Unsuitable: Side Story

2.4K 315 30
                                    


©Rosetta Halim

©Masashi Kishimoto

Suatu hari, pada pertengahan musim gugur, Itachi kecil memegang pergelangan tangan mungil adiknya. Dia menarik Sasuke memasuki sebuah toko kue dan roti yang lumayan dekat dengan rumahnya. Keduanya diantar oleh sopir pribadi sang ibu.

Ibunya tadi melarang Sasuke ikut, tetapi bocah empat tahun itu menangis minta ikut. Sejak lahir Sasuke selalu bersama kakaknya, kecuali ketika Itachi sekolah. Itu pun setiap pagi mesti terdengar tangisan dahulu sebelum Itachi benar-benar berangkat sekolah.

Daripada ayah dan adiknya, Itachi sangat menyukai makanan manis, sama seperti ibunya. Namun, ibunya yang tidak suka kegemukan melarangnya memakan terlalu banyak makanan manis. Itu tidak sehat, berat badanmu bisa naik satu setengah kilogram dalam sehari gegara gula, dan berbagai macam alasan lainnya.

Beginilah jadinya. Untuk pergi ke surganya, dia harus mendapat izin dari ibunya dan diantar oleh sopir. Bahkan ketika dia merasa dia bisa menikmati semua makanan manis yang terpampang jelas di depannya, peringatan ibunya selalu menghantui.

"Naik satu kilo, Sayang, lari sepuluh kali keliling komplek."

Begitu kata ibunya. Demi apa pun, itu memalukan.

Sasuke kecil jelas lebih mengagumi kakaknya daripada berbagai jenis kue dan roti yang terlihat enak. Kakaknya yang kuat, ramah, cerdas dan tampan.

"Jadi, yang mana?" tanya seseorang yang berdiri tepat di belakang mereka berdua.

"Eh, Bibi Hitomi," kata Itachi sedikit malu. Dia menggaruk-garuk kepalanya bingung. Tidak bisa dia bilang dia mau semuanya, karena ibunya memberikan uang pas. "Dango saja, Bi. Dan Sasuke, dia hanya suka pie stroberi."

Hitomi tersenyum mengerti. Dia mengelus-elus kepala Itachi. "Bersabarlah," kata Hitomi.

"Oh, ya, Kaa-san mau bronis. Seperti biasa, dia cuma mau buatan Paman."

"Berarti harus menunggu," sesal Hitomi. "Paman sedang jalan-jalan dengan putri kesayangannya. Sebentar lagi pulang." Hitomi mengambil sepiring dango dan pie stroberi. "Ayo, kita tunggu di kantor saja," ajak Hitomi. Itachi menarik adiknya mengikuti Hitomi.

Saat masuk ke kantor, objek yang pertama kali diperhatikan Itachi adalah Neji. Bocah yang nyaris seumuran dengan adiknya itu tidur di atas sofa. Tubuhnya menghadap punggung sofa, sebelah kakinya naik, tampak berusaha menjepit punggung sofa dengan kaki itu.

Hitomi meletakkan dango dan pie stroberi di atas meja selagi Itachi membimbing adiknya duduk manis di sofa yang letaknya di hadapan bokong Neji. Itachi sedikit meringis membayangan betapa terhinanya dia.

Dango miliknya sudah habis dalam tiga menit. Itachi tak sabar menanti adiknya yang payah itu. Sepotong pie stroberi milik adiknya hanya sedikit dicuil. Itachi tak tahan, dia ingin segera menelannya.

Sepuluh menit kemudian, Hizashi masuk ke kantor, membawa sepiring tiramisu dan chocolate mousse. Hitomi mengikutinya di belakang bersama anak perempuan berusia dua tahun dalam gendongannya.

"Makanlah," kata Hizashi seraya menyodorkan piring yang berisi tiramisu kepada Itachi. "Ini gratis. Dan soal ibumu, kau tak perlu takut. Nanti paman yang menghadapinya."

Mata Itachi berbinar-binar. Paman Hizashi-nya memang paling tahu apa yang diinginkannya. Saat tangannya menggapai piring itu dia merasa baru saja mendapat keberuntungan yang suci.

"Terimakasih, Paman!"

Hizashi mengangguk. Lelaki itu kemudian meninggalkan kantornya untuk menyiapkan pesanan Mikoto.

Itachi's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang