CHAPTER 7

95 4 4
                                    

"Jangan sedih,uhuk,, uhuk,,uhuk,, aku paling gak suka lihat kamu sedih, Sekarang aku mohon sama kamu, tersenyum lah buat aku! Agar aku pergi membawa senyummu yang manis. Aku mohon ini permintaan ku! masa aku pergi membawa tangismu,, Mmmm,," Adit dengan suara menahan sakitnya sambil tersenyum terakhir kalinya, dan meminta gue untuk tersenyum.

"Gak mau! Kita akan hidup seribu tahun lagi bersama, kamu janji bakal menjaga aku, mana janji kamu! hiks,, hiks,, hiks,," gue gak sanggup Adit berkata seperti itu.

"Kamu gak boleh menolak takdir, semua sudah di atur, aku akan membawa cinta suci kamu di sana,, aku bersyukur berada di pangkuanmu saat detik terakhirku.. please!!! Uhuk,, uhuk,," Adit menghapus air mata gue.

"Tapi aku tidak sanggup kalau hidup tanpa kamu, hiks,, hiks,, tolong jangan pergi!" Gue menggenggam tangan Adit sambil menangis.

"Sayang please! Hmmm,,, please!
Aku akan bawa kenangan kita dan senyumanmu, aku tunggu kamu nanti di syurga. Uhuk,, uhuk,, uhuk,, aku gak kuat sayang,, terima kasih kamu sudah menemaniku, aku sangat berterima kasih pada tuhan karna dengan detik terakhirku bisa bersamamu,, kekasih yang pernah aku temui yang sangat baik padaku, menemani cinta sampai detik terakhirku. Terima kasih sudah mau tersenyum buat aku, jaga diri kamu baik-baik yah! innalillahi'wainnalillahi rojiun."

Gue pun saat itu tersenyum terpaksa demi Adit, gue saat itu bingung harus bagaimana, Adit pun pergi meninggalkan gue. Rasanya dunia ini seakan gelap dan gak adil buat buat gue.

"Adit......! Adit....! Bangun sayang! Bangun! Ini cuma mimpikan? Ya tuhan kenapa ambil nyawa orang yang aku cintai? Kenapa di saat hari bahagia aku, kau menggantinya dengan Adit aku gak sanggup hiks,, hiks,, hiks,, Adit......!" Gue menangis dan tertatih-tatih rasanya.

"Yuli...! Kenapa Adit?" Tanya Ayu, Joe dan Munir.

"Adit meninggal, hiks,, hiks,, hiks."

Semua terkejut mendengar Adit meninggal. Apalagi mamahnya Adit memfitnah gue menjadi pembunuh. Rasanya gue itu seperti orang gila seakan mau ikut pergi bersama Adit.

"Ada apa ini? Adit...! Adit ini mamah.. MINGGIR KAMU CEWEK SIALAN! PEMBUNUH KAMU! KAMU PEMBUNUH ANAK SAYA!" mamahnya Adit mendorong gue sampai terjatuh.

"Tante bukan saya." Gue memeggang tangan Adit.

"DIAM KAMU! KALAU ADIT GAK KENAL SAMA KAMU, GAK BERGAUL SAMA KAMU MUNGKIN MASIH ADA. SEMUA GARA-GARA KAMU.......!" Menunjuk gue sambil menjambak rambut gue.

"Tante sudah tante! Semua sudah takdir."

Adit di bawa ambulans, gue rasa ingin ikut tapi di dorong mamahnya Adit. Sungguh gue ingin sekali mengantar Adit.

"Yul lo sabar ya!" Ayu menghapus air mata gue.

"Kenapa harus Adit yu yang meninggal, kenapa gak gue aja. Hiks,, hiks,, hiks,, hiks,," gue seakan merasa bersalah.

"Lo gak salah, semua sudah takdir." Jawab Munir.

"Benar tuh munir yul." Jawab Ayu.

"Iya yul, yang sabar yah. Tambah Joe.

"Ayu gue mau lihat Adit please!" Gue bangun dan berlari.

"Yul....! Jangan! Nanti lo di salahin" nanti aja kita ke makamnya yah! Sekarang lo pulang!" Ayu memeluk gue.

"Hiks,, hiks,, hiks,, gue gak sanggup Yu." Gue sambil menangis.

"Tunggu! Ini gue ada titipan rekaman buat lo dari Adit Yul."

Gue mendengarkan rekaman Adit, serasa sesak dada gue dan rasanya gue kangen banget sama dia. Gue membayangkan kedepannya hidup tanpa Adit. Gue ingat waktu kaki gue sakit dia gendong gue, sedikit pun gue terluka dia marah.

Meskipun dia nyebelin dan keras kepala, dia itu penolong gue, dia itu malaikat gue, dia matahari gue pokoknya segalanya buat gue. Rasa nya gue ingin sekali berada di pelukan dia.

Setiap hari gue dengarkan suara dia di rekaman itu, seakan dia masih ada dan setiap hari pun gue ke makamnya.. gue gak tahu harus bagaimana dengan kehidupan gue kedepannya apa gue bisa hidup tanpa dia lagi..

Dalam rekaman itu dia berkata, hai cewek manis bidadariku, sengaja aku buat rekaman ini buat hilangin rindu kamu ke aku, siapa tahu dengan rekaman ini, kita bisa selalu merasa dekat meskipun aku sudah pergi jauh.

Tapi kepergianku membawa cintamu, aku ingin pergi membawa senyummu, bukan tangismu. Tetaplah tegar dalam menjalanin hidup ini. Carilah pengganti aku yang lebih sayang dari aku. Aku akan selalu melihatmu dari syurga, bila kamu kangen putarlah rekaman ini yah....! I love you forever...

Itulah rekaman dari Adit, dari orang yang sangat-sangat gue cintai. Seperti kata Adit gue harus menjalani hidup dengan semangat meskipun tanpa dia dan gue gak boleh menolak takdir.

Adit selalu ada di hati dan akan selalu menjadi kenangan indah gue, meskipun nantinya ada seseorang pengganti Adit. Bagi gue di dunia ini gak ada cowok yang sehebat Adit di hati gue...

Terima kasih ya buat teman-teman yang sudah mau baca, semoga dalam cerita ini menjadi pelajaran buat kita semua, kalau cinta sejati itu ada sampai mati pun akan tetap abadi walaupun rintangan atau pun maut memisahkan tapi di hati selalu ada selamanya dan tidak bisa terlupakan sampai kapan pun.

* TAMAT *



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta & Detik TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang