Suasana ruang kelas itu benar-benar senyap. Hanya terdengar suara gesekan antara spidol dan papan tulis yang sesekali berdecit, para murid menulis dengan tenang dan damai. Oh ini bukan karena mereka sedang belajar dengan serius atau menyukai belajar, tapi karena guru yang mengajar itu luar biasa mematikan. Cantik sebenarnya dan akan menjadi guru favorit kalau beliau bersikap sedikit ramah dan tak terlalu sadis. Bayangkan saja kau akan di suruh menulis pernyataan "saya tidak akan melakukan keributan lagi di dalam kelas" sebanyak 5 lembar kertas polio lalu kau harus membersihkan toilet sekolah saat bel tanda pulang berbunyi. Mengerikan bukan?
Helaan nafas lega meluncur dari mulut semua siswa, bel tanda jam pulang berbunyi itu seperti nyanyian surga untuk mereka. Menandakan kelas neraka yang sepinya macam kuburan itu telah berakhir tapi mereka tak semerta merta bisa membereskan alat tulis, karena buku-buku di atas meja hanya boleh di masukan ke dalam tas saat si singa betina itu keluar dari kelas.
Sorakan membahana dan suara gaduh itu terdengar sangat bising saat guru bernama Kim Tae Yeon itu pergi. Beberpa murid membicarakan beliau, tentang bagai mana guru cantik itu bersikap, dan lainnya memilih segera pulang atau memperhatian seseorang seperti yang dilakukan oleh seorang Oh Sehun, pemuda yang punya paras lumayan itu asyik memperhatikan seorang yang menurutnya sangat cantik di meja yang terletak di depan.
Senyum itu.
Wajah itu.
Akh... Melihatnya saja sudah membuat Sehun melayang!!
"Kau tidak berpikir untuk mendekatinya??"
Sebuah suara yang tidak asing menyapa pendengaran Sehun, pemuda yang memiliki tinggi 186 cm itu menoleh ke asal suara dan menemukan seorang pemuda yang sibuk membereskan barang-barangnya, dia adalah Kim Joon Myun, sahabatnya sedari kecil yang tahu hampir semua rahasianya.
"Apa?" sehun menanggapi, pura-pura tak mengerti tentang apa yang di bahas Joon Myun.
Pemuda Kim itu mendecih jengah, di kira si Oh idiot ini, dia tak tahu apa-apa mungkin ya, padahal tanpa perlu dikatakan pun Joon Myun sudah pasti tahu, hei... Sehun benar-benar terlihat seperti seorang yang kasmaran, senyum-senyum sendiri seperti orang gila dan kadang hanya memperhatikan si doi dari kejauhan dengan tampang bodoh.
"Aku akan membantumu!" joon Myun berkata, pemuda itu menggeser kursinya mendekati sang sahabat.
"Apa?!" kata itu kembali meluncur dari mulut Sehun, kali ini dia benar-benar tidak mengerti.
Mata indah milik Joon Myun berputar, "tentang Yoona tentu saja!" katanya kesal.
"Bagaimana caranya?" dahi Sehun berkerut, "hyung bahkan tak akrab dengan Yoona," lanjut pemuda itu sangsi.
Ayolah... Pemuda pendek yang mengaku ingin membantu ini tak punya banyak teman, mungkin hanya Sehun saja orang yang berstatus sebagai orang terdekat dari Joon Myun, karena ya... dari dulu mereka selalu berdua kemanapun sampai ada yang bilang "dimana ada joon Myun pasti ada Sehun disana!" Atau "temukan Joon Myun maka kau akan menemukan Sehun juga!"
Kelas yang tadinya ramai berangsur-angsur sepi, hingga kini hanya ada Sehun dan Joon Myun saja, pemuda Kim itu berdiri, berjalan menuju dinding kemudian menyandarkan tubuhnya di sana.
"Apa?" Sehun kembali bertanya, dahinya berkerut tak mengerti dengan sikap pemuda yang lebih tua darinya beberapa bulan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just an Accident
Fanfiction-end- Berisi drablle tentang hubungan Sehun dan Suho yang sering membuat orang lain salah paham. hunho ff.