Pria Batu

7 1 0
                                    

   Kalian tahukan bagaimana rasanya sedang ulangan? berdebar-debar? gelisah? pusing? atau mualkah? mungkin itu juga yang dirasakan oleh murid kelas Ipa 3-2 ini.

Dikelas ini perempuan dengan mata hitamnya menyipit melihat kertas putih itu dengan mengetuk-ketukan pensilnya ke kepala berharap jawaban muncul.Mungkin.

Andai saja dirinya seperti di drama-drama atau novel-novel, sekali melihat langsung hafal dan jika ulangan begini ia tidak usah repot-repot pusing, yah mau gimana lagi manusia jarang yang sesempurna itu.

Ketika hendak menulis pergelangan tangannya terasa ngilu, ia menggerakan tangannya. ia merogoh sakunya untuk mengambil saputangannya, dari arah belakang salah satu temannya melihatnya tapi Myana cuek dan tetap membalutkan saputangan di pergelangan tangannya.

Myana juga heran mengapa Galih melihat kearahnya. pikiran Myana tergantikan ketika ia melihat jam, ulangan 10 menit lagi selesai dan ia baru mengisi 6 soal. Mampus!

Myana kembali melihat Galih dan kali ini Galih menyeringai, tidak mau ambil pusing, Myana segera menyelesaikan soal ujian ini.

Akhirnya ulangan usai, Myana meregangkan tangannya, meregangkan ototnya sambil berjalan. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh, semua murid menuju sumber suara dan Myana juga.

Suara gaduh itu ternyata timbul dari perkelahian antara Galih dan Aldi, anak yang suka membuli sekaligus anak dari pemilik sekolah. Aldi menyerang Galih berkali-kali dan Galih hanya bertahan dan sesekali melawan. Myana menatap galih yang tampak kesakitan, tapi tanpa Myana sadari Galih melihat Myana yang berada di antara gerombolan anak-anak lainnya.

Sebenarnya Galih bukan orang yang suka berbuat onar dia cukup bagus dalam hal sikap maupun materi, entah apa yang membuatnya seperti ini.

Tidak lama para guru datang untuk memisahkan mereka, pak Ilham menangani Aldi yang terus berontak dan pak Ahmad yang menangani Galih yang hampir pingsan.


-oo0oo-

Galih memasuki ruang kepala sekolah dengan  seenaknya. Pak Ahmad menyuruh Galih memberi salam akan tetapi Galih malah memalingkan muka. Pak Hadi selaku kepala sekolah menghembuskan nafasnya berat. ia tersenyum dan menyuruh pak Ahmad keluar saja.

Pak Hadi menatap Galih dengan seksama, ia juga heran mengapa anak yang terkenal baik-baik itu malah membuat onar terlebih pada anak pemilik sekolah.

"Kenapa kamu melakukannya?"

"Kejadian ini cukup serius. Ayah Aldi adalah pemilik dari sekolah ini. ketika penyelidikan dimulai, dia akan berusaha menghukummu dengan berat dan akan sulit untukku membantumu."

Barulah Galih melihat pak Hadi. Galih bisa melihat dengan jelas apa yang sedang pak Hadi pikirkan saat ini. Pak Hadi menyuruhnya berhenti.

"Penawaran sekolah masih berlaku, sekolah akan memilih sekolah yang sama terbaikanya dengan sekolah ini." ucap pak Hadi.

"Anda sungguh mengira bahwa semua bisa berakhir kalau saya pergi dari sma ini?" Galih berdiri dan pamit. Langkah Galih terhenti ketika sampai di ambang pintu.

"Data-data dikomputer bisa dihapus, catatan-catatan bisa hilang tapi ingatan manusia tidak akan pernah bisa hilang." lanjutnya lagi kemudian ia pergi.


-oo0oo-

Dikelas rebut membicarakan perkelahian antara Galih dan Aldi, bagaimana tidak teman sekelasnya berkelahi dengan Raja pembuli dan sekaligus anak dari pemilik sekolah.

Ria yang duduk dihadapan  Myana mulai mengintrogasi Myana.

" Apa benar si pria batu itu?" Myana mengangguk sebagai jawaban.

"lalu bagaimana selanjutnya?" Myana menggelengkan kepalanya. Ria menyesal dengan kejadian ini. kenapa juga Galih berkelahi dengan Aldi. Bagaimana nanti Galih bersekolah sekarang.

"Mungkin Galih akan dikeluarkan." jawab Lara dari arah belakang.

Tahun lalu juga pernah ada yang berkelahi dengan Aldi  dan hasilnya dikeluarkan dari sekolah jika tidak mau akan dipaksa meninggalkan sekolah.

"Gue pikir juga begitu." sahut Ria membenarkan.

Myana Hanya mengangguk mengikuti pikiran teman-temannya.

"Habislah dia !" ucap Ria.

"Jangan memikirkan masalah orang lain, pikirkan saja masalah lo dulu, mungkin Galih memang benar dikeluarkan mungkin lebih parahnya dia tidak akan bisa sekolah dimanapun lagi." ujar Angga yang entah kapan sudah berada disampingnya.

"Wahhh, wakil ketua pikirkan lo sangat cerdik." takjub Ria yang dibalas jitakan Myana. Ria meringis kesakitan.

"Ketua, lo disuruh ambil buku tugas dikantor!" ucap Angga yang tak menghiraukan sahutan Ria. Setelah mengucapkan itu Angga pergi sebelum itu ia mendapatkan anggukan Myana sebagai jawaban.

"Aishh, dasar pergi seenaknya saja dasar kepala rumus!" kesal Ria yang merasa dihiraukan. Myana hanya menggelengkan kepalanya merasa lucu, ia menepuk nepuk punggung Ria.

"Sabar saja, dia tidak akan peka pada situasi apapun dia hanya akan peka jika dengan berurusan dengan rumus!" kekeh Myana

Setelah itu Myana pergi menuju ruang guru dan sampai ia mengambil buku yang diberikan pak Ahmad,  ia hendak pamit tapi pak Ahmad lebih dulu bertanya.

"Kamu benar-benar tidak melihat perkelahian itu?" Tanya pak Ahmad. pak Ahmad tidak bermaksud untuk menekan Myana, hanya saja masalahnya tidak ada yang mau bersaksi.

"Iya, saya tidak lihat." jawab Myana. pak Ahmad mengerti dan ia mengangguk, lalu menyuruh agar Myana kembali kekelas.

Myana menarik nafas lega, ia melangkahkan kakinya, ia berpapasan dengan Galih ia hendak melanjutkan langkahnya ketika Galih bersuara. 

"lo sama saja." ujar Galih membuat langkah Myana berhenti Galih melewati Myana begitu saja.





-oo0oo-

Salam kenal!!!!!!!!!

Bye-bye                                                                                                                                                            

Zahra R

Your LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang