TWENTY THREE (Aku kamu?)

33 5 0
                                    

Satu minggu berlalu. Liana dan Arsen menjalani hubungan mereka dengan baik tanpa adanya gangguan dari siapa pun bahkan Anaya saja seperti tidak ada reaksi terhadap hubungan Liana dengan Arsen.

Sudah satu minggu pula sejak Reyna dan Rafa menyatakan perasaan masing-masing. Mereka bisa dibilang pacaran seperti Arsen dan Liana. Bahkan Rafa selalu bersikap konyol di depan teman-temannya atau bahkan orang yang tak sengaja lewat dan berkata 'ini pacar gue' dengan percaya dirinya Rafa menyombongkan itu jika sedang berjalan berdua dengan Reyna.

Hari ini sekolah berlangsung seperti biasanya tidak seperti hari-hari kebelakang dengan jadwal kosong.

Sudah saatnya pulang sekolah. Sekarang tidak seperti biasanya,jika biasanya Reyna berdiri di depan gerbang untuk menunggu kakaknya,sekarang Reyna berada bersama Rafa di parkiran. Sejak pernyataan perasaan waktu itu,Reyna selalu pulang bersama Rafa.

Hari ini Reyna diajak Rafa kerumahnya. Dengan mudah Reyna menyetujui ajakan Rafa. Karena apa?karena Reyna tergiur dengan perkataan Rafa,dia bilang dia memiliki perpustakaan kecil dirumahnya itulah yang membuat Reyna dengan senang hati ikut bersama Rafa.

Sesampainya dirumah Rafa,Reyna di persilahkan duduk dan tuan rumah menyiapkan minuman. Dalam hati Reyna sempat bertanya "Rafa tinggal sendiri dirumah sebesar ini?kemana kedua orangtuanya?" begitulah,di benak Reyna penuh dengan pertanyaan terhadap Rafa.

Tidak begitu lama Rafa datang dengan segelas minuman ditangannya lalu ditaruh diatas meja dan duduk disebelah Reyna.

"Raf"

"ya?"

"Lo tinggal sendiri?"

"Nggak,gue tinggal berdua"

"Sama siapa"

"Bi Ani"

"Sodara?"

"Bukan,dia asisten disini. Tapi gue anggap dia mamah gue"

"Kenapa"

"Dari kecil gue di tinggal Mamah Papa ke luar negeri,gue tinggal disini sama Bi Ani dia yang rawat gue"

Reyna merasa tidak bisa menanggapi penjelasan Rafa karena yang ada di pikirannya sekarang hanyalah Rafa yang kesepian dalam waktu yang cukup lama.

Keadaan sangat hening,tidak ada yang memulai pembicaraan lagi diantara mereka. Sangat hening,sampai-sampai hanya suara jarum jam dinding saja yang terdengar di ruang tengah yang luas itu.

"Yuk,gue tunjukin perpus nya" ujar Rafa memecahkan keheningan kemudian beranjak dari duduknya.

Reyna ikut berdiri mengikuti langkah kaki Rafa menuju perpustakaan yang berada di lantai dua. Kaki kecil Reyna mengikuti langkah kaki Rafa yang panjang,ingin bertanya tapi malu.

"Bi Ani lagi gak ada ya,Raf?" tanya Reyna saat keberaniannya sudah maksimal.

"Iya dia lagi pulang kampung,anaknya sakit" respon Rafa menghentikan langkahnya berniat menunggu Reyna yang berjalan pelan di belakangnya.

"Ohhhh..gitu" Reyna mengangguk-anggukan kepalanya.

Mereka berhenti didepan pintu sebuah ruangan,sepertinya itu perpustakaan yang Rafa maksud. Dan ternyata pintunya tidak dikunci.

Mereka masuk. Seperti biasa Reyna berjalan di belakang Rafa karena menurutnya berjalan disamping Rafa rasanya sangat canggung. Mata Reyna berbinar,kagum dengan isi ruangan tersebut. Betapa bahagianya Reyna mendapat ajakan seperti ini. Matanya takjub melihat buku-buku yang tertata rapi di atas rak buku. Reyna melihat sekelilingnya dengan memutarkan tubuhnya yang kecil sambil menampakkan senyuman terbaiknya saat ini,senyuman yang benar-benar dari hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This I am Not ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang