Janji 2 Perempuan

148 13 35
                                    

20 tahun yang lalu.

Adelia dan Irene, sepasang sahabat yang bahkan lebih dekat dari saudara. Sudah sejak kecil mereka selalu bersama. SD, SMP, SMA, bahkan sampai di bangku kuliahpun keduanya ada di kampus yang sama.

"Aku malas kuliah siang!" gerutu Irene yang sedang ada di kamar Adel.

"Tinggal masuk kok repot?"

"Kamu pikir datang terus pasang kuping untuk bapak kumis itu tak repot sama sekali?" sergah Irene.

Adel menarik napas panjang. Lucu pikirnya, bagaimana mungkin dosen paling terkenal dan paling ramah itu bisa tidak sesuai dengan Irene.

"Kalau kamu gak masuk, kapan mau jadi sarjana?"

"Heh? Jangan mencemooh seenaknya, ya! Lihat, 2 semester lagi aku pasti langsung sidang!" ujar Irene penuh keyakinan.

"2 semester? Paling 2 tahun lagi!" ejek Adel sarkas. "Sudah jam 1, aku pergi dulu, kalau kamu sudah bosan di kamarku, pulang ya!"

Adel pergi meninggalkan Irene yang masih menelungkup di atas ranjang.

"Weeek!!" Irene memasang wajah terjeleknya sebelum Adel benar-benar menutup pintu.

"Dia pikir aku bakal bosan?"

Dan juga adalah suatu kebiasaan Irene tertidur cepat kalau sudah menempel dengan bantal. Sampai petang hari Adelia pulang, Irene masih bergumul dengan bantal dan guling di atas ranjang milik Adelia.

Ada juga cairan bening membentuk anak sungai di bawah bibir Irene. Suara dengkurannya juga cukup keras terdengar.

"Dasar, tukang tidur!" gerutu Adel.

Dengan mengguncang-guncang tubuh temannya itu, Adelia mencoba membangunkan Irene dari mimpinya. Tidak berhasil, sulit sepertinya membuat seorang Irene Putri Wijaya bangun.

"Hampir magrib tapi ini anak masih molor!" Adelia semakin kesal dan kesal. "Siram pakai air mungkin bisa!"

Seperjurus kemudian Adelia kembali dengan gayung berisi air. Satu cipratan, Irene mengeram. Cipratan kedua, Irene mulai terganggu tidurnya. Percobaan ketiga, Irene bangun terkaget bukan main.

"Aaaaaa.. Banjir!" pekik Irene.

"Enak?" sarkas Adelia.

"Dasar, emak lampir, tak bisa lihat orang bahagia!"

"Kamu yang aneh, ini sudah mau masuk magrib tapi masih tidur! Digondol setan baru tahu kamu." Tak kalah Adelia meracau.

"Sok tahu! Ya udah, aku pulang!"

~~~~•••~~~~

18 tahun yang lalu.

2 pernikahan di gelar sekaligus. Hardi dan Adelia, serta Erwin dan Irene menggelar akad dan resepsi pernikahan secara bersamaan. Semuanya adalah ide milik Irene yang bersikeras untuk melaksanakannya bersamaan.

Seperti resepsi lainnya, ada banyak tamu undangan yang asik menyantap makanan, lalu 2 pelaminan yang dijadikan satu turut menambah mewah perhelatan. Juga ada sebuah panggung lengkap dengan penyanyi serta pengiringnya guna menghibur para tamu.

Lagu-lagu khas pernikahan didendangkan dengan begitu merdu. Suara perempuan yang menyanyi di atas panggung mampu menyihir setiap pendengarnya menjadi hanyut dalam lantunan nada dan kahayalan yang terbawa bersama lirik yang dinyanyikannya.

"Pengantinnya cantik ya!"

"Yang cowok ganteng juga kok!"

Jangan Takut!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang