ATM BERJALAN

16 4 0
                                    


Mall 6 lantai ini tampak seperti biasanya, tak sepi namun tak juga ramai. Tempat ini selalu jadi tempat favorit Ara ketika dia sedang badmood.

Di sinilah akhirnya Ara dan Aie, duduk berhadapan di sebuah meja bundar kecil dilengkapi dengan sofa coklat yang nyaman. Gerai Donut dengan nuansa klasiknya membuat Ara merasa nyaman duduk berlama-lama sambil menikmati segelas vanilla late bertemankan donut lembut dengan banyak varian rasa yang meleleh di mulut.

Gerai donat ini tak pernah berubah dari dulu. Ara masih ingat betul, Bundanya dan Mami Aie selalu membawa mereka ke gerai ini karena keduanya menyukai donut sejak kecil. Dan di meja inilah, meja di sudut kanan yang tengah ditempatinya kini adalah meja yang sama, tempat dimana mereka duduk dulu. Ah, rasanya waktu terlalu cepat berlalu. Seingatnya baru beberapa waktu lalu  dia merayakan ulang tahunnya ke-7 tahun. Sekarang dia sudah beranjak menjadi gadis cantik berumur 21 tahun.

Tiba-tiba hidung mancung Ara mencium aroma lembut khas vanilla late yang seketika itu juga membuyarkan nostalgianya akan masa kecil. Matanya yang terpejam sangking menikmati aroma tersebut, membuat Aie memiliki ide untuk menjahili sahabatnya itu. Krim putih di atas donut yang baru dipesannya beberapa menit lalu dicoleknya, kemudian dengan gerakan jail dia meletakkan krim itu di hidung Ara. Ara terlonjak kaget, dalam sekejap wajahnya merah padan karena marah.

"Eh monyet! Apa-apaan nih? Colak-colek lu kira gua sabun colek?".

"Hahahhahaha. Lucu sumpah lucu kalo ada gituan di hidung lo, kayak boneka salju pas natalan". Aie tertawa puas menikmati wajah Ara dengan krim di hidungnya  yang terkesan lucu hingga matanya terlihat basah.

"Ih apaan nih! Setan lo Aie, lo kira muka gua donut apa dikasiin krim gini!". Ara mengelap sisa krim yang masih menempel di hidungnya.

"Jangan dilap dong, gua masih pengen lihat komuk lo kayak gitu.hahahhahaha".

"Ogah. Sumpah becanda lo gak lucu".

"Ok. Ok . Sorry deh kalo gak lucu. Gua cuman pengen lo ketawa aja sih. Abisan dari tadi gua liatin lo bengong mulu. Kenapa sih ? Cerita ke gua".

"Gapapa. Gua lagi badmood aja".

"Seriusan? Tapi dari  muka lo aja udah jelas lo lagi kenapa napa. Lo mungkin bisa boongin orang. Tapi gua gak Ra, gua udah kenal sifat lo dari orok. Sekarang mendingan lo cerita dari pada lo pendem-pendem terus lo frustasi terus lo milih lompat dari apartemen lo terus lo modar dan gua gak punya temen gila-gilaan lagi dong".

"Yeeeh, lo kira gua gak punya otak apa, kalo pun gua mau bunuh diri mending gua minum obat tidur banyak-banyak dah dari pada lompat dari apartemen. Gua gak mau ntar jiwa gua gentayangan. Gua mau mati dalam damai".

"Gaya lo Ra. Jijai gua dengernya. Yaudah kalo lo gak mau cerita gapapa deh, sekarang minum nih vanilla late lo sebelum cair es nya. Donutnya sengaja gua ambil banyak karena gua tau lo lagi stres. Dan khusus hari ini gua bakalan nemenin lo seharian terserah lo mau ngapain, lo mau kemana, beli apa gua ladenin. Tapi habis itu lo harus cerita sama gua lo kenapa. Call?".

"Ok. Call!".

Senyum cerianya kembali mengembang. Aie memang selalu bisa jadi mood booster buat Ara. Bagi Ara, Aie adalah malaikat dalam bentuk manusia ganteng yang selalu jadi orang pertama yang peduli padanya.

Thanks a lot Aie, sahabat dunia akhirat gue.

Gumam Ara dalam hatinya.

______________________________________

"Kalo gua pake kemeja warna pink keg gini lucu gak nyet?".

"Bah, lucu darimana coba. Sangar gitu muka lo mau make pink gak cocok. Bukan Ara banget. Sini deh gua pilihin baju yang cocok ama lo. Gini-gini selera gua selalu hight class gak kaya lo selera gembel kolong jembatan".

Ow Ow AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang