DASAR laki laki BRENGSEK.
Aku berlari sambil menahan tangis menuju kamarku. Aku benar-benar benci sama laki laki yang bernama Hanggara itu.
Aku menutup pintu kamarku dengan sedikit membantingnya. Hatiku benar benar sakit mendengar ucapan si bajingan berengsek itu.
Tadi dia bilang apa? Dia ragu kalau anak yang ada di kandunganku ini anaknya?
Sedari awal juga aku tidak pernah memintanya untuk mengakui bahwa anak yang ku kandung adalah anaknya. Keluarga dia sendiri yang datang padaku dan memohon mohon supaya aku mau menerima pertanggung jawaban atas kelakuan bejadnya kepadaku.
Aku menangis sesenggukan di atas kasur. Meratapi nasibku yang sungguh menyedihkan.
Aku mengambil foto hasil USG ku tadi pagi dan menatapnya.
Air mataku tidak mau berhenti mengalir."Mamah sayang kamu." Ucapku sesenggukan mengelus foto janin di rahimku.
"Kamu jangan sedih karena papah kamu tidak mau mengakui kamu."
"Mamah akan selalu ada buat kamu. Mamah bisa jadi ibu sekaligus ayah untuk kamu." Ucapku sesenggukan. Kenapa rasanya sakit sekali saat mengucapkannya. Laki laki itu benar-benar brengsek. Rasanya aku ingin menjambak rambut dia sampai rontok. Aku benar-benar benci. Benci. Benci.
Aku terus memaki si brengsek dalam hati. Tapi tiba tiba perutku merasa mual.
Aku langsung lari ke kamar mandi dan memuntahkan makan malam ku yang baru beberapa suap memasuki perutku di wastafel.
Aku berdiri dengan lemas menopang tubuhku dengan memegangi pinggiran wastafel.
Lututku benar benar ga kuat menopang tubuhku.
"ANGGI." itu teriakan bunda dari dalam kamarku.
Aku berusaha sekuat tenaga berjalan ke arah pintu kamar mandi saat mendengarkan teriakan ibu mertuaku.
"Ya Allah Anggi." Ucap bunda panik saat melihatku keluar dari pintu kamar mandi dengan sempoyongan.
"Kamu kenapa?" Tanya bunda khawatir memapahku ke arah ranjang.
"Kamu istirahat aja ya!" Perintah bunda lembut sambil membantuku merebahkan tubuhku di atas kasur dan menyelimutiku.
"Anggi, maafin ucapan gara tadi ya." Ucapnya dengan wajah sedih. Aku hanya menggelengkan kepalaku lemah.
" Kenapa bunda yang minta maaf ke nggi? Anggi yang salah bunda. Anggi minta maaf karena sudah kurang ajar teriak teriak dan sudah berprilaku kurang ajar di meja makan tadi." Jelasku lirih. Aku tidak sanggup menatap wajah bunda yang sedari tadi terus menatapku.
"Kamu itu perempuan yang baik Anggi." Ucap bunda seperti bisikan. Tapi aku masih bisa mendengarnya.
"Gara memang brengsek. Gara gara dia hidup kamu jadi seperti ini. Kamu harus jadi korban atas perilaku bejat anak bunda gi. Maafin bunda. Semoga kamu mau memaafkan keluarga bunda gi." Ucap bunda mulai menangis. Aku tidak kuasa mendengar ucapan bunda.
Aku langsung memeluk tubuh bunda. Bunda dan ayah adalah orang yang baik, tapi kenapa harus memiliki anak yang brengsek, bejat dan bajingan seperti Gara.
"Ini semua bukan salah bunda atau siapapun, ini memang sudah takdir Anggi seperti ini. Bunda jangan menyalahkan diri bunda lagi." Ucapku dalam pelukan bunda.
"Anggi malah berterima kasih karena bunda udah sayang sama Anggi. Bunda sangat baik sama Anggi. Maafin sikap Anggi yang tadi Bun." Ucapku menangis sesenggukan.
"Bunda juga minta maaf gi. Makasih karena kamu mau mempertahankan cucu bunda. Bunda percaya kalau anak yang kamu kandung itu cucu bunda. Darah daging Gara." Ucap bunda melepaskan pelukan kita. Bunda menatapku lekat dengan berurai air mata.
"Maafkan semua kesalahan Gara sama kamu gi." Ucap bunda sungguh sungguh. Aku tidak menjawab ucapan bunda. Aku hanya menundukkan kepalaku.
Bunda Langsung membaringkan tubuhku lagi di kasur dan menyelimutiku.
"Kamu istirahat ya. Bunda titip cucu bunda." Ucap bunda tersenyum lembut sambil mengelus perut rataku. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Bunda Langsung meninggalkan kamarku.
