Bel sekolah berdering kencang. Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Murid-murid SMA Cempaka segera berlarian keluar kelas untuk cepat-cepat menuju rumah. Sama halnya dengan Arsya, ia sudah memasukkan kembali buku tulis yang ada di atas meja ke dalam tasnya. Ia melihat ke sebelah kiri, Nandieta masih duduk di kursinya.
"Lo kenapa, Ta?" Tanya Arsya heran
Nandieta menoleh lalu menggeleng. "Gak pa-pa. Lo mau keluar ya? Bentar" ucapnya segera merapikan buku tulisnya ke dalam tas. Lalu, ia berdiri dan membiarkan Arsya keluar dari kursinya.
"Lo nunggu jemputan?" Tanya Arsya lagi yang kembali dibalas gelengan kepala oleh Nandieta.
"Tata balik bareng gue." Ucap Arya penuh ketegasan.
"Apaan sih lo, orang Tata balik sama gue!" Seru Gerry tak mau kalah
Arsya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Yaudah, gue duluan ya!"
Arya dan Gerry mengangguk dan melambaikan tangannya seperti mengusir Arsya.
"Arsya, tunggu dong!" Seru Nandieta pada akhirnya menghentikan langkah Arsya
"Kenapa?"
"Gue mau bareng orang normal aja ah, gak mau sama yang gesrek kayak mereka." Jawab Nandieta melangkah mendekati Arsya yang berdiri di pintu kelas.
"Lo sih, Ger"
"Yee kunyuk, gara-gara lo juga nih!"
"Arya, Gerry, lo gak mau pulang?" Seru Arsya membuat keduanya berhenti berdebat
Mereka berempat berjalan bersama menelusuri koridor kelas. Di pertengahan jalan, Nandieta menghentikan langkahnya. Ketiga cowok yang bersamanya ikut berhenti.
"Lo kenapa, Ta?" Tanya Arya heran
"Eh? Gak pa-pa kok. Gue duluan ya? Hati-hati kalian!" Seru Nandieta dengan raut wajah senang sambil berlari meninggalkan Arsya, Arya dan juga Gerry.
Arsya mengamati gerak-gerik Nandieta. Ia menangkap siluet cowok most wanted di sekolahnya itu. "Ar, Ger, gue duluan!" Pamit Arsya lalu berjalan cepat meninggalkan kedua sahabatnya.
Diam-diam Arsya mengikuti langkah Nandieta. Ia yakin kalau kali ini Nandieta akan beraksi menarik perhatian dari Rama.
Samar-samar Arsya mendengar Nandieta memanggil Rama dan cowok itu menengok dan menghampiri Nandieta.
"Tata udah sedeket itu sama Rama?" Tanya Arsya pada dirinya sendiri
Arsya mengusap wajahnya. "Ngapain si gue pake kepo segala. Gak penting mending pulang main sama Ata!" Ucapnya lagi menyadarkan diri lalu berjalan ke halte bus dan langsung menaiki bus yang kebetulan sedang berhenti di depan halte tersebut.
***
"Kakak!" Seru riang Agatha saat melihat Arsya memasuki rumah
"Assalamualaikum, Ata. Bunda mana?"
"Wa alaikumsalam, Nda ada di dapur, kak" jawab Agatha lucu. Meski umurnya sudah hampir 8 tahun, Agatha tetap saja bertingkah lucu seperti seorang balita.
"Kakak, tadi Ata disuruh gambar sama bu guru" ucap Agatha dengan membawa buku gambarnya berniat menunjukkan hasilnya pada kakak laki-lakinya itu.
"Ata gambar apa? Mana sini kakak lihat!"
Arsya mengambil alih buku gambar dari tangan Agatha. Ia membukanya dan melihat hasil gambaran adiknya. "Ini Ata yang buat?"
Agatha mengangguk. "Liat kak, Ata buat mataharinya gede"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYANDIE
Teen Fiction•Sequel Marrying My Enemy• "karena yang ku tau, cinta itu buta." Arsya tak pernah sedikitpun berpikir kalau masa remajanya akan jadi seperti saat ini. Hidup bersama keluarga yang sangat menyayanginya. Meskipun ia tau, kalau dirinya bukanlah anak kan...