"Jadi apa yang dikatakan dokter Kim, noona? Kenapa Jaehyun belum bangun - bangun juga?" Mark bertanya tak sabaran karena khawatir pada Jaehyun yang tak kunjung membuka matanya sejak beberapa jam yang lalu. Jung Yoora, kakak perempuan Jaehyun hanya menghela nafas dan mendudukkan dirinya diantara Winwin yang menangis dan Taeyong yang menunduk sedari tadi.
Sedikit menyibak poninya dan menyimpannya di belakang telinga, sekarang kentara sekali kalau wajah cantiknya tengah bersedih.
"Dokter bilang Jaehyun akan mengalami tidur lama untuk sementara ini."
"Tidur lama bagaimana? Koma, begitu?" Pertanyaan Mark membuat Yuta yang tengah bersandar di dinding langsung membulatkan matanya.
"Yeah-dia juga pernah mengalami ini dulu. Ini terjadi jika Jaehyun sedang dalam keadaan tertekan. Biasanya dia akan tertidur tiga hari atau paling lama seminggu." Yoora memijit pelipisnya dan menghela nafas pelan. "Mark-ah, jangan katakan pada orang tua kami ya?"
Mark menyengitkan dahi, heran. Memberi tatapan seolah bertanya 'kenapa?'.
Yoora yang mengerti maksud tatapan itu langsung menyahut, "Mereka sangat sibuk dengan perusahaan mereka di luar negeri. Aku yang akan menjaganya. Heum-mungkin bersama Winwin." Yoora tersenyum kecil pada Winwin disampingnya.
"Aku akan menjaganya, noona." jawab Winwin mantap.
"Ng-Yoora-sshi, aku minta maaf karena menyebabkan Jaehyun seperti itu." Yuta menatap Yoora penuh dengan penyesalan.
Dia tak menyangka kalau pukulannya akan berakibat seperti itu pada Jaehyun.
Seorang Jung Jaehyun yang terkenal tak punya hati, sekarang terbaring lemah hanya karena sedikit pukulan dari Yuta?
Sungguh, siapapun tak akan mempercayainya.
Yoora tersenyum maklum dan menggeleng kecil.
"Tidak apa-apa, Yuta-sshi. Aku tahu pasti Jaehyun lah yang membuat ulah. Anak itu memang seperti itu. Keras kepala dan pendendam." Taeyong mengigit bibir bawahnya. Entah kenapa perasaannya gelisah sedari tadi.
Ia mendengarkan baik - baik semua yang dikatakan Yoora, dan entah mengapa itu membuat dadanya terasa sesak dan ngilu disaat bersamaan. Seperti ada rasa bersalah dan entahlah-aneh.
Jantungnya berdebar dengan ritme tak tenang dan keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.
Ia merasakan ada sesuatu yang dialami Jaehyun dalam tidurnya sekarang.
Kenapa aku sangat mengkhawatirkannya?
"Tae-kau terlihat gelisah sedari tadi? Kau juga berkeringat. Apa kau sakit?" Haechan bertanya dengan nada khawatir pada kakaknya dan sedari tadi hanya terdiam dan terus mengigit bibirnya -kebiasaannya ketika sedang gelisah.
"A-aku tidak apa-apa Hae. Aku hanya merasa-hm, jantungku aneh." Taeyong memegangi dadanya dan sontak semua mata melihat kearah Taeyong.
Haechan langsung menghampiri Taeyong dan mencengkeram pundaknya.
"Jantung? Kau tak apa-apa kan? Apa itu sakit lagi? Katakan hyung!"
"Tae, ada apa?" Mark pun ikut menimpali saat melihat Haechan yang tampak panik dengan keadaan Taeyong.
"Ti-tidak sakit Hae. Hanya saja jantungku berdetak dengan sangat cepat. Dan aku-mengkhawatirkan hal yang aku sendiri tidak tahu" Nada bicara Taeyong melirih di akhir kalimatnya.
Haechan memeluk kakaknya dan mengusap - usap rambut belakang Taeyong.
"Tenanglah. Semua baik - baik saja. Ada aku disini, hyung. Aku pasti akan menjagamu, hyungie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession (JAEYONG)✔
FanfictionJAEYONG // MARKHYUCK Ada alasan tertentu yang membuat Jaehyun membenci Taeyong. Dan alasan itu pula yang membuat keduanya merasakan hal aneh pada diri mereka. "Lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan rasa ketidakpedulian." -Robert Fulghum. Publi...