stilltiga

506 43 10
                                    


Setelah beberapa lama mengobrol, Jungkook membawaTaehyung kembali kekamarnya. Apalagi sebentar lagi jadwal Taehyung untuk melakukan terapi. Jungkook heran dengan terapi yang dilakukanTaehyung. Bukankah sudah lama sekali Taehyung melakukan terapi, tetapi mengapa belum sembuh juga.

Jungkook membantu Taehyung pindah dari kursi rodanya ketempat tidur. "Hyung istirahatlah dulu, nanti aku kemari lagi untuk menjemput hyung dan menemani hyung melakukan terapi."

Taehyung menganggukkan kepalanya, "Makasih ya Kook, kau hebat ya sekarang, sudah menjadi dokter." ujar Taehyung, membuat Jungkook tersipu. "Bisakah kita nanti bicara lagi? Masih banyak yang ingin hyung bicarakan denganmu." pinta Taehyung.

"Tentu hyung, kapanpun aku bersedia."

Setelahnya Jungkook meninggalkan kamar Taehyung, menuju ruang dokter Namjoon. Jungkook ingin mencari keterangan tentang kondisi Taehyung.

Namjoon menceritakan semua keadaan Taehyung dari awal Taehyung yang masuk ke panti rehabilitasi hanya diantar oleh pengawal Ayahnya. Taehyung dulu, dibawa ke panti rehabilitasi sehari setelah ia sadar dari komanya. Saat kondisinya masih sangat labil pasca ia mengetahui kenyataan yang sebenarnya bahwa ia tidak bias berjalan. Seharusnya keluarga memberikan dukungan untuk Taehyung, bukan malah menyingkirkannya karena malu memiliki anak cacat.

Taehyung sempat depresi, tidak merespon orang-orang yang mengajaknya berinteraksi. Sampai suatu saat Namjoon mengajak istrinya ke panti, dan mempertemukannya dengan Taehyung. Dan berhasil, sedikit demi sedikit Seokjin membuat Taehyung kembali menjadi Taehyung yang seperti sekarang.

Jungkook juga menanyakan apakah Taehyung dapat disembuhkan. Atau dapat berjalan seperti sedia kala. Namjoon hanya menghela nafasnya menjawab pertanyaan Jungkook. Kesempatan Taehyung untuk dapat berjalan kembali memang ada, tapi itu sangat kecil prosentasenya meskipun Taehyung melakukan terapi tiap hari. Jungkook tentu saja sangat sedih mendengar jawaban Namjoon.

Setelah mendapat penjelasan tentang tugas-tugasnya selama mengabdi di panti, Jungkook bergegas kembali ke kamar Taehyung. Jungkook ingin selalu berada disamping Taehyung, memberikan semangat, mendengarkan keluh kesahnya, dan sebagainya. Meski sekarang mereka bukan lagi sepasang kekasih, tapi paling tidak Jungkook pernah menjadi orang terdekatnya Taehyung. Jungkook merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya, ia ingin menghubungi teman lama sekaligus adik dari mantan kekasihnya.

Jungkook ingin Mingyu tahu keberadaan dan keadaan kakaknya sekarang, supaya Mingyu tidak salah paham lagi terhadap Taehyung. Jungkook masuk ke kamar Taehyung setelah selesai menelpon Mingyu.

"Hyung apa kau tidur?" Jungkook menyembulkan kepalanya dipintu kamar Taehyung.

"Kookie? Masuklah!" perintah Taehyung.

"Kau tidak ada tugas eoh?"

"Tidak, aku hanya bertugas pagi hari hyung, dan selebihnya tugasku adalah menemanimu hyung."

"Benarkah?"

Jungkook menganggukkan kepalanya mantab. "Hyung . . . bolehkah aku memeluk hyung lagi?"

Tanpa menjawab, Taehyung langsung memeluk Jungkook, mantan kekasihnya. Hatinya tidak bisa berbohong jika ia masih mencintai namja yang ada dalam pelukannya, tapi kondisinya saat ini tidak memungkinkan ia menyatakan cintanya kembali pada Jungkook. Biarlah mengalir apa adanya, membiarkan takdir membawanya nanti.

"Ternyata kau masih seperti dulu ya Kook, manja." komentar Taehyung.

