Malam ini, seperti biasanya Tya masih sibuk dengan pelanggannya. Ya dia seorang terapis pijat khusus melayani ibu dan anak. Diusianya yang masih muda dia tak mau melayani pelanggan pria, karena takut fitnah dan dosa tentunya.
Pukul menunjuk di angka 21:15 WIB, sebentar lagi selesai. "Criiing" Smartphonenya berdering pelan, diambil dan di scroll layar sentuh itu dan menunjukkan satu pesan masuk di akun messenger. Setelah selesai di baca, di letakkan lagi benda pipih itu tanpa membalas.
Malam itu dia pulang dengan kelelahan, tak menghiraukan berapa pesan yang masuk. Dia merebahkan badan rampingnya di kasur. Menggeliat, meregangkan otot-otot yang lelah, akhirnya dia tertidur tanpa menghiraukan ponselnya yang diletakkan di atas meja rias.
***
Pagi itu Tya bergegas berangkat ke tempat kerjanya. Masih ada sisa waktu untuk bermain smartphonenya sebelum bel berbunyi. Di buka akun facebooknya, dia menge'like' beberapa postingan dari teman-temannya. Dia juga berniat membuka pesan di inbox messenger. Ada sekitar 5 pesan dari akun yang berbeda dan di hapusnya setelah selesai membaca, ada satu akun yang menyita perhatiannya.Dibukanya akun Facebook yang bernama Revanrifaiavin. Gambar yang muncul benar-benar menyita perhatian. Sungguh tampan luar biasa. Rambut cepak yang rapi, berkacamata, kulitnya yang seputih susu, dan bekas luka di atas alis kanan yang menambah kesan tampan seperti model papan atas. Tya stalker di akun tersebut, hanya decak kagum yang terdengar. Seandainya tidak lagi di kantor dia pasti sudah ngiler. Nikmat Tuhan seperti apalagi yang ingin kau dustakan. Di scroll pelan-pelan touchscreen nya, muncul beberapa video dengan latar belakang laut.
"Oh my God!! Seorang pelaut, gila keren banget ni orang.." teriak Tya dalam hati, sambil membekap mulutnya sendiri. Tak perduli pada rekan kerja yang memandangnya heran. Bahkan beberapa diantaranya hanya menggeleng kepala melihat tingkahnya yang senyum-senyum sendiri nggak jelas.
( Hai juga, salam kenal aja maaf baru sempat bales.)
Di balasnya inbox Revan semalam. Sudah jelas bahwa akun itu tidak sedang aktif tapi dia masih saja berharap segera mendapat balasan. Bel berbunyi, setelah di mode silent dimasukkan kembali benda persegi panjang itu ke dalam tas Jimshoney hitamnya.
Malam ini hanya ada satu pelanggan, jadi Tya pulang tidak terlalu larut malam. Di kamar yang sempit dan temaram cahaya lampu, dia memainkan smartphonenya. Memposting beberapa foto dan bercanda dengan teman melalui perang komentar di beranda akunnya. Tya suka membaca sehingga dia bergabung di grup FB kepenulisan. Tak terasa malam mulai merangkak di angka 21:30 WIB saat terdengar bunyi dering di inbox messengernya. Dia langsung mengklik ikon petir yang horizontal itu. Hatinya berdesir, senyum langsung mengembang ketika dia baca siapa akun yang mengirimkan pesan.
( Hai manis ?)
(Sudah tidur belum )( Belum kak, ada apa ya ?) Pake emo bertanya-tanya.
(Tya ada no WA ga ?)
( Adalah , tapi buat apa Kak ?)
( Gpp, cm Pngen kenalan aja.)
"Belum kenal dah minta no WA, buat apa coba ? Masak iya cowok seganteng itu bisa naksir ma aku yang biasa aja." Batin Tya ragu. Tanpa membalas dia pun mulai terlelap tidur dengan HP masih di genggaman.
***
Tidak ada yang istimewa di kantor tapi entah mengapa dia menjadi bersemangat kerja. Terkadang senyum sendiri setelah sesaat melamun membayangkan seorang pelaut yang tampan. Hari-hari nya mulai disibukkan dengan chat di akun WAnya. Ya chat dengan pelaut yang bermata empat. Setiap kali dia melihat postingan video konyol milik si Popeye ganteng dia tersipu malu sambil menepuk jidatnya. Merasa bahwa si ganteng itu sedang menatapnya. Dari pendekatan itu si ganteng trus mengejar si Upik abu, sampai ke akun IGnya. Benar-benar meyakinkan kalau Revan menyukai Tya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Hati
Короткий рассказBeberapa kisah tentang cinta yang tulus dan tidak dapat bersatu. Sad story