"Kamu masih beruntung memiliki Nene dan kakek yang sangat baik." Ucapku lirih kepada foto USGku.
______________________
Seperti biasa setiap pagi aku akan membantu bi umi di dapur. Ini menjadi kegiatan baru ku semenjak aku tinggal di rumah ini. Dapur di rumah ini sangat besar dan memiliki perabotan yang lengkap. Berbeda sekali dengan dapur di rumahku.
Mengingat rumahku. Aku jadi tiba tiba rindu sama ibu dan kakak tiri ku yang jahat itu. Apa kabar mereka?
"Bi, di sini ada kacang hijau ga? Anggi pengen buat bubur kacang hijau ni bi." Ucapku tidak enak.
Aku baru saja selesai memakan sarapan pagi ku yang di makan kesiangan. Sekarang sudah jam 10.15. aku tidak gabung untuk sarapan bersama pagi ini. Males kalau harus melihat wajah si brengsek.
Jadi tadi setelah selesai memasak sarapan, aku langsung meluncur ke kamarku untuk mandi dan bersantai ria di kasurku sekedar membaca majalah kosmetik usang yang aku temukan di laci meja rias di kamarku.
Setelah di rasa si brengsek pergi dari rumah untuk bekerja, aku langsung berjalan terburu buru menuju dapur untuk sarapan. Karena perutku sudah benar benar sangat kelaparan. Dan memakan sarapanku sendirian. Kebetulan shanty dan orang tuanya sudah pulang ke rumahnya kemaren.
"Ada neng. Dedenya lagi ngidam bubur kacang ijo ya." Ucap bi umi mengelus perut rataku. Aku cuman nyengir kuda menanggapi ucapan bi umi.
"Kenapa ga beli aja neng?" Tanya bi umi heran.
"Anggi pengen buat sendiri aja bi, ga papa kan?" Tanyaku memelas. Aku beneran lagi pengen buat bubur kacang ijo sekarang.
"Ya ga papa dong. Bibi bantuin biar cepet." Ucap bi umi sambil tersenyum. Aku langsung berjingkrak kesenangan.
Aku di bantu bi umi membuat bubur kacang ijo dalam porsi yang banyak. Karena aku pikir biar semua orang bisa menikmatinya. Rasanya ga etis kalau aku membuat hanya untukku saja.
"Selesai bi." Ucapku girang menatap bubur kacang ijo di dalam mangkuk kaca besar.
" Ya udah di makan neng. Nanti keburu ileran." Ucap bi umi menyendok kan bubur kacang ijo ke dalam mangkuk kecil untukku.
"Bibi kalau mau ambil aja, nanti sisanya di taro di kulkas aja bi." Ucapku. Bi umi mengucapkan terima kasih kepadaku.
Aku menyantap bubur kacang ijo dengan khusyuk. Ini beneran sangat nikmat. Di rumah saat ini cuman ada aku dan Bi umi saja. Ayah sedang bekerja, sementara bunda tadi pamit ingin kumpul sama temen temennya.
Setelah kejadian aku yang mencoba menggugurkan kandunganku di toilet butik. Aku belum pernah lagi masuk kerja. Bukan apa apa, waktu itu keadaan yang menyebabkan aku tidak berangkat kerja. Sepertinya besok aku harus berangkat kerja. Daripada di rumah aku kesepian seperti ini.
Sisa hari ini aku habiskan dengan berleha leha ga jelas. Aku benar-benar kesepian. Apalagi sebelum bunda pergi tadi beliau sudah mewanti-wanti kepada bi umi untuk tidak membiarkanku membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Soal buat sarapan bunda memakluminya karena itu hobiku. Dan masak bubur juga tentunya.
_____________________
Sebelum makan malam di mulai, aku sudah mendahului menyantap bagianku. Aku tidak mau bertatap muka sama si brengsek saat makan nanti.
Jadi setelah membantu bi umi memasak makan malam, aku langsung mengambil makan malamku dan membawanya ke kamar dan memakannya di sana. Hanya sendirian.
Aku benar-benar tidak mau bertatap muka dengan laki laki yang ku tahu bernama lengkap Muhammad Hanggara Ahmad itu. Yang sekarang sudah ku tambahi namanya jadi semakin panjang dengan Bajingan, Berengsek, Bejad. Yang di singkat olehku menjadi B3. Supaya tidak semakin panjang.
Next episode 🙏💋🤗
Jangan lupa vote dan komennya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Incidents Of HAPPINESS (END)✓✓ [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK]
RomansaSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK Rank: #23 15052018 #27 29042018 #30 22042018 #32 20042018 #36 01032018 #46 22022018 Anggi Wulandari bekerja di sebuah butik milik ibu dari sahabatnya. Di perkosa oleh orang yang tidak ia kenal dan menyebabkan dirin...