Tahun 2087, dunia mengalami peperangan kembali, negara-negara besar saling memamerkan alat-alat tempur yang super canggih. Tidak ada alasan khusus dari pecahnya kembali peperangan tersebut, perang tersebut terjadi karena perebutan wilayah kekuasaan, mungkin karena daratan di bumi semakin sempit.
Nisa, wanita berumur 28 tahun terpaksa ikut mengangkat senjata demi melindungi negaranya dari kekerasan tentara negara besar. Banyak tentara yang memeras makanan dari masyarakat di negara kecil dengan alasan mereka adalah tentara dan mereka butuh makanan lebih banyak. Selain untuk melindungi negaranya, alasan lain Nisa ikut berperang adalah karena trauma yang dimilikinya. Dia hanya ingin negaranya hidup damai, pasti negara-negara kecil yang lain juga ingin seperti itu.
.
"Dengarkan, ini misi untuk mengusir tentara yang menindas di Desa 11, kabarnya mereka juga tidak segan-segan untuk membunuh masyarakat yang menentang. Kita akan membagi kelompok menjadi 3, kelompok pertama menjadi Kelompok Pendobrak, kelompok kedua menjadi Kelompok Pembantu dari Kelompok Pendobrak, kelompok ketiga akan menjadi Kelompok Pengungsi, ungsikan sebanyak mungkin masyarakat di desa. Jika nyawa kalian terancam lakukan langkah terakhir seperti biasa. Apa kalian paham?" ujar Agus, pimpinan dari pasukan yang bernama Pasukan Pembebas.
"Baik!"
"Ayo! Maju!"
Semua bergerak sesuai intruksi Agus, Nisa berada di Kelompok Pengungsi karena dia adalah satu-satunya wanita di pasukan tersebut.
Kelompok Pengungsi menyelinap setelah Kelompok Pendobrak berhasil mengacaukan tentara tersebut karena belum melakukan persiapan sebelumnya. Nisa menemukan sepasang Ibu dan Anak, Ibu tersebut terlihat ketakutan karena Nisa memakai seragam seorang prajurit , Nisa tersenyum ramah.
"Maaf Mengganggu Bu, Ibu harus segera mengungsi di tempat yang aman dengan yang lain. Saya adalah Pasukan Pembebas dari Kota 7, nama saya Nisa"
Ibu tadi menjawab namun dengan nada yang masih ketakutan, "Apa buktinya jika kamu Pasukan Pembebas?, aku memang mendengar jika Pasukan Pembebas adalah pasukan yang membantu masyarakat awam yang ditindas tentara dari negara besar"
Nisa terdiam sebentar, lalu berjongkok "Saya melihat anak Ibu sakit dan perban yang ada di tangan anak Ibu harus diganti, kumohon Ibu harus bersedia"
Ibu tadi berfikir sejenak, "Baiklah, Saya dan anak saya berharap padamu"
"Mari ikut saya"
Nisa, Ibu dan Anak tadi keluar dari rumah, namun tiba-tiba dihadang oleh tentara musuh. Tentara tersebut tersenyum lalu mengeluarkan pedang laser yang terkait di sabuknya. Nisa memberi intruksi kepada Ibu dan Anak tadi untuk mundur beberapa langkah sambil mengeluarkan pedang laser juga. Tentara tersebut nampak terlihat mengejek walau dengan bahasa asing. Nisa tidak peduli, kebenciannya dengan tentara dari negara besar sudah sangat mendarah daging sehingga dia berani masuk di anggota Pasukan Pembebas meski nyawa taruhannya.
"Let's battle with me!" tantang Nisa dengan bahasa asing.
"Okey, no problem!"
Pertarungan pedang laser dimenangkan oleh Nisa setelah Nisa berhasil melukai dada tentara tadi.
******
Pasukan Pembebas berhasil menyelamatkan masyarakat di Desa 11 dan mengusir tentara negara besar, keberhasilan itu dirayakan dengan makan besar di markas utama Pasukan Pembebas. Nisa terdiam sambil melihat pedang laser yang ada di tangannya, lamunanya buyar setelah ada seseorang menepuk bahunya pelan. Nisa menoleh dan mendapati Ibu yang diselamatkannya tadi tersenyum.
YOU ARE READING
Masa Depan Untuk Kebebasan
Short StoryTahun 2087, dunia mengalami peperangan kembali, negara-negara besar saling memamerkan alat-alat tempur yang super canggih. Tidak ada alasan khusus dari pecahnya kembali peperangan tersebut, perang tersebut terjadi karena perebutan wilayah kekuasaan...