1

20.3K 509 8
                                    

Pagi hari ini, Tyas sudah siap untuk berangkat ke sekolah barunya. Karena ia baru saja lulus dari SMP dan menginjak ke masa SMA, dia akan menempati kelas baru, sekolah baru dan mendapatkan yang serba baru.

Perjalanan ke sekolah, Tyas di antarkan oleh papanya. Setelah sampai di depan gerbang, Tyas pun mulai menelusuri koridor sekolahnya. Dan tiba tiba

Brak..

Tyas nyaris jatuh kalau saja tidak ditahan oleh seseorang.

"Eh! Maaf nggak sengaja tadi. Nggak ada yang sakit kan?" Kata orang itu.

"Iyaa nggakpapa kok, nggak ada yang sakit juga. Cuma kaget aja," jawab Tyas terasa gugup. Baru pertama kali masuk sekolah, sudah ada saja masalah yang dialaminya.

Orang itu tersenyum.

Cukup tampan.

"Kenalin, nama gue Ersa. Gue kelas XI IPA 2" katanya sembari mengulurkan tangannya.

"Panggil aja Tyas." Tyas tersenyum sembari membalas jabatan tangan lelaki tersebut.

Tett.. Tett.. Tett..

"Gue mau ke kelas dulu, udah bel," katanya menyambung.

"Oke. Sekali lagi gue maaf ya."

"Iya" Tyas meninggalkan lelaki itu dan berjalan menuju kelas barunya berada.

Di kelas X MIPA 2  sudah ada wali kelas yang datang. Semua siswa yang ada dikelas itu dihimbau untuk berkenalan satu per satu di depan murid yang lainnya. Giliran Tyas untuk maju memperkenalkan dirinya kepada teman temannya.

"Nama saya Abbiya Sukma Tyas Rahmasari, biasa dipanggil Tyas. Saya lulusan dari SMP Negeri 269. Sekian, terima kasih."

"Tyas silahkan duduk ke bangkumu kembali" kata Bu Aira—wali kelas X MIPA 2.

Tidak lama kemudian perkenalan pun selesai. Bel istirahat berbunyi

Tyas dan teman sebangkunya yang bernama Fatma itu sudah berteman sejak mereka menduduki bangku Sekolah Dasar.

Mereka bergegas pergi ke kantin untuk mengisi perut. Setelah sampai, mereka langsung memesan dua mangkok bakso komplit dan langsung menduduki salah satu bangku kosong yang ada di pojok kantin.

Tidak lama tampak Ersa dan salah seorang temannya—Farry— yang berjalan mendekat ke meja Tyas dan Fatma.

"Boleh gue ikut duduk disini?" Tanpa diduga, Ersa dan Farry sudah berdiri di depan meja yang ditempati Tyas.

"Boleh kak, boleh banget malahan. Kalo kalian mau duduk, ya tinggal duduk aja. Kita gak keberatan. Iya kan Yas?" Sahut Fatma bersemangat sambil menyikut lengan Tyas.

Tyas pasrah. Karena temannya yang satu ini sangat tergila-gila dengan cogan, maka jadilah seperti itu.

Dasar gemblung. Giliran cowo wae langsung.

Ersa dan Farry langsung menduduki bangku kosong yang ada di depannya dan meletakkan sepiring siomay yang mereka bawa.

Mereka berempat berbincang bincang dan saling berkenalan satu sama lain. Kecuali Tyas dan Ersa. Karena mereka sudah kenal saat tadi tidak sengaja bertemu.

Tidak lama kemudian, bakso yang telah dipesanpun datang. Mereka berempat menyantap makanannya masing masing. Tak ada pembicaraan antara keempatnya, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu.

Setelah selesai makan, mereka tidak langsung kembali ke kelas. Namun. mereka berbincang-bincang terlebuh dahulu.

Farry dan Fatma asik berbincang-bincang sendiri. Sedangkan diantara Ersa dan Tyas tidak ada pembicaraan apapun, sampai akhirnya Ersa mengalah untuk membuka suara.

"Yas, bolehkan kalau gue pengen kenal sama lo lebih dekat lagi?" tanya Ersa.

"Kenapa enggak? Lagiankan saling mengenal sebagai teman itu lebih baik." Tyas yang dasarnya kalem dan mudah bergaul.

"Lo masuk kelas mana?" Ersa bertanya kembali.

"Gue masuk kelas X IPA 2," jawab Tyas

"Berarti pinter dong?" Goda Ersa.

Tyas hanya terkekeh mendengar itu.

"Yaudah nanti balik sekolah gue samperin ke kelas lo ya," pinta Ersa kembali.

"Ngapain?" Tyas merasa heran dengan kakak kelasnya ini.

"Balik bareng gue." Yang dilakukan Ersa hanyalah tersenyum lebar sampai memperlihatkan deretan giginya. Namun tidak dengan Tyas. Ia cengo mendengar ajakan Ersa.

"Nggak usah. Gue dijemput Papa kok." Tolaknya halus.

"Nggakpapa. Bilang aja sama Papa lo kalo lo balik bareng teman." Ersa terus berusaha agar Tyas mau pulang bersama dirinya.

"Yaudah kalo lo maksa."

Ersapun tersenyum lebar. Tidak lama bel masuk pun berbunyi. Mereka balik ke kelas masing-masing dan tidak lama kemudian pelajaran pun telah usai.

Ersa, yang tadi sudah janji akan menemui Tyas di kelasnya seusai jam pelajaran pun langsung mengambil tasnya dan berlari ke kelas Tyas yang berada di lantai 2, tidak jauh karena kelas Ersa berada satu lantai namun paling pojok.

Ersa pun tiba di depan kelas Tyas, sedangkan Tyas sedang merapikan semua buku-bukunya yang masih berantakan di atas mejanya. Fatma, sudah pulang duluan karena akan menghadiri acara keluarganya. Tidak lama Tyas keluar menghampiri Ersa yang telah menunggunya di depan kelas.

"Udah?" Ersa bertanya.

"Udah, beres. Ayo pulang." Tyas berjalan beriringan dengan Ersa.

"Rumah lo dimana?" Ersa berusaha membuka obrolan.

"Jalan melati raya 3 nomer 67," Tyas menjelaskan.

"Wah, kebetulan dong. Rumah kita searah. Kalo gue jalan melati dalam 2 nomer 56," jawab Ersa sambil berusaha menyembunyikan senyumannya.

"Oh, tapi beneran nggakpapa ni gue pulang bareng lo? Nggak ngerepotin kan?"

"Nggak ngrepotin sama sekali. Kan gue yang ngajak lo pulang bareng." Ersa mempertegas.

Tyas membalasnha dengan senyuman. Setelah sampai di parkiran, Ersa pun langsung mengambil motornya yang terparkirkan di antara sepeda motor siswa lainnya.

Tidak memakan waktu lama, mereka sampai di depan rumah Tyas. Ersa pun langsung berpamitan untuk pulang.

Kemudian Tyas masuk kedalam rumahnya. Dibalik pintu kamar, Tyas bermonolog.

"Mimpi apaansih gue semalem. ketemu sama cowo yang membingungkan. Mending gue mandi terus tidur biar entar bisa malem bisa maraton nonton drakor."

Tyas membereskan perlengkapan sekolahnya dan membersihkan dirinya juga.

____________________

Dukung terus ya😊
.
.
Ini pertama kalinya aku buat cerita. Jadi, kalau ceritanya gak nyambung maaf yaa😢

Perfect Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang