Hanya tersenyum yang Nam bisa sekarang saat melihat kelakuan kedua adiknya itu. Mereka selalu saja mengumbar kebersamaan. Krist dan Singto itu tidak tahu situasi yang tengah ada di sekitar mereka berdua.
Seperti saat ini. Singto berjalan kearah Nam dengan Krist yang menempel di punggungnya erat. Mereka berdua hanya tersenyum tidak memperdulikan Nam, Aurin dan Alice yang saat ini tengah menatap kearah mereka berdua.
"Nong Kit sakit?" Tanya Nam pada Krist yang masih ada di gendongan Singto.
"Tidak P" Jawab Krist sembari menggelengkan kepalanya.
"Lalu kenapa Nong Sing menggendongmu?" Tanya Nam ingin tahu.
"P'Sing berjanji akan menggendongku pergi kemanapun aku mau" Jawab Krist.
Nam yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya. Kedua adiknya itu memang hanya bisa membuat orang lain iri saja.
"Kalian kekanak - kanakan" Sela Aurin.
"Cih. Bilang saja kau iri karena tidak ada yang mau menggendongmu" Ujar Singto.
"Bukan tidak ada yang mau menggendongku. Tetapi belum ada saja" Sangkal Aurin.
"Kau itu tidak laku" Cela Singto.
"Aku bukan tidak laku tetapi belum ada yang cocok saja" Bantah Aurin tidak suka dengan perkataan Singto yang kasar itu.
"Bukankah itu sama saja" Ujar Singto yang membuat Aurin menatapnya dengan kesal.
"P'Sing turunkan aku" Pinta Krist langsung saja Singto menurunkan Krist dengan hati - hati.
Saat Krist turun dari punggung Singto. Ada sesuatu hal yang membuat Krist langsung kesal. Karena Alice duduk di tempatnya biasa makan. Kenapa wanita itu harus duduk di situ. Padahal banyak kursi lain yang kosong.
"P' maaf ini tempatku" Ujar Krist pada Alice.
"Ah maaf aku tidak tahu Nong. Aku akan pindah" Ucap Alice.
"Tidak perlu. Duduklah disitu. Krist duduklah di samping P'Nam saja" Sela Singto tidak ingin Krist dianggap tidak sopan karena mengusir seseorang yang sedang makan hanya karena sebuah kursi. Apalagi Alice lebih tua daripada Krist.
Mendengar hal itu Krist menatap Singto kesal. Dan langsung menuju kursi yang ada di samping Nam. Padahalkan Krist ingin duduk di samping Singto. Tetapi Singto justru membiarkan wanita itu duduk disana dan menyuruh Krist mencari kursi lain.
"Makanlah ini sangat enak. Alice yang membuatnya. Dia pintar sekali memasak" Ujar Aurin pada Nam.
"Ini memang sangat enak. Bagaimana jika kau jadi juru masak di sini" Canda Nam.
"Nong Kit kenapa tidak hanya diam saja? Kit tidak suka?" Tanya Aurin pada Krist yang hanya berdiam diri dan hanya menatap makanan yang ada di depannya.
Mendengar ucapan Aurin pada Krist. Singto langsung menatap Krist yang kini hanya diam dan tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Melihat hal itu Singto bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ketempat disebelah Krist yang masih kosong untuk duduk disana. Pasti Krist kesal karena Singto menyuruh Krist mencari tempat duduk lain tadi.
Tangan Singto mengambil piring yang ada di depan Krist. Dan menyendok makanan itu. Sebelum mengarahkannya ke mulut Krist. Daripada Krist terus marah lebih baik Singto menyuapinya. Jika tidak Singto yakin Krist tidak akan perna menyentuh makanannya.
Krist hanya menggelengkan kepalanya. Tetapi Singto menatapnya dengan cemberut membuat Krist dengan terpaksa membuka mulutnya.
"Anak pintar" Ujar Singto sembari mengelus rambut Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]. All The Time We Spend Together [ Sequel A World That Is You ]
Fiksi Penggemar[ Completed ] Ini tentang kisah rumah tangga Krist dan Singto yang baru saja di mulai. Dan juga masih ada sedikit cerita tentang New dan Gun. Ini Sekuel dari ffku sebelumnya yaitu A World That Is You (Tentang seorang adik laki - laki yang menyukai k...