L A M B A I A N tanganku melambat seiring menjauhnya Jimin dariku. Mobil yang membawa dirinya pergi perlahan menjauh dan mengecil dari jarak pandangku, digantikan oleh suara sirine dan dua mobil putih dengan beberapa garis seragam ditiap mobilnya menghampiriku.
Tak ada yang istimewa. Hanya aku, bersama polisi-polisi itu.
"Angkat tangat. Jangan bergerak! Anda ditahan atas tuduhan pembunuhan berencana pada Nona Bae Joohyun!" bentak salah satu dari mereka dari belakangku.
Tenang saja. Aku tahu ini akan datang.
Aku melambaikan tangaku malas. Aku ini bukan hanya seorang Kim Sera. Aku bukan hanya seorang Luna.
Namun, aku juga seorang pembunuh yang membunuh. Hebat 'kan?Aku berbalik malas, mengulurkan kedua tanganku kepada beberapa polisi itu, "Borgol saja. Lagipula aku tak tertarik untuk menambah hukumanku," ucapku tanpa ekspresi apapun. Berbeda dengan mereka yang bingung dan ragu, namun tetap saja akan berakhir memborgol tanganku.
Tanpa perlawanan. Benar, Luna si gadis gila ataupun Sera yang tak teraih kini dikekang tanpa perlawanan. Di bangku penumpang mobil polisi, dengan pandanganku yang entah harus kubuang kemana.
Karena dunia Luna maupun Seira kini akan berbalik 180 derajat sedari sekarang.
Maaf Jiminnie. Aku harus membohongimu sedikit.
- Another Way -
Mungkin hidupku sudah terlalu menarik untuk menganggap hidup penjara menarik. Aku sudah melihat sisi gelap ketika bersama Taehyung sewaktu kecil. Ah... Apa kabar dengannya sekarang?
Aku terkekeh. Silahkan sebut aku gila karena masih tertawa ketika berada di dalam sel dengan wajah kriminal-kriminal lain yang mungkin beberapa pernah kulihat di surat kabar atau tayangan berita televisi.
Hari ini, aku akan keluar menghadiri persidangan untuk penjatuhan hukuman ku. Haha, tentu saja dengan borgol yang melingkar di pergelangan tanganku.
Kalau boleh jujur, aku memilih alkohol dan kawan-kawannya daripada borgol ini. Mereka lebih hangat.
"Kim Sera!"
Mataku menoleh pada panggilan pelan itu, tepat setelah pintu ruang sidang dibuka. Mata itu... Mata yang membuatku tersenyum. Tapi kini, apa aku yang membuatnya redup?
Kurasa ya.
Kim Taehyung. Saudara kembar, belahan jiwa, pendengar, sahabat. Apa ada yang lebih baik dari dia? Tentu saja tidak.
Aku tersenyum. Aku harus tersenyum walau perasaanku tak karuan dengan perasaan-perasaan yang hadir.
Fakta bahwa aku melihatnya lagi setelah tiga hari membuatku bahagia.
"Kim Sera..."
Namun fakta bahwa ini adalah awal sebuah waktu panjang atau mungkin saat terakhir melihatnya.
Matanya yang selalu jahil kini meredup. Aku bisa merasakan rasa khawatir dan sedihnya yang membuat perasaanku semakin tak karuan. Oh, tenanglah Sera.
"Aku akan baik-baik saja, Tae." ucapku mengukir sebuah senyum untuknya. Sedikit hiburan dan konfirmasi.
Bahwa aku baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematic Queen : Another Way
Short StoryDimatanya, aku gadis sempurna. Tapi nyatanya, aku seorang pendosa. Dahulu aku Kim Sera. Sekarang, aku hanya Sera.