Aku takut akan perasan yang berubah, dan menjadi cambukan bagiku.
*
*
*"Rayhan, aku suka sama kamu. Kamu mau ga jadi pacar aku?" lagi. Ray ditembak langsung oleh siswi dengan wajah cantiknya. Ia menembak Rayhan bahkan dikoridor sekolah yang masih ramai dilewati siswa. Salah satu wanita yang Agatha tau menembak Rayhan secara langsung ditempat umum seperti ini.
Agatha menatap Rayhan yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Rayhan bahkan hanya menatap datar siswi cantik didepannya. Agatha gelisah dengan Rayhan, takut ia mengeluarkan kata-kata tajamnya. Sudah banyak wanita yang ditolak mentah oleh Rayhan. Dan benar saja siswi itu menangis terisak-isak melarikan diri dari kerumunan yang melihatnya setelah Rayhan berbisik ditelinganya. Semua orang tau pasti Rayhan menolaknya dengan kata-kata tajam, meskipun tidak tau jelas apa yang dikatakan Rayhan.
Agatha hanya menggeleng-geleng kepala melihat Rayhan kembali dengan wajah datar dan aura yang dingin. Membuat kerumunan perlahan bubar dan menjauh dari Rayhan.
"Oy, ciee yang abis ditembak cewe. Gila loh yah! bikin nangis cewe mulu" Agatha berjalan bersisihan dengan Rayhan yang menatapnya datar.
"berisik"
"selo dong bang! Kata-kata tajam apa lagi tadi yang elo keluarkan?" tanya Agatha tanpa peduli dengan tatapan membunuhnya.
"gue cuma bilang, kemaluan lo bocor sampai berani nembak gue" Agatha melotot kearahnya dan menendang tulang keringnya hingga ia meringis kesakitan.
"DASAR COWO BIADAP" Teriak Agatha didepan mukanya. Dan berjalan cepat meninggalkan Rayhan yang masih mengelus kaki kanannya.
Sialan! Cowo kok mulut udah kayak sambel. Pedes.
Agatha heran bisa bersahabat dengan Rayhan Prandana sekaligus anak dari pemilik sekolah ini.
Hampir setiap hari, ada saja yang Menembak Rayhan. Mulai dari lewat surat, chat, Dan baru hari ini Agatha melihat cewe yang berani ngomong langsung.
Agatha juga heran padahal apa bagusnya sih tuh anak, mereka siswi-siswi yang selalu menjerit setiap Rayhan lewat tidak tau saja. Pangeran yang selalu diidam-idamkannya suka warna Pink bahkan meja belajarnya warna Pink. Hei, jaman sekarang cowo yang terlihat cool. Ternyata suka Warna PINK. Bukan masalah sebenarnya, tapi masalahnya meja belajarnya warna Pink. Bahkan, Agatha pernah mempergokinya memeluk bantal berwarna Pink. Jijik! Ew!
Yah! Sebagai sahabatnya Agatha akan menutupi aib-aibnya. Karena yang Agatha sebutkan tadi hanya salah satunya saja. Masih banyak lagi yang belum diceritakan saja!
***
Agatha menatap bosan kearah sosok laki-laki tampan yang sedang mendribel bola basket ke arah ring. kancing seragamnya dibuka hingga nampak kaos putih polosnya, keringatnya berucucuran yang anehnya malah terlihat cool.
"Ray, lo belum kelar? gue bosen nunggu elo!" teriak Agatha kearah Rayhan yang meng-shoot three point dan masuk.
"hmm..." Rayhan hanya membalas gumaman saja, ingin sekali Ia mencekiknya. Datar, Dingin tak ada lembutnya dengan siapapun termasuk Agatha Raihanna yang bisa dibilang sahabatnya dari ia yang masih memakai kaos kutang dan celana dalam batman saat lari-larian mengejar bola plastik.
"kalo ngomong itu yang panjang, jangan singkat-singkat. Minta di tampol sih nih anak!" Agatha mendengus, kesal. Walaupun, sudah terlalu sering menghadapi sikap dingin Rayhan tapi tetap saja, Ia tak kuat menahan kekesalannya.
"ayo" Rayhan menarik tangannya dan menggenggamnya. Hangat. tas Rayhan yang disampirkan di bahu kanan.
