7

19 6 0
                                    


Sampai tiba di sekolah Lina merasa kesal kepada Jeslyn yang diem saja dan merasa sia-sia saja usahanya tadi.

"Lo apa-apain sih Jes kok malah kayak anak hilang tadi." Ucap Lina sambil menatap tajam mata Jeslyn.

"La terus lo mau nya gue ngapain, apa lu suruh gue pura-pura jatuh depan dia, apa langsung membuka mulut agar ada perbincangan di antara gue sama si dingin, kan gak mungkin gue ini cewek bro, mau tarok dimana ni muka." Ucap Jeslyn yang malah membalas kekesalan Lina.

"Ya gakpapa sekali-kali kita sebagai kaum perempuan yang mulai duluan siapa tau nanti malah mereka yang mengejar-ngejar kita." Ucap Lisa membayangkan sesuatu sambil senyum-senyum.

"Itu mah lo aja Lis gue gak mau." Jawab Jeslyn nyolot.

"Yaudah lo yakin ya, gue aja ya yang deketin dia." Jawab Lisa yang makin menyolot.

"Lah masak iya lo mau nikung temen lo sendiri." Ucap Jeslyn.

"Hahaha ketahuan deh." Ucap Lina dan Lisa berbarengan.

"Lo bukan hanya penasarankan tapi lo juga naksir sama doi" Ucap Lina.

"Yaudah ayok buruan ke kelas" Ucap Jeslyn mengalihkan pembicaraan.

"Cie....cie..." seru Lina dan Lisa.

Selama pelajaran Jeslyn pikirannya kemana-mana dan tidak jarang ia menolehkan kepalanya ke jam dinding yang berada di belakang kelas, Lina merasa geram melihat tingkah Jeslyn yang gak seperti biasanya, ketika bel berbunyi Jeslyn sangat bersemangat menutup buku pelajaran dan memasukkannya ke dalam tas. Lina yang merasa geram langsung nyamperin Jeslyn "Jes lo kalo suka sama orang jangan sampai ganggu pelajaran lo donk" Ucapnya.

"Kata siapa Lin ganggu pelajaran." Jawab Jeslyn.

"Coba gue tanya tadi kita belajar tentang apa?" tanya Lina.

"Tentang......aduh tentang apa yah." Jawab Jeslyn sambil menguji daya ingatnya.

"Wahh berarti bener kata lo Lin." Ucap Lisa yang meyakinkan kalau pendapat kakaknya tersebut bener adanya.

"Na apa kata gue topiknya aja lo gak tau apa lagi materinya, lo juga Lis ya iyalah bener, tu lo liat Jeslyn gak tau apa-apa" Ucap Lisa menyadarkan Jeslyn.

"Ya ampun thanks banget Lin lo udah nyadari gue." Ucap Jeslyn yang menyadari tingkahnya.

"Ya sama-sama Jes jangan diulangin lagi ya, kita sama-sama sahabat harus saling ngingetin kalo ada yang salah dan yang salah harus mau nerima pendapat, aku gak mau kita berpisah karena salah paham atau pun karena keegoisan." Ucap Lina dengan lebay sambil merangkul Jeslyn dan Lisa.

"oke" Ucap Jeslyn dan Lisa berbarengan sambil mengedipkan satu mata masing-masing.

"Ayok ke kantin." Ucap Lina.

"Ayok tapi nanti kita ke perpus lagi ya." Ucap Jeslyn.

"Haha oke deh" Jawab Lisa.

Seusai makan mereka pun menuju ke perpus dengan sedikit bercanda Lina mengoda Jeslyn "Cie yang udah gak sabar liat si doi" ucapnya.

"hahaha udah deh jangan gitu ntar gue salah tingkah lagi, lo marah-marah gak jelas lagi" Jawab Jeslyn malu-malu.

"hahaha iya awas lo ya." Ucap Lina.

