Prolog

0 0 0
                                    

Pertemuan singkat sewaktu senja itu benar-benar membuatku sulit untuk melakukan banyak hal. Kepikiran? Iya. Aku selalu memikirkan pertemuan itu. Pertemuan yang tidak aku duga sama sekali. Pertemuan yang tidak berfaedah. Pertemuan yang menyebalkan sekali. Pertemuan itu.. ya pertemuan dengan seorang yang sangat menyebalkan meskipun parasnya manis. Ahh. Kalau kupikir lagi. Itu pertemuan yang konyol. Pertemuan yang tidak akan pernah kusesali sampai kapanpun.
Dan dari pertemuan waktu itu aku mulai merasakan perasaan yang aneh. Aneh, sangat anehh. Perasaan yang sebelumnya tidak pernah ada. Entah itu jantungku yang merasakannya atau hatiku. Namun ketika aku harus mendeskripsikannya mungkin aku tidak begitu mahir. Wajar saja, ini kali pertama aku merasakan perasaan itu.
"Bahagiaa sangatt bahagiaa. Sungguh bahagiaa sungguhh. Seperti melihat senja setiap hari. Indah, nyaman, serta tenang" mungkin seperti itu deskripsinya. Sudah kubilang. Aku belum begitu mahir kan.
Tapii aku pikir perasaan itu akan abadi tapi. Ada hujan yang menghancurkan senja itu. Aku benci hujan itu aku benci tetesan air yang menghalau senja ku. Aku benci hujan itu. Guyuran air nya membuat ku tersadar bahwa aku tak boleh terlalu berharap, aku tak ingin di kecewakan
.
.
.
.
Oke jeng. Sampai disini dulu yah. Kependekan? Apa gimana yah? Tolong kasi saran buat ceritanya yang kek gimana? Ini pertama kali aku nulis guys. Udah berapa kali aku nulis dan blank lagi-_- doain yah cerita ini selesai. Amin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Judul standar - Tulis judul sendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang