Taehyung terbangun di dalam Ruangan putih dengan aroma obat yang begitu menyengat. Ah. .dia ingat sekarang, dia tertembak dan jatuh pingsan kekurangan darah.
Tunggu.
Lalu bagaimana keadaan orang-orang? Appanya? Appa Jungkook? Kawan-kawannya?
Bagaimana keadaan Jungkook.
Taehyung berusaha bangkit dari tidurnya. Sial sekali, perutnya begitu sakit, membuatnya limbung dan kembali terhempas pada ranjang rumah sakit.
"Tae. ."
Suara lembut itu menyapa gendang telinganya. Seperti sesuatu yang dingin tumpah dari atas kepalanya dan menetes sampai hatinya. Begitu menenangkannya.
"Kookie?" Taehyung tersenyum begitu tampan, Jungkook tengah berjalan kearahnya, yeojanya yang menawan tengah tersenyum manis kearahnya.
"Merasa lebih baik?" Jungkook menyibak poni yang menutupi mata Taehyung, mengelusnya pelan.
Nyaman sekali, sampai Taehyung memejamkam matanya dan mengangguk sebagai jawaban.
"Apa mereka baik?"
Taehyung membuka matanya, menarik lembut tangan Jungkook yang berada dipuncak kepalannya kemudian mengecupinya sayang."Appa belum sadar,"
Jungkook menghela napas panjang. Eommanya tidak ingin beranjak dari tempat appanya berbaring, bahkan hanya untuk menelan seteguk air pun eommanya tidak sanggup.
Taehyung terdiam.
"Lalu appaku?"
Taehyung menarik tangan Jungkook, seolah memintanya untuk berbaring disebelahnya. Mengabaikan perutnya yang nyeri akibat gerakannya.
"Appa Chan membaik, dia boleh pulang 2 hari lagi" gumam Jungkook merapatkan dirinya pada Taehyung.
"Tae oppa, . ." Panggil Jungkook pelan."Hemm. . .?"
Taehyung menyesap aroma sampo Jungkook dalam-dalam."Bagaimana cara kita mengatakan ini pada Hyun Sik oppa?"
Taehyung melupakan itu, dia sudah membunuh orangtua Hyun Sik dan adiknya meskipun secara teknis Mingyu yang meledakkan Hyun He tapi dia ikut andil dalam masalah itu.
"Aku sudah tahu"
Jungkook dan Taehyung terkesiap, Hyun Sik ada disini didalam Rumah Sakit dengan pengawalan polisi.
Jungkook segera bangkit dari tidurnya.
Rasa bersalah menjalari tubuh Taehyung dan Jungkook, membuat tenggorokan mereka sakit.
"Bukan salah kalian" gumam Hyun Sik.
Sudut matanya berair dan matanya membengkak, mungkin Hyun Sik menangis tanpa henti sejelah mendengar kabar itu, penampilannya sangat kacau. Kacau sekali, membuat rasa sesak didada Jungkook semakin menjadi.
Tanpa pikir panjang Jungkook menerjang Hyun Sik, memeluknya begitu erat disertai isak tangis.
Taehyung hanya diam, dia memaklumi itu, Jungkook akan selalu menganggap Hyun Sik saudaranya dan apa yang dirasakan Hyun Sik, Jungkookpun pasti merasakannya.
"Hiks. . Oppa. . . " isak Jungkook. Tangannya meremat kuat kaus yang dikenakan Hyun Sik.
"Ssssttt. . .aku tak apa. . . Jangan menangis"
Hyun Sik mengusap puncak kepala Jungkook, mencoba menenangkan meskipun dia sendiri juga butuh sandaran saat ini."Aku minta maaf" gumam Taehyung Menyesal.
Dia seperti baru saja merampas kebahagiaan seseorang dengan cara merenggut nyawa keluarganya. Taehyung merasa buruk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mian /kth+jjk(gs)
Fanfiction"Sem0ga kalian bahagia tuan Kim" Jeon Jungkook "BODOH.. !! TEMUKAN DIA SECEPATNYA, AKU MEMBAYAR KALIAN BUKAN UNTUK MENDENGAR KEGAGALAN !!!" Kim Taehyung "Apa yang telah kau lakukan kepada adikku Brengsek !!" Hoseok "A-adik?" Taehyung "Ya . .Jeon Jun...