Setiba di perpustakaan Jeslyn, Lina dan Lisa pun langsung mengambil buku untuk mereka baca, sebenernya bukan untuk dibaca melainkan hanya agar tidak terlalu dicurigai kalau sedang memerhatikan si dingin yang sedang duduk di sudut perpustakaan.

Mereka pun duduk tidak jauh dari sudut ruangan itu.

Terlihat gerak-gerik tiga kawan tersebut menutup wajah mereka dengan buku dan memiringkan sedikit buku tersebut agar dapat melihat si dingin.

*Di sisi lain si dingin yang merasa sedikit risih pun mulai salah tingkah, ia langsung meletakkan kembali buku yang di bacanya ke rak, namun rasa salah tingkah itu membuat ia tidak berhati-hati saat menyelipkan buku tersebut sehingga beberapa buku di barisan rak pun terjatuh berserakan.

Melihat hal tersebut Jeslyn langsung berjalan mengarah ke tempat buku-buku yang jatuh tersebut dengan tujuan membantu si dingin.

Ketika Jeslyn ingin mengambil salah satu buku tersebut dan ternyata si dingin pun ingin mengambil buku tersebut, mereka pun saling bertatapan.

5 detik kemudian si dingin melebarkan bibirnya *tersenyum kepada Jeslyn, melihat senyuman si dingin yang dinanti-nanti, Jeslyn pun langsung melepaskan buku tersebut dan mengambil buku-buku yang lain.

Sesudah semua buku diletakkan kembali si dingin pun berkata "Terima kasih ya, bdw nama lo Jeslyn kelas 10 C kan?" ucapnya.

"Iya tau dari mana?" jawab Jeslyn sedikit terkejut bahagia.

"Jelas tau, gue kelas 10 E, kelas yang lo masukin diawal sekolah terus gue perna negur lo karena tali sepatu lo lepas, panggil gue Jio" Ucapnya.

"oh ternyata nama lo Jio." Ucap Jeslyn yang tidak tahu mau bicara apa karenaa merasa malu dan bahagia ternyata si dingin sudah lebih dari satu kali membantunnya.

"Yupss.. belum mau masuk kelas nih, sebentar lagi bel berbunyi mau barengan gak? kan kelas gue ngelewatin kelas lo?" Tanyanya.

"Boleh, gue panggil temen-temen gue dulu ya." Jawab Jeslyn yang langsung melambaikan tangannya seakan-akan menyuruh Lina dan Lisa mendekatinya.

Selama perjalanan ke kelas Lina dan Lisa mendengarkan percakapan Jeslyn dan Jio yang berjalan di depan mereka.

"oh iya btw lo kok tau kalo gue kelas 10 C?" Tanya Jeslyn membuka pembicaraan.

"Jadi gini, waktu pertama masuk sekolah... ada bidadari tanpa sayap salah masuk kelas, apa lo lupa?" jawab Jio.

"Astaga jadi kelas itu kelas lo, jangan diinget-inget lagi sumpah gue malu banget di kelas itu. Btw kamu duduk di mana waktu itu?" Ucap Jeslyn

"Ya di belakang lo, udah nyampe kelas lo nih, buruan masuk." Ucap Jio.

"Yaudah gue duluan ya Jio, Bye." Ucap Jeslyn sambil tersenyum manja namun Jio berjalan lurus saja.

Jeslyn mendumel "kenapa langkah kaki gue begitu cepat melangkah kan jadi cepat sampai kelas" Ucapnya.

"Hey Jeslyn sadar napa emang jarang perpustakaan dengan kelas kita dekat kok, kalau di lagu itu ya cuma lima langkah." Ucap Lina menyadarkan Jeslyn.

Mendengar ucapan Lina membuat Lisa sontak bernyanyi, begitu pun Jeslyn dan pada akhirnya mereka bertiga malah bernyanyi-nyanyi sampai guru masuk ke dalam kelas.

Berharap JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang