam perut gue serasa beterbangan. Tubuh gue serasa melayang. Gue benar-benar beruntung.

Tanpa aba-aba gue langsung meluk kak Alvin. "Makasih kak, makasih karena kakak selama ini uda baik sama Viola, bahkan kakak mau memberikan ruang untuk Viola di hati kakak, Viola gak pernah sebahagia ini kak, Viola gak pernah ngerasain di cintai oleh seseorang sedalam ini, dan Viola baru ngerasaain yang nama nya bahagia berkat kakak, Viola sayang kakak. Sekali lagi makasih" ucap gue tulus. Gue benar-benar bahagia.

Kak Alvin ngelus-ngelus rambut gue dengan sayang. Bahkan tangan nya terasa lembut saat bersentuhan dengan permukaan kulit kepala gue. Cukup lama kami berpelukan dan saling meluapkan rasa kasih sayang.

"VIOLAA, ALVIN! MAKANAN NYA UDA SIAP TAU! BURUAN SINI JANGAN PACARAN DOANG! MESRA-MESRAAN MULU KAYA BARU PERTAMA KALI PACARAN AJA!" teriak seorang gadis. Siapa lagi kalo bukan Viona.

Gue langsung ngelepas pelukan gue dan ngajak kak Alvin untuk nyamperin mereka. Dengan romantis nya, kak Alvin menggenggam tangan gue sangat erat sepanjang kami berjalan.

Aku ingin selama nya bisa terus kaya gini kak. Mengenal mu adalah hal yang sangat istimewa bagiku, dan memiliki mu adalah hal yang sangat terindah bagiku..


SELESAI


Hay para readers 😘
Akhir nya selesai juga ya cerita author yang kedua 😊
Maaf deh ya, kalo cerita nya kurang mengesankan 😊
Tapi Author bakal buat cerita yang ketiga nih 😊
Selalu setia baca cerita author ya 😊
Terima kasih..


Viona & ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang