Milandra | 4

165 25 0
                                    

"Ubah air matamu menjadi senyum, maka kau akan melihat betapa indah dunia ini"

- Milana Alexandra.

🍂🍂🍂

Mila terus berlari tanpa tahu arah dan tujuan, air mata terus bercucuran membasahi pipi.
Sampai Mila memasuki sebuh ruangan yang sepi. Mila mendudukan diri disalah satu kursi.

Mila menangis sejadi-jadinya. Dia menggigit bibir bawahnya berusaha meredam isakan, tapi sia-sia. Isakan-isakan kecilnya terdengar. Tangisan yang sangat memilukan.

Setelah beberapa saat air matanya berhenti mengalir tetapi digantikan dengan cucuran darah yang keluar dari hidungnya. Mila mimisan. Lemas, itu yang dirasakan Mila. Matanya berkunang-kunang. Sakit yang begitu terasa sampai tak kuat lagi rasanya dia untuk sekedar berteriak meminta tolong. Sayup-sayup terdengar langkah kaki semakin mendekat  kearah dirinya sebelum semuanya benar-benar gelap.

Mila masih bisa merasakan dekapan hangat ditubuhnya.

🍂🍂🍂

Mila mengerjapkan matanya berkali-kali. Berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.

"Mil, lo udah sadar?"
"Akhirnyaa mil, sadar juga lo"

Mila menoleh keasal suara. Didapatinya dua orang sahabatnya.

"Eh eh mau ngapain lo? Lo belum boleh turun ya. Diem aja kenapa sih" Raya bersuara sambil menahan Mila yang baru saja ingin turun dari kasur.

"Iya Mil. Tiduran dulu aja, muka lo pucet banget" timpal Ayudia.

Mila hanya berdehem sebagai jawaban tapi tetap mengubah posisinya menjadi duduk.
"Nih minum dulu" Ayudia menyerahkan gelas berisi air hangat.

Tanpa berkomentar lagi Mila menerima gelas dan langsung meminumnya hingga tandas.

"Lo haus apa doyan?" Tanya Raya sambil terkekeh. Mila mendelik kearah Raya lalu menaruh gelas diatas nakas.

"Siapa yang bawa aku kesini? Kalian?" Akhirnya Mila bersuara.

Kedua sahabat Mila perpandangan sesaat sebelum akhirnya kembali menatap Mila dan menggeleng.

"Loh, terus yang bawa aku kesini siapa?"
"Mana gue tau. Tadi kita berdua juga dikasi tau sama anak pmr yang lagi jaga disini" sahut Ayudia. "Iya kan Ray?" lanjutnya sambil menoleh kearah Raya.

"Hooh. Emang gimana sih ceritanya lo bisa pingsan gini mil?" Tanya Raya kepada Mila yang sekarang sedang memikirkan sesuatu, entah apa yang dipikirkan gadis itu.

"Woe Mil, kacang telur garuda" teriak Raya gemas karna tak kunjung mendapat jawaban dari Mila.

"Eh oh?" Mila tersentak dengan teriakan Raya.
"Ah anu.."

"Anu kenapa sih?" Sekarang Ayudia yang gemas dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Ah itu, aku tadi pagi belum sempet sarapan. Jadi ya gitu" jawab Mila asal asalan.

Kedua sahabatnya itu mengangguk mengerti. Padahal mah kenyataannya enggak ngerti.

"Lo udah enakan kan? Ayo pulangg" ajak Raya sambil mengambil tasnya dan tas Mila. Mila mengangguk dan turun dari kasur.

Kedua sahabat Mila pun dengan sigap membantu berjalan. Kalo dibiarkan sendiri mah bisa jadi pingsan lagi nih si Mila. Gatau aja si Mila ini lemesnya kayak apa kalo udah kumat mimisannya.

Di depan pintu uks ternyata sudah ada cowok jangkung menjulang setinggi angkasa aku ingin terbang dan menari, ah elah nyanyi kan gue.

"Udah enakan? Sini abang bantuin bawa tasnya" ternyata Angga. Dia mengambil alih Mila dan menyampirkan tas Mila dipundaknya.
"Makasih ya" katanya kepada kedua sahabat Mila.

"Iya kak sama-sama" jawab mereka kompak. "Kalo gitu kita duluan ya Mil" pamit Raya sambil menarik lengan Ayudia.

"Duluan Mil, Kak Angga"
Setelah melihat anggukan Mila dan Angga kedua cewek tersebut langsung melesat menuju gerbang sekolah.

"Ayo" ajak Angga sambil menuntun Mila menuju parkiran.

Tbc..

8 januari 2018
522 kata.

MILANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang