2. awalan (2)

19.2K 1.7K 284
                                    

Mitha on mulmed 👆, ceritanya umur 14th

Mitha POV

Jadwal les ku malam ini seharusnya adalah dengan pria yang sudah berjalan 6 kali pertemuan, aku pikir pria yang bernama Jaka itu adalah guru les terakhir setelah 2 bulan belakangan ini aku berganti-ganti guru les.

Karena baru kali ini ada yang sampai tahan datang lebih dari 5 kali pertemuan.

Ternyata Jaka sama saja, tidak berbeda dengan yang lain, tidak ada yang benefit, masa harus menerangkan pelajaran ke aku sampai berkali-kali, mereka tidak punya cara yang lebih mudah yang bisa aku langsung mengerti ya?

Semua menjelaskan secara terbelit-belit.

Aku menatap ke arah perempuan yang duduk di depanku, dia menunduk sambil membetulkan letak kacamatanya yang melorot.

"Jaka kemana?" Tanyaku sambil bersedekap.

Perempuan itu mendongak menatapku.

"Mas Jaka malam ini ada urusan, dia minta saya yang menggantikan. Nah Mitha, udah ngerti sama yang barusan saya terangin?" Tanyanya.

Selalu alasan yang sama yang aku dengar tiap kali aku mempertanyakan kemana guru les privateku sebelumnya.

"Udah, can we finish now? Aku lapar mau makan, lanjut lusa lagi, ok?" Aku berdiri dan beranjak melangkah keluar meninggalkan dirinya yang mungkin menatapku bingung.

Cukup, aku tidak perlu lagi guru les private, kesannya aku ini anak yang bodoh-bodoh banget.

Mereka tidak tahu potensial yang ada di diriku.

Menggambar adalah passion ku.

                                 ===

10 tahun kemudian

Baby I'm wasted
All I wanna do is drive home to you
Baby I'm faded
All I wanna do is take you downtown

Aku menghentakkan kepalaku mengikuti irama musik yang sedang dimainkan oleh DJ di club yang malam ini aku kunjungi bersama teman-teman ku.

Suara musiknya terdengar perlahan samar, di ikuti mataku yang terpejam.

Tubuhku kurasakan ambruk di atas lantai club.

Masih bisa kurasakan tangan seseorang meraih tubuhku, dan ku dengar suara-suara yang memanggil namaku sebelum mata ini menutup sempurna.

°°°

"Ini siapa sih yang cecokin Mitha sama alkohol?"

"Mitha minum tolak ang*n aja bisa mabok, apalagi alkohol"

"Hahahaa... Jahat lu Vi, eh tapi bener sih"

"Lahh... Elu gak inget waktu dulu dia minum itu terus jalannya langsung ndoyong, nabrak pintu gerbang rumahnya?"

"Hahahaa.... Iya, iyaaaa"

Aku membuka mataku perlahan, sedikit bingung dengan kondisi kepalaku yang kurasakan sangat berat dan suara percakapan yang terdengar samar di telingaku.

"Mit... Udah sadar lu?"

"Kita bawa dia ke rumah sakit ajalah, Mitha pingsan lama juga tuh, takut kenapa-napa"

Aku memijat pangkal hidungku mendengar suara percakapan orang di sekitarku.

"Kasih dia minum susu aja, susu putih, kalian bisa minta ke room service, saya rasa dirinya tidak apa-apa, saya pamit dulu"

Kulihat sosok pria yang berdiri tidak jauh dari ranjang di mana aku berbaring, sosoknya terlihat buram.

"Oh iya, makasih ya mas, udah nolongin teman saya, kalo mas ngga bergerak cepat, kepala teman saya ini pasti udah kebentur lantai, bisa bikin otaknya tambah bergeser, kan makin ajaib nih anak hihihihi"

"Vi, behave please, gue nelpon ke room service dulu deh minta bawain susu, eh iya mas makasih ya"

Kulihat pria itu mengangguk tanpa mengeluarkan kata-kata.

Ku ikuti sosok yang masih terlihat buram itu berjalan dan menghilang dari balik tembok, ku dengar suara pintu terbuka dan menutup.

Aku kembali memijat pangkal hidungku.

"Pusing...." Erangku.

Usapan di lenganku membuatku berjengit.

"Lebih pusing mana liat pria kekar ganteng, macho, lu liat gak Vi caranya dia ngebopong Mitha? Gila otot lengannya langsung nonjol gitu, gue yakin dia pasti keberatan ngegendong Mitha, tapi mukanya datar, gue rasa sih nahan berat yaaa hihihihi"

"Ihh cucok ya Jen, mudah-mudahan tuh laki normal, gak kaya asisten pribadinya Mitha yang cucok meong itu, eh ngomong-ngomong si Puput kemana sih?"

"Heh itu lakik macho masa di samain sama perempuan KW sih Vi, iya nih, kemana sih si Puput, elu udah coba telponin dia belum?"

Aku mencoba bergerak untuk duduk.

"Kalian berisik banget sih" Semburku.

Mataku mengerjap agar dapat melihat lebih jelas.

Lesakan ranjang di dekatku bergerak.

"Gue curiga deh, pasti si Puput yang kasih lu minum alkohol ya?"

Aku menoleh ke samping, ku lihat Jenny menatapku tajam.

"Gue yang minta Puput orderin cocktail" Jawabku.

"Susunya mana sih?" Rengekku.

"Bentar, baru juga di order" Jawab Jenny.

Aku merengut dan memiringkan tubuhku ke samping.

Kilasan-kilasan kejadian tadi sore kembali terlintas.

Aku melihat Mami dan Papiku bertengkar hebat di ruang kerja Papi.

Kejadian itu sebenarnya hal yang biasa aku lihat, pasti Papi menangkap basah Mami yang ketahuan berselingkuh (lagi).

Aku mengambil nafas panjang.

Tadi sore itu sepertinya keputusan final yang Papi ambil, dirinya berteriak akan menceraikan Mami.

Aku terkejut, biasanya Papi tidak semarah ini, biasanya mereka akan berbaikan.

Papi melihatku yang berdiri mematung di pintu kerjanya, Papi melewati ku sambil menepuk pundakku.

Papi yang workaholic, Mami yang kesepian, siapa yang harus di salahkan?

Tak terasa air mata mengalir di pipiku.

Aku langsung menyeka air mata sebelum kedua teman berisikku itu melihat ku menangis.

You have to be strong Mit, kamu udah dewasa.

Aku mencoba tersenyum, walaupun getir.

Tbc

Mellow? Hooh, keknya ngikutin perasaanku yg lagi sakit ini hehehe

Eta Puput, keknya namanya familiar deuhh, Puput yg kemarin baru implant bokong di klinik tongseng bukan? 😄😆😂

NB: cerita ini aku buat tdk berdasarkan pengalaman pribadi hanya melalui riset eyang Google aja, apabila ada keanehan atau kejanggalan, mohon di maklumi, cerita ini murni hanya hiburan semata

Enjoy reading yaaaa 😘💋

don't tease my bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang