"Dinda!"
Aku memanggil gadis manis di seberang jalan itu. Aku menyunggingkan senyum, gadis itu membalasnya.
"Tunggu aku, yaa!" seruku. Gadis itu mengangguk.
Aku segera menyebrang jalan.
Pagi ini jalan masih terlihat sepi dari kendaraan yang berlalu lalang.
"Terimakasih," ujarku sambil membantunya berdiri.
"Tidak apa-apa. Ayo, buruan ke sekolah!"
Tangan kami bergandengan menyusuri jalan menuju sekolah kami.
*
Gadis itu namanya Dinda. Umurnya 14 tahun, tak terlalu tua dan tak terlalu muda. Anaknya manis, cantik, baik, pintar pula. Dikenal sebagai anak berprestasi pun tak membuatnya tinggi hati.
Saat TK, Dinda pernah mengalami kecelakaan. Hal ini membuat kaki kirinya harus diamputasi karena mengalami infeksi. Kata Dinda, dia sangat terpukul ketika mengetahui hal itu. Tapi Ibunya selalu menyemangatinya. Karena itulah, Dinda harus menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.
Kini, kekurangan fisik yang dimiliki bukanlah keterbatasan baginya untuk meraih mimpinya. Impiannya sejak kecil ingin menjadi penulis yang terkenal. Aku sangat mendukung impian terbesarnya ini. Karena setiap ada tugas menulis cerpen atau puisi, nilainya selalu unggul dari siswa-siswa yang lainnya.
Aku kagum padanya.
*
Kami sampai di sekolah 10 menit sebelum bel berbunyi. Meskipun rumahku dan rumah Dinda agak jauh dari sekolah, tapi kami lebih suka berjalan kaki. Kata Dinda, sekalian olahraga.
Pak Anto, satpam sekolah menyambut kami dengan sapaan manis. "Selamat pagi, Tasya dan Dinda." Pak Satpam memang orangnya ramah sehingga disenangi para siswa.
"Pagi, Pak Anto. Kami ke kelas dulu, yaa."
Pak Anto mengangguk.
SMP 07 Melati adalah sekolah berakreditasi A. Halamannya luas dan gedungnya pun mewah. Ada banyak pohon dan tumbuh-tumbuhan, sehingga sedap dipandang mata.
Kelas kami di lantai 2. Dinda Kelas 9-A, kelas unggulan, lho! Kelas ini dihuni oleh siswa-siswa yang cerdas. Sedangkan aku dikelas 9-D, kalau ini bukan kelas unggulan.
Dinda masuk ke kelasnya. Dan kami pun berpisah. Dinda melambaikan tangannya saat aku melangkah menuju kelasku.
5 menit lagi bel berbunyi dan pelajaran akan dimulai.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Judul standar - Tulis judul sendiri
RandomPersahabatan itu kayak pelangi. Berbeda-beda, punya warna masing-masing, tapi saling melengkapi.