Kami menuju mobil merah Rayhan. Sekolah sudah sepi hanya beberapa siswa yang baru pulang atau sekedar duduk menunggu jemputan. Rayhan membukakan pintu mobil untuk Agatha yang disambut dengan cemberut, masih kesal dengan kejadian tadi."hari ini, gue kesel sama elo Ray!" Agatha mendelik kesal kearah Rayhan yang bahkan cuek tak menanggapinya.
"tuh kan! Elo bukannya minta maaf malah cuek. Berasa ngomong sama tembok gue"
"maaf" ucap Rayhan. Yang malah membuat Agatha terbengong dengan jawabannya.
"ga salah denger kan gue! Elo ngomong gitu? Beruang kutub bisa juga minta maaf. Hahahaha"
"gue tarik kata-kata tadi!" Rayhan mulai kesal, karena Agatha meledeknya.
"ihh.. Jadi gemes deh sama kamu. Baperan kayak cewek pms" ucap Agatha sambil mencolek-colek pipinya.
Rayhan menoleh, ia menatapnya intens. Mata coklatnya seakan-akan menghipnotis Agatha. Agatha bahkan gugup dan menarik jarinya. Rayhan juga menoleh kembali dan menatap lurus kedepan. Fokus menyetir.
Agatha bingung, mengapa hatinya berdebar?
***
"mama, Agatha main yah!" Agatha berpamitan dengan Rina-mama Agatha, yang sedang membuat kue. Yang dibalas dengan anggukan, padahal Agatha tak melihatnya.
Agatha keluar rumah dan ingin mengganggu Rayhan yang rumahnya di seberang rumah Agatha.
"KUDA NIL MAEN YOK, KUDA NIL" teriak Agatha tak tau malu. Biasanya orang akan mengucapkan salam. Tapi, tidak untuk Agatha ia akan terus berteriak hingga ada yang menyautnya.
Gerbang didepannya terbuka menampilkan Rayhan dengan wajah bantal miliknya. Agatha menoyor kepala Rayhan yang dibalas tatapan tajamnya.
"apasih loh! Teriak-teriak, noyor pala orang. Ganggu."
"gimana gua ga pukul elo. Ga punya baju lo?! kebiasaan keluar rumah cuma pake boxer. Untung ini gue, coba kalo om-om mesum yang datang. Abis loh digrepe" ucap Agatha sinis. Dan tanpa mempedulikan tatapan tajam Rayhan yang sudah kebal baginya ia berjalan kedalam rumah Rayhan.
Rayhan kembali duduk dan merebut cemilan yang dipegang Agatha.
Biasanya Agatha akan memarahinya. Tapi, Agatha hanya termenung membuat Rayhan bingung. Sedetik kemudian ia mengerti Agatha pasti ada masalah. Rayhan mengusap kepala Agatha dan memeluknya dari samping. Agatha menyenderkan kepalanya dibahu Rayhan, dan tumpahlah tangis Agatha.
"hiks.. Hiks.. Gue benci sama Chandra. Chandra putusin gue Ray. Hiks.. " Agatha diputuskan oleh Chandra. Chandra cowo sekian kali Agatha. Rayhan memang awalnya tidak setuju kedekatan Agatha dengan Chandra yang dimana cowo itu adalah musuh Rayhan. Pasti Chandra berencana seperti ini, membuat Agatha menangis patah hati. Chandra tau bahwa yang akan membuat Rayhan sakit hati ketika 2 perempuan yang Rayhan sayangi, mama dan Agatha disakiti. Rayhan akan buat perhitungan dengan Chandra.
"sstt.. Ada gue disini" Rayhan menenangkan Agatha yang masih menangisi cowo brengsek seperti Chandra.
"hiks.. Hiks.." sepertinya ucapan Rayhan salah. Justru Agatha semakin menangis menjadi-jadi. Rayhan tidak tahu! Agatha menangis juga bukan hanya karena Chandra. Tapi, mengapa ada rasa lebih dihati Agatha untuk Rayhan? Agatha tidak mau Rayhan sahabatnya jauh darinya karena perasaan ini? Memikirkannya saja bagaikan mimpi buruk untuk Agatha.
Dan sore itu, Rayhan pusing mencari cara agar Agatha berhenti menangis.
# # # # # # # # #