Senja"4"

90 1 2
                                    


Tiba saatnya,hari yang di tunggu Eva pun datang. Eva mulai prepare dengan semua peralatannya. Bukan cewek kalau gak rempong,begitu juga Eva yang ingin membawa semua kebutuhannya hidupnya. Kali ini Al akan menjemputnya tepat di depan rumahnya,karena ia sudah berjanji.

Di depan rumah dengan sedikit gaya eropa itu,Eva menunggu dengan posisi berdiri sambil memandangi jam tangannya. Di lihatnya mobil avanza berwana krem yang melaju cepat menghampirinya.

Terlihat cowok gagah membuka pintu mobil lalu berdiri.

"Va,ayo naik". Ajak Al.

"Iya bentar,boleh minta tolong angkatin tasku gak?". Pinta Eva sambil meringis.

"Astaga..kamu mau pindah rumah Va?". Ejek Al sambil tertawa kecil.

"Bodo amat lah". Jawab judesnya.

3 jam berjalan

Mereka tiba di lokasi. Eva pun keluar sambil membentangkan kedua tangannya,menghirup udara segar. Suasananya begitu damai,yang menjadi keinginannya dari dulu,karena di rumah hanya ada suasana panas yang membara.

Setelah melewati berbagai rintangan yang menyulitkannya dari tikung menikung sampai tikungan tajam,tidak menyulitkan bagi mereka.

Tiba saatnya mereka sampai di puncak Rinjani dan inilah moment yang mereka tunggu,Senja di puncak Rinjani.

##flasback
Eva dan Al sama-sama menyukai senja. Eva mengetahui ketika Al meminjamkan Hp-nya saat di mobil. Di dapatinya foto senja yang sengaja di jadikan wallpaper. Eva bertambah kepo dan menekan galery,tak di sangka galery Al penuh dengan foto senja sampai sampai berjumlah 1064.

#
Mereka duduk di bawah pohon sambil memandangi senja. Mereka terdiam sesaat. Sampai akhirnya Eva memberanikan diri membuka mulut.

"Al lo tau nggak? Saat gue ngeliat senja,hati gue ngerasa damai. Karena di rumah gue hanya di bebani oleh pikiran dan masalah yang gak bakal bisa gue cari solusinya. Tiap hari cuman ada suara ribut,entah itu piring pecah ataupun suara tangisan. Gue capek Al,lo beruntung punya keluarga yang utuh".

Eva menunduk dengan tangan yang di tutupkan di kedua matanya. Seolah Eva tak ingin seluruh dunia mengetahui bahwa ia meneteskan air mata.

Al terdiam,tak ada kata yang terucap di bibirnya. Al memalingkan wajahnya ke arah belakang,di dapatinya sebuah bunga Dandelion. Al teringat dengan novel serendipity yang pernah ia baca minggu lalu.

Di petiklah bunga itu lalu memperlihatkannya ke Eva.

Di petiklah bunga itu lalu memperlihatkannya ke Eva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Va,hidup ini seperti bunga dandelion. Dandelion tidak secantik mawar,tidak seindah lili,tidak seabadi edelwais. Dandelion tidak memiliki mahkota yang membuatnya tampak menarik. Dandelion juga tidak sewangi melati,tapi dandelion adalah bunga paling kuat. Dia tetap bisa tumbuh di antara rerumputan liar,di celah batu. Dandelion terlihat rapuh tapi begitu kuat,begitu indah,begitu berani. Berani menentang sang angin. Terbang tinggi. Begitu tinggi,menjejahi angkasa sampai akhirnya tiba di suatu tempat untuk dapat membentuk kehidupan baru. Kadang hatimu akan terasa sakit,kadang senyummu akan hilang,kadang semangatmu akan patah,dan duniamu seolah hancur tanpa peringatan. Tidak peduli siapa dirimu. Sebenarnya,kamu punya kesempatan untuk mengembalikan kekuatanmu lagi. Seperti hal nya kamu,walaupun banyak cobaan, entah itu dari keluargan lo ataupun dari apa aja,kamu harus tetap kuat. Di balik kesedihanmu,penderitaanmu,ada kebahagiaan yang menunggu".

Mendengar perkataan Al,Eva terbelalak memandangi bunga itu.
Baru kali ini Eva menemukan seseorang yang mampu membuatnya bangkit lagi.

Eva menghapus air matanya dengan penuh percaya diri. Eva hanya berharap konflik keluarganya segera berakhir dan tak ada lagi yang bisa membuatnya sedih.

Al memeluk Eva dengan erat,Eva pun merasakan kehangatan kasih sayang yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Saat itulah,benih benih cinta mulai tumbuh di kedua pihak.

Karena besuk senin dan mereka harus sekolah,Al mengajak Eva untuk segera pulang.

----------*----------


Eva pulang dengan selamat,tidak di sadarinya ayahnya sudah menunggu di depan pintu dengan tatapan tajam.

"Anakk cewek jam segini baru pulang!! Kelayapan kemana!!!! Anak sama ibu sama aja!!.".Bentak ayahnya.

Eva terdiam,Ayahnya menghampirinya dan menyeret Eva ke dalam rumah. Eva menangis ketakutan. Terlihat ibunya menahan tangisannya karena tak bisa berbuat apa-apa.

Eva berdiri.

"Ayah gak tau gimana rasanya jadi aku!! Capek yah,tiap hari dengerin suara ribut,suara tangisan. Ini yang buat aku gak betahh di rumah!!!'. Teriak Eva histeris.

"Semua ini gak akan seburuk ini jika ibumu yang mulai!!! Tanya ibumu kenapa ayah marah!!" balas ayahnya.

Ibunya hanya terdiam di atas dinginya lantai.

"Ibumu gak akan ngaku!! Ayah saja yang menjelaskan!,kamu gak tau kan masalah apa?!. Ibumu itu selingkuh dengan clien kerjanya. Gimana ayah gak marahh!! Dasar istri biadab!!!!". Tambah ayahnya sambil menunjuk ke ibunya.

Eva tidak percaya mendengar penjelasan ayahnya. Eva berlari menaiki tangga dan menutup pintu kamarnya dengan keras.

Eva baru faham konflik yang di hadapi keluarganya. Eva duduk di dekat pintu sambil menangisi semuanya yang terjadi di malam itu.

Hingga terlihat Hp nya bergetar, di lihat nya.

Al Fariz calling....
(5) panggilan tak terjawab.

Eva tak memperdulikannya. Hingga akhirnya Eva tak bisa tidur semalaman.

Dan tidak dapat di pungkiri lagi. Pagi nya Eva terbaring lemas,badannya panas.

"SENJA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang