7. friend with benefit

2.2K 74 0
                                    

Setelah kejadian itu akhirnya Vano bisa memahmi keadaan. Membuat Valeria juga bisa sekolah dengan damai tanpa beban pikiran. Semua berjalan dengan lancar. Vano menjalankan aktifitasnya dengan semangat. Valeri pun demikian

Mereka hanya saling menyapa melalui skipe sesekali, itupun hanya menanyakan kabar. Mereka sadar diri apa yang menjadi prioritasnya saat ini. Hal tersebut terus berlanjut hingga Vano akan memasuki tahun akhir kuliah sedangkan Vale baru saja masuk kuliah. Disitu masalah pun timbul.

Awalnya Vano bisa menerima keadaan hubungan mereka yang terus berjalan baik tanpa adanya status, dengan masing masing yang memprioritaskan pendidikan. Namun selang berjalannya waktu Vano mengharap lebih. Vano menginginkan adanya status antara mereka. Hal itu bermula karena Vano merasa cemburu ketika Vale sudah terlalu dekat dengan teman-temannya. Dia khawatir perasaan Vale akan berubah. Ketika Vano ingin marah karena cemburu ia ingat bahwa ia tak punya hak. Dan teman-temannya juga tak harus menjaga jarak ketika tahu bahwa Vale menyandang status single.

-          Minggu siang

Vale membuka skipe di ruang makan apartemennya

"Hi kak Vano" sapa Vale diawal percakapan dengan senyum sumringah. Setelah mengetahui perasaan masing masing Vale jadi merubah panggilannya agar lebih sopan menjadi kakak.

Sementara Vano berusaha menyembunyikan kekesalan karena baru saja cemburu dengan postingan Vale di instagram nya.

"Hi, kau sudah makan?"

"kak kenapa mukanya jutek gitu? Lagi ada masalah ?"

"enggak lagi capek aja banyak tugas, tapi ini semangat lagi setelah liat kamu " jawab sambil senyum

"dih gombal, serius dong kak?"

"iya ada masalah, dan masalahnya itu kamu" sambil berpangku tangan

"gimana maksutnya ?"

"masalahnya itu aku rindu berat denganmu dan aku ingin kesana sekarang juga" dengan tatapan serius Vano menjawab

"kak jangan ! nanti aku khawatir kamu gak akan mau pisah lagi sama aku dan duniamu sekarang teralihkan olehku, akibatnya rencana karir kamu gagal, semua yang kamu lakuin bakal gagal. Kamu tahu kecantikanku ini membuat siapapun teralihkan" jawab Vale sambil nyengir

"kamu kok centil banget. PD banget lagi. Gak segitunya juga kali kecantikan kamu mah biasa aja" sambil ketawa renyah.

"Kak jangan bohong gitu, aku cantik banget kan jujur. Hahaha abis kakak duluan yang ngaco"

"tapi kamu imut kalo lagi iseng terus ketawa gitu, lihat pipi kamu merah pengen aku kantongin aku simpen sini deh" mereka ketawa bareng.

"ohya Vale itu yang barusan kamu post temen apa temen mesra gitu ?"

"duh kakak ini cemburu ? temen kak, mana ada aku pacaran, ngaco. Dia emang orangnya asik gitu tapi gak macem macem kok dia baik, pinter juga otaknya"

"oh gitu" sambil nahan kesel

"kakak beneran cemburu? Lucu mukanya kalo ngambek gitu" tanya Vale sambil nyengir.

"engga Vale, Cuma nanya aja biar ada yang diobrolin"

"kok jadi aku yang kesel"

"kamu berharap aku cemburu? " tanya Vano sambil ketawa

"enggak juga, duh kak udah dulu ya aku mau ada janji sebentar lagi"

"ok babby good bye assalamualaikum"

"bisa aja deh kak Vano ini, bye walaikumsalam"

Vano berencana mengunjungi Vale di Singapore. Dengan tujuan memperjelas status hubungan mereka. Vano tidak bisa tahan dengan api cemburu dan tidak bisa protes atau menjaga pergaulan Vale. mungkin saja ada teman Vale yang lebih bisa membuat Vale nyaman dan mengubah perasaan Vale selama ini. Kekhawatiran itu membutakan Vano.

We Will be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang