Tiga puluh dua

21.3K 2.1K 155
                                    

Kenzio sudah memikirkan matang-matang keputusannya untuk menikahi Zea bulan depan lagipula segala sesuatunya sudah diurus oleh Kenzio tanpa sepengetahuan Zea, mulai dari gaun, catering, undangan, kalau masalah hotel bisa nikah di hotel milik Gavril. Hanya saja undangannya belum dicetak, tanggalnya belum dirundingin bersama. Karena Kenzio terlalu atusias menikah dengan Zea sehingga ia sudah mengurusinya jauh-jauh hari.

Ia mengirim pesan ke Varel.

Kenzio : Abang, bagaimana keadaan Mama?

Abang Varel : Mama hari ini keluar dari rumah sakit

Kenzio : Syukurlah, aku mau bilang kalau bulan depan aku menikah. Aku harap kalian semua bisa datang

Abang Varel : Zio jangan nekat kalau Mama tahu berita ini Mama bisa drop lagi

Kenzio : Dengan atau tanpa kehadiran kalian pernikahan itu akan tetap berjalan

Abang Varel : Jangan egois Zio, kami keluargamu, kamu tidak bisa menikah tanpa restu dari Mama

Kenzio : Mama sendiri yang bilang kalau Valen sudah merelakan aku dengan Zea maka Mama akan setuju

Abang Varel : Memangnya Valen sudah merelakan kamu?

Kenzio : Sebentar lagi

Abang Varel : Yasudah, nanti pelan-pelan abang kasih tahu Mama

Kenzio : Ok, thanks bang

Kenzio jadi tidak sabar menunggu hari itu tiba, di mana ia akan menjabat tangan wali nikahnya Zea lalu mengucapkan ijab qabul. Ia memegang dadanya yang berdegub kencang.

Dengan memikirkannya saja berhasil buat jantung aku lari marathon.

Ia menghubungi Zea, untuk mengobati rasa rindu dengan gadisnya.

"Hallo, sayang," sapa Zea di seberang sana.

"Lagi apa sayang?" mereka sudah memutuskan untuk saling memanggil sayang, terdengar alay mungkin atau seperti remaja yang baru saja jatuh cinta. Tapi biarlah, mereka suka dengan panggilan itu tidak peduli bagaimana pendapat orang-orang.

"Lagi siap-siap pulang, gurunya nggak masuk, lagi sakit katanya." Memang seharusnya masih ada satu pelajaran lagi sebelum bel pulang berbunyi tapi karena gurunya sakit jadi untuk apa lama-lama di sekolah.

"Hati-hati, pulang sama siapa sayang?"

"Paling naik taksi atau bus, soalnya Arka masih pelajaran sayang." Arka dan Zea memang berbeda kelas. Zea XII IPA1 dan Arka XII IPA2

"Aku jemput aja sayang,"

"Nggak usah sayang, kan katanya kamu ada meeting, lagipula apartemen 'kan dekat dari sekolah."

"Iya sudah aku siap-siap meeting dulu, hati-hati sayang, love you."

"Love you too."

Tanpa disadari pembicaraan Zea didengar oleh Kyara dan Valen. Kyara tersenyum miring dan menoleh ke arah Zea dengan tatapan sinis. "Jijik gue, alay banget sayang-sayangan. Nggak sadar cowok lo itu udah tua, nggak pantes, kayak anak SMP aja!"

Zea yang merasa disindir langsung menatap Kyara malas. "Masalah buat lo? Gue curiga jangan-jangan admin lambe turah yang suka nyinyir di instagram itu lo!"

Alvin yang baru datang ikut berargumen. "Udahlah, Ra. Biarin aja. Lagipula kamu juga alay sayang. Siapa coba yang suka panggil aku dengan sebutan babe, sweety, honey, baby." Kyara langsung melotot tajam ke Alvin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang