Chapter 4 : Singto

2.6K 273 92
                                    

Singto P.O.V


Awalnya aku hanya ingin menjemputnya dan mengajaknya makan siang saja tetapi moodku langsung hancur saat melihat pria bermuka tebal yang bernama Amp itu. Bukankah Krist sudah menolaknya dulu tetapi kenapa saat ini pria itu kembali.

Sinyalku mengatakan bahwa pria itu masih menyukai Krist dan ingin merebutnya dariku. Sungguh itu membuatku kesal. Apalagi Krist dengan sengaja menutup - nutupinya.

Apa Krist mulai membela pria itu sekarang?

Krist itu milikku. Tidak ada yang bisa merebutnya dariku. Awas saja pria itu aku akan membuat hidupnya menderita nanti jika sampai berani membuat Kristku goyah.

Ku melirik kearah Krist yang saat ini tengah duduk di sampingku. Ada sebuah ide terbersit di benakku. Aku memutuskan untuk kembali kerumah saja. Aku ingin berdua bersamanya.

Saat Krist memasuki kamar. Aku mengikutinya. Ku lihat saat ini ia sedang duduk di sofa. Jadi aku menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Kenapa P' mengikutiku?" Tanyanya padaku dengan wajah yang sangat menggemaskan.

"P' hanya ingin bersama denganmu saja" Jawabku sembari memeluk tubuhnya dan menempelkan kepalaku di bahunya.

Dengan jail aku menciumi telinganya. Mendengar protesnya padaku membuatku semakin gencar melakukannya. Sekarang aku bahkan mulai menjilati telinganya. Aku sangat suka menggodanya. Saat ini bahkan Krist sudah berbaring di sofa.

Aku langsung mencium bibirnya. Bibir Krist masih manis sama seperti terakhir kali aku menciumnnya. Bibirku melumat bibirnya yang manisnya seperti permen itu. Mengecapnya perlahan sebelum lidahku masuk kedalam dan bermain dengan lidahnya. Bergelut dan berdansa didalam sana.

Bibirku sekarang mulai turun menuju lehernya menjelajahi leher putih miliknya. Mencium dan menggigit gigit kecil membuat tanda kemerahan disana. Sementara tanganku bahkan sudah masuk ke dalam kemejanya.

Mendengar desahan yang keluar dari mulut manisnya itu entah mengapa membuatku semakin bergairah. Jemariku mulai membuka satu persatu kancing seragam kemeja yang Krist kenakan dan terlihatlah kulit putih mulus milik Krist yang tidak terhalang apapun terpapar indah di tepat depan mataku.

Membuatku langsung saja menyerang lehernya lagi dan salah satu tanganku membelai nipplenya. Bibirku menjelajahi setiap jengkal tubuh Krist.

Mulai dari leher jenjangnya. Bahunya turun terus sampai menuju dadanya setelah itu lidahku menjilati nipplenya satu lagi dengan erotis.

Krist mendesah cukup kencang saat aku mengigit kecil nipplenya itu. Bibirku kini turun menuju perutnya serta memberikan ciuman kecil seringan bulu dimana - mana dan mataku tertuju pada sesuatu di dalam celananya yang mulai membesar itu.

Tanganku meremas kemaluannya yang masih terbungkus celana jeansnya. Membuat desahan cukup kencang keluar tak terkendali dari bibir manisnya itu.

Melihat ekspresi Krist saat tanganku meremas kemaluannya tadi aku tahu Krist sama sangat bergairahnya denganku. Tanganku mulai melepaskan kancing celananya dan membuka resleting celananya dengan gigiku. Setelah itu menarik celana dan celana dalamnya lepas dari tubuhnya sekaligus sebelum membuangnya ke lantai.

[2]. All The Time We Spend Together [ Sequel A World That Is You ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang