Hari mana lagi yang lebih membahagiakan dari hari ini. Semua teman-temannya menyempatkan untuk hadir. Berbagai ucapan selamat dilontarkan dan bermacam bunga diberikan. Yoongi tersenyum lebar. Jarang-jarang ia tersenyum, tapi hari ini khusus sebagai hari penuh senyum darinya. Dengan setelan rapih dan jubah kebanggaannya, Min Yoongi berpose sambil mengayunkan selembar kertas perjuangannya selama bertahun-tahun.
"Akhirnya lo lulus juga, Bang!" seru Taehyung seraya memeluk Yoongi.
"Gue terharu jadinya." Jungkook pura-pura mengusap matanya yang kering. Langsung saja kepalanya dipukul oleh Hoseok. "Baru masuk kampus aja lagaknya udah kayak penunggu kampus!" nyinyir cowok berambut merah itu.
Jimin muncul disamping Hoseok. "Hebat juga lo, Bang, bisa lulus walaupun dapen dosen pembimbing yang kerjaannya makan ati mulu."
"Ah, Pak Lee...." Hoseok langsung menggerutu sendiri. Jelaslah, karena tahun ini bagian ia yang berurusan dengan dosen tersebut. Yoongi tersenyum getir kemudian menepuk-nepuk pundak Hoseok. "Gue tau perasaan lo," ucapnya dengan nada prihatin.
"Oh iya, mana Namjoon sama Bang Seokjin?" tanya Yoongi saat baru menyadari hanya keempat sahabatnya yang hadir pada hari wisudanya. "Namjoon katanya ada bimbingan mendadak jadi dia kagak sempet kesini, tapi nanti dia bakal dateng kok waktu makan-makan. Trus kalo Bang Seokjin...." Hoseok menatap Taehyung yang juga mengedikkan bahunya.
"Gue disini."
Seokjin terlihat sedikit ngos-ngosan sambil berlari kecil, lalu melemparkan sebuket bunga pada Yoongi yang langsung ditangkap oleh cowok itu. "Sori telat. Baru bisa kabur dari kantor," jelasnya lagi. "Itukan perusahaan bapak lo, ngapain pake kabur-kabur segala?" celetuk Jungkook yang kemudian ditatap tajam oleh Seokjin. "Bacot lo, Anak kecil! Kelarin dulu tuh kuliah!"
Jungkook hendak membalas lagi Seokjin, namun terlanjur dipotong oleh Jimin. "Jadi, Bapak Arsitek, mau makan dimana kita malam ini?" Oh iya, Yoongi lupa jika ia harus mentraktir sahabat-sahabatnya ini sesuai dengan janjinya berbulan-bulan sebelum ia wisuda.
"Sebutin aja mau makan dimana. Kartu gue full served."
Mendengar jawaban Yoongi membuat Taehyung langsung nyengir. Lalu merangkul cowok putih itu. "Gimana kalo...." Cowok itu membuat gaya minum berulang-ulang dengan tangannya. Sepertinya bukan ide yang buruk.
Yoongi mengangguk setuju.
##
"Mamaaaaa!!! Aku gak mau kuliah!!!" teriak Nayeon sambil menuruni tangga. Air mukanya tidak baik. Dengan wajah cemberut, cewek itu berlari memeluk Mamanya yang sedang memasak. "Aku gak mau kuliah!" rengeknya.
"Kamu ini ngada-ngada aja!" acuh dari Mama tercintanya. Nayeon masih cemberut. "Aku gak mau kuliah! Aku mau nikah aja!" rengeknya lagi yang teracuhkan. "Mamaaaaaaa...." Nayeon menggoyang-goyangkan lengan Mamanya meminta perhatian, tetapi Mamanya malah balas memarahi cewek itu. "Kamu ini ngomong apa sih?! Coba ambilin Mama wortel di kulkas sana!"
Nayeon kesal. Wajahnya semakin bete. Kenapa semua orang tua tidak pernah mengerti saat anaknya mengatakan bahwa tidak ingin sekolah? Kenapa semua orang tua mengharuskan anaknya untuk bersekolah? Bukankah mereka juga merasakan bagaimana tersiksanya dengan tugas-tugas sekolah? Dengan langkah berat, Nayeon berjalan ke kulkas dan langsung menjedukkan kepalanya pada pintu kulkas.
"Nayeon pengen berhenti kuliah! Nayeon pengen nikah aja!" teriaknya sambil menjeduk-jedukkan jidatnya berkali-kali. Namun kali ini rengekannya terdengar oleh Papanya yang baru duduk di meja makan. "Mau jadi apa kamu kalau berhenti kuliah?" tegur Papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Truth or Dare
FanfictionSemula hanya berawal dari kekesalan Nayeon terhadap tugas-tugas kuliah yang tak kunjung selesai, kedua orang tua cewek itu tahu bahwa Nayeon tidak pernah bersungguh-sungguh dengan penawaran yang dikatakannya. Namun saat sebuah kebetulan datang, Naye...