Pagi itu Anggun, Ayu dan Ainun menjemput Adel kerumah untuk berangkat ke sekolah bersama. Tapi hari itu Adel sakit gigi, dia dilarang mama nya ke sekolah, tapi Adel masih tetap ingin pergi sekolah. Adel malas berbicara, dia hanya diam saja, dan jika diajak bicara dia hanya geleng atau manggut. Mereka pergi kesekolah bersama-sama.
Sesampai di sekolah, seperti biasa mereka masuk ke kelas masing-masing dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Setelah belajar dan tibalah waktu istirahat. Adel tidak mau ikut ke kanti karena giginya masih terasa sakit, jadi hanya Anggun yang ke kantin , sedangkan Ayu hanya menitip makanan dan menemani Adel di dalam kelas. Ketika Anggun keluar kelas dan menuju kantin, ternyata ada Bagas dan Ejak di depan kelas . Bagas dan Ejak heran kenapa hanya Anggun sendirian yang keluar kelas. Ketika Anggun berjalan menuju kantin, Bagas mengikutu dan memangginya.
"Nggun tunggu," panggil Bagas.
Anggun yang mendengar suara Bagas langsung refleks menoleh ke belakang.
"Iya ada apa," tanya Anggun.
"Kok kamu sendirian ke kantin? Mana Adel dan Ayu?" tanya Bagas.
"Adel sakit gigi jadi dia nggak ke kantin, terus Ayu nemeni Adel di kelas dan hanya menitip makanan aja sama aku," jawab Anggun sambil berjalan menuju kantin.
"Oh gitu, yaudah kamu sama aku aja ya kantinnya," kata Bagas sambil tersenyum.
Anggun pun menganggukkan kepala sambil membalas senyum Bagas. Sesampainya di kantin, Anggun memesan makanan untuk di bungkus agar dapat di bawa ke kelas. Bagas juga membungkus makanan agar dapat bersama Anggun lagi kembali ke kelas.
"Gas kamu udah pesan?" tanya Anggun kepada Bagas.
"Iya nggun udah, tadi aku pesan nasi goreng," jawab Bagas.
Mereka berdua menunggu pesanan sambil duduk di kursi paling ujung. Pada saat menunggu, Bagas memberanikan diri untuk meminta nomor HP Anggun.
"Hhmm.. nggun," kata Bagas kepada Anggun.
"Iya ada apa Gas?" tanya Anggun.
"Nggun aku boleh minta nomor HP kamu nggak?" tanya bagas dengan gugup.
Anggun yang mendengar kata-kata itu dari mulut Bagas langsung terdiam kaget, Anggun tidak menyangka bahwa Bagas akan minta nomor Hp nya.
"Hhmm emang untuk apa Gas?" tanya Anggun sambil gugup.
"Nggak sih Cuma mau minta aja, kali aja ada yang mau aku sharing ke kamu, ya berbagi pengalamanlah," jawab Bagas sambil tersenyum.
Jantung Bagas berdetak kencang.
"Hhmm iya boleh," jawab Anggun.
Anggun pun menyebutkan nomor Hp nya dan Bagas langsung mencatat nomor hp tersebut.
Setelah itu, tidak lama kemudian pesanan mereka sudah siap dan mereka berdua pun langsung segera menuju kelas.
"Gun aku ke kelas duluan ya," kata Bagas sesampai di kelasnya.
"Iya Gas," jawab Anggun singkat.
"Makasih ya nomor Hp nya, nanti aku sms atau telpon," kata Bagas sambil tersenyum lebar.
Anggun hanya menganggukkan kepala dan membalas senyum Bagas. Anggun segera menuju ke kelasnya.
Sesampainya di kelas dia langsung memberikan pesanan Ayu dan Adel, Anggun membeli siomay, ayu membeli nasi goreng, sedangkan Adel hanya membeli air mineral karena giginya masih sakit sehingga dia tidak sanggup untuk mengunyah makanan. Merekapun makan bersama di kelas. Anggun tidak menceritakan kejadian tadi saat Bagas minta nomor Hp nya. Setelah mereka makan, bel berbunyi tanda masuk kelas. Mereka belajar seperti biasa.
Sedangkan Bagas saat sampai di kelas, dia langsung menceritakan semuanya kepada Ejak saat dia memberanikan diri untuk meminta nomor Hp Anggun. Ejak memberikan semangat kepada Bagas untuk tetap berjuang mendekati Anggun. Bagas sangat senang sekali bisa mendapatkan nomor Hp Anggun, dia langsung mengirim pesan singkat kepada Anggun.
"Assalammu'alaikum Anggun, semangat belajarnya," begitulah isi pesan singkat yang dikirim Bagas kepada Anggun.
Bagas pun mengikuti pelajaran di kelas dengan suasana hati yang gembira.
Ketika pelajaran selesai, Anggun langsung melihat Hp nya dan ternyata ada pesan dari Bagas, Anggun tersenyum lebar melihat pesan itu, dia tidak membalasnya karena belum mengisi pulsa. Anggun merasa bahwa Bagas menyukainya, tapi Anggun tidak langsung begitu senang, karena belum tentu Bagas menyukainya, karena Bagas kemarin juga sempat dekat dengan Ayu, jadi Anggun hanya berpikir positif saja bahwa Bagas meminta nomor Hp nya hanya sebatas teman.
Bel berbunyi tanda pulang sekolah, Anggun, Ayu dan Adel segera pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya Anggun di rumah, seperti biasa dia makan siang, dan kemudian mencuci piring. Ya maklum karena di rumah bibi nya dia harus segera mencuci piring setelah makan. Setelah itu Anggun langsung istirahat di kamar. Anggun membuka Hp nya ternyata ada lagi pesan dari Bagas.
"Gun udah makan belum?" begitulah pesannya.
Anggun belum sempat mengisi pulsa jadi dia belum bisa membalas pesan dari Bagas. Bagas menunggu balasan pesan dari Anggun.
"Kok Anggun belum bales juga ya, atau jangan-jangan dia sembarang kasih nomor Hp lagi," kata Bagas mendumel di dalam kamarnya sambil istirahat.
Bagas langsung berpikir untuk menelpon Anggun, memastikan bahwa itu benar nomor Hp Anggun, dan akhirnya Bagas memberanikan diri untuk menelpon Anggun.
"Tuuutttuutttt.....," suar suara telpon.
Anggun yang sedang memegang Hp langsung terkejut ketika Bagas menelponnya, Anggun tidak berani mengangkat telpon dari Bagas, tapi karena Hp nya berbunyi terus jadi Anggun akhirnya mengangkat telpon itu.
"Halo Assalammu'alaikum," kata Anggun.
Bagas yang menyadari bahwa telponnya di angkat Anggun dia langsung menjawab refleks.
"Waalaikummusalam gun," jawab Bagas dengan jantung yang berdegup kencsng.
"Ada apa ya Gas?" tanya Anggun dengan suara lembut.
"Nggak kok Cuma mau mastiin aja nggun, ini beneran nomor Hp kamu," jawab Bagas.
"Iyalah Gas nomor Hp aku yang tdi aku kasih ke kamu," jawab Anggun.
"Iya nggun, tapi kok pesan aku nggak di bales ya," kata Bagas.
"Hhhmm aku belum isi pulsa Gas," jawab Anggun singkat.
"Oh gitu ya, yaudah kalo aku nelpon kamu gini ganggu nggak?" tanya Bagas.
"Hhhmm nggak Gas," jawab Anggun sambil gugup.
Merekapun melanjutkan pembicaraan ditelpon. Tidak terasa waktu berjalan sudah 1 jam mereka bicara di telepon. Anggun merasa kupingnya panas dan dia menghentikan telepon.
"Gas nggak terasa ya udah 1 jam kita ngobrol," kata Anggun memotong pembicaraan dengan Bagas.
"Apa 1 jam! Kok nggak kerasa banget ya," jawab Bagas heran dan langsung melihat durasi panggilan.
"Iya Gas, kuping aku udah terasa panas, udah dulu ya nanti kita lanjut lagi aja," kata Anggun.
"iya nggun, maaf ya udah ganggu istirahat kamu," kata Bagas.
"Nggak kok," jawab Anggun singkat.
"Yaudah kamu istirahat ya nggun," kata Bagas.
"Iya Gas," jawab Anggun.
Merekapun mengakhiri telepon. Setelah telpon mati, Bagas langsung loncat-loncat di tempat tidur, dia sangat senang akhirnya bisa menelpon Anggun. Bagas kemudian berbaring di tempat tidur dan membayangkan wajah Anggun.
Sedangkan Anggun langsung tidur siang sambil tersenyum girang, dia tidak menyangka akan bercerita banyak dengan Bagas di telepon.
~~∞∞Ω∞∞~~
YOU ARE READING
BIMBANG
Ficção AdolescenteBimbang... Ketika percintaan terhalang oleh persahabatan. Kita harus memilih salah satu diantaranya. Bimbang, ya satu kata berjuta makna. Keadaan dimana kita sulit untuk memilih. Apakah yang harus dipilih, Persahabatan atau Percintaan ?