"Ish hyung. Aku sudah tidak manja." Jungkook melepaskan pelukannya pada Taehyung.

Mereka kembali menceritakan kisah mereka setelah putus kontak. Berbagi suka dan duka, saling mendengarkan dan menanggapi.

"Hyung . . . aku sudah menelpon Mingyu," ucap Jungkook.

"Kau masih menyimpan kontaknya?" tanya Taehyung, "Aku kangen sekali dengan Mingyu, bagaimana nasibnya sekarang."

"Sebelum kemari kami sempat bertemu hyung, setelah beberapa tahun kami tidak ketemu. Dia banyak cerita tentang dirinya yang menjadi korban pertunangan setelah kedua kakaknya menghilang." cerita Jungkook.

"Kasihan dia, dia yang harus menerima tanggung jawab bertunangan dengan Eunha." sahut Taehyung.

"Betul hyung, saat bertemu Mingyu kemarin penampilan Mingyu benar-benar memprihatinkan."

"Aku jadi merasa bersalah padanya Kook."

"Hyung tidak salah kok, keadaan yang membuat kesalahpahaman ini. Mungkin setelah Mingyu bertemu hyung, semuanya akan berubah hyung."

"Aku harap begitu. Terima kasih ya Kook." tangan kanan Taehyung terulur mengusap surai hitam Jungkook.

#

Tengah malam ponsel Jungkook berdering terus menerus, membuat pemiliknya harus mengangkat panggilan tersebut. Belum sempat Jungkook menjawab, suara diseberang telpon sudah menyahut terlebih dahulu.

"Kook aku sudah berada didepan asramamu bertugas! Cepat bukakan pintu!"

Jungkook mendengus sebal pada penelpon yang seenaknya sendiri, apa dia tidak tahu jika saat ini sudah tengah malam. Dengan enggan Jungkook membukakan pintu untuk Mingyu, sambil mendumel tentu saja. Mingyu langsung memintanya untuk mengantarkannya pada Taehyung. Jungkook menolaknya, tentu saja karena masih tengah malam, takutnya akan menganggu istirahat Taehyung dan juga orang-orang yang disekitar kamar Taehyung.

Mingyu akhirnya menurut ada kata Jungkook. Daripada Jungkook tidak mau mengantarkannya pada Taehyung. Mingyu sudah menyiapkan sumpah serapahnya yang akan dilontarkannya jika berjumpa Taehyung. Mingyu benci kepada kakaknya yang seenaknya kabur dari pertunangan dan melimpahkan tunangannya kepada dirinya. Jungkook memang tidak memberi tahu kondisi Taehyung yang sebenarnya pada Mingyu. Biarlah Mingyu melihat sendiri keadaan Taehyung.

Pagi-pun tiba, setelah mandi Mingyu segera menyeret Jungkook untuk mengantarkannya menemui Taehyung.

"Gyu . . . aku harap setelah kau bertemu dengan Tae-hyung, kau tidak marah ataupun benci padanya Gyu." ucap Jungkook.

"Kenapa? Aku memang berhak marah dan benci pada Taehyung!" jawab Mingyu dengan meninggikan suaranya.

"Terserah padamulah." kemudian Jungkook berjalan menyusuri jalan setapak yang menghubungkannya dengan asrama pasien panti rehabilitasi.

Jungkook mengajak Mingyu ke kamar Taehyung, namun kamar itu sudah rapi tanpa penghuni. Jungkook lalu melangkahkan kakinya ke tempat pertama kali ia bertemu Taehyung kemarin. Mingyu bingung kenapa Jungkook mengajaknya ketempat seperti ini, apa sekarang hyungnya bekerja ditempat ini seperti Jungkook?

Lamunan Mingyu terusik saat Jungkook menepuk pundaknya, "Gyu itu Tae-hyung." Jungkook menunjuk pada namja yang duduk diatas kursi roda menghadap ke kolam ikan, membelakangi dirinya dan Mingyu.

"Tae-hyung." lirih Mingyu. Mingyu tidak bisa berkata apa-apa saat melihat Taehyung dari belakang.

"Jja temuilah hyungmu!" perintah Jungkook.

#

TBC

Bersambung dulu ya . .
Vote dan komentarnya jangan lupa.
Love You . . .

Still Loving YouWhere stories live. Discover now