PART 3

2.9K 318 33
                                    

Next? 21 VOTES AND 7 COMMENTS!!

HAPPY READING!

Hingga pagi ini kepala Daniel masih terasa pusing. Mungkin pengaruh dari alkohol yang ia minum. Untung saja setelah selesai melakukan aktivitas itu kemarin, ia langsung meletakkan tip di atas nakas- sebelah tempat tidurnya- sehingga wanita itu bisa dengan cepat pergi.

Selama perjalanan pulang ke rumahnya dengan mengemudikan mobil, Daniel terus memijit-mijit pelipisnya dan berharap rasa pening itu berkurang dan sampai dengan cepat ke rumah lalu segera tidur di kasur empuknya.

Namun, baru saja sampai di rumah, ia mendengar suara beberapa orang yang seperti sedang meributkan sesuatu? Entahlah.

"Ada apa ni?!" Tanya Daniel setelah sampai ke dalam rumah dan melihat beberapa pelayan mengerubuni seseorang..

Joy?!!

Salah satu dari pelayan itu sempat menghela napas lalu menatap tuannya penuh hormat. Ia membungkukkan badannya 90 derajat-- diikuti yang lainnya kemudian kembali bangkit.

"Bigini, Tuan. Nona ini bersi keras ingin melakukan pekerjaan rumah, padahal kan sudah ada kami. Kami sudah bilang pada nona ini bahwa 'setiap ada tamu yang datang tidak diperbolehkan untuk ikut bekerja, biar para pelayan saja yang melakukannya' tapi nona Joy tetap tidak mau dengar dan kekeh mengatakan bahwa dirinya adalah pelayan baru disini." Jelas pelayan yang ia ketahui bernama Minah.

Daniel pun mengalihkan pandangannya pada Joy yang sepertinya berniat untuk menimpali. "Ck. Aku ini beneran pelayan baru tahu. Aku baru kemarin malam datang kesini. Dan aku juga bukan tamu khusus Daniel. Tanya saja pada Daniel, iyakan?" Tanya Joy sambil menatap Daniel dengan air muka mirip dengan anak umur lima tahun yang sedang kesal.

Bahkan beberapa dari pelayan itupun menatap Joy dengan pandangan tertarik, dan itu tak lepas dari penglihatan Daniel.

"Memang benar yang dia katakan pada kalian. Dia memang pelayan baru disini. Pelayan PRIBADIKU!" Ia sengaja menekankan kata -KU di akhir kalimatnya agar para pelayan itu mengalihkan pandangan mereka. Dan cara itu cukup efektif.

"PELAYAN PRIBADI?!!!" Tanya mereka semua yang ada disana, tak terkecuali dengan Joy yang sudah memelototkan matanya.

"Hm." Ia pun menghela napas kemudian menatap Joy. "Kau hanya boleh diperintah olehku, mengerti?"

"E-eumhm ya. Ak-aku mengerti, Tuan Kang." Jawabnya gugup yang membuat Daniel terkekeh karena Joy masih mengingat panggilan itu.

Daniel kembali memusatkan penglihatannya pada beberapa pelayan yang sudah menghakimi Joy seenaknya tanpa tau yang sebenarnya. "Dan kalian, aku ingin berbicara dengan kalian. SEMUA!" Raut wajah para pelayan itupun berubah 180 derajat ketika merasakan aura dingin Daniel kembali keluar.

"Bb-baik, Tuan." Jawab mereka semua berbarengan.

"Ke ruangan ku. Sekarang." Daniel berjalan bak seorang paling berwibawa di antara mereka semua. Namun, seketika langkahnya terhenti dan menoleh pada Joy.

"Kau boleh ke kamarmu Joy. Tunggu sampai aku perintah." Katanya tegas yag hanya bisa dibalas Joy dengan anggukkan kikuk. Joy pun hanya bisa melihat para pelayan yang saling menyalahkan itu dengan helaan napas.

"Semoga semuanya baik-baik saja." Gumamnya pelan sambil berjalan ke arah pintu kamarnya.

Tapi saat di dalam kamar, Joy seakan mengingat sesuatu.

Tunggu dulu...

"SEBENARNYA APA PEKERJAANKU DI RUMAH INI?!! OH GOSH!!!!" Bahkan ia bingung siapa dirinya sekarang.

Hh.. Joy tetaplah Joy yang membingungkan.

***

"Jadi, akan ku jelaskan pada kalian. Joy memang seorang pelayan yang baru ku izinkan bekerja semalam. Dan seperti yang ku katakan di luar tadi, dia pelayan pribadiku. Hanya aku yang boleh mengaturnya, kalian tak boleh memberatkan dia dengan hal apapun kecuali dengan se-izinku. Paham?" Kata Daniel tegas.

"Tap-tapi Tuan-- dilihat dari kepolosannya-- "

"Ya. Dia memang benar-benar polos. Usianya baru 18 tahun dan baru akan masuk ke jenjang perkuliahan, untuk itulah aku mempekerjakannya disini. Dan kalian harus ingat satu hal." Daniel menggantungkan kalimatnya.

Ia menatap tajam para pelayan itu. "Jangan pernah memberitahunya tentang kebiasaan-kebiasaanku di kamar. Apa kalian mengerti?" Tanyanya tajam.

"Mm-mengerti, Tuan." Ya. Para pelayan itu memang cukup mengerti maksud dari kata 'kebiasaan' yang Daniel maksudkan tadi.

Daniel menghela napasnya. "Baiklah silahkan keluar. Ku harap kalian dapat mengingatnya dengan baik."

"Baik, Tuan. Kalau begitu kami permisi dulu." Ucap salah satu pelayan laki-laki yang bernama Jaehwan. Mereka semua menunduk sembilan puluh derajat sebelum benar-benar pergi dari hadapan Daniel.

Setelah semuanya pergi, Daniel masuk ke dalam kamarnya dan mulai tertidur.

☕☕☕

Hello guys!🙋
This is my first fanfic story!😹
Hope you like it :)
Don't forget to vomments, friend😃

RULES-nya di atas yaa^^

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang