Suatu hari di kelas, kejadian aneh menimpaku kembali. Beberapa saat setelah makan siang usai, aku mangambil botol minumku, ku tegak air tersebut lalu botol minumku itu ku taruh di meja. Tak lama setelah ku taruh, botol minum itu bergerak sendiri, padahal sedang tidak ada angin atau apapun itu. Ini aneh, gumamku. Seseorang mnepuk pundakku, membuatku kembali ke bumi dan menuntaskan lamunanku. Moon membangunkanku dari lamunanku. Sebenarnya nama sebenarnya Bulan, tetapi nama itu terdengar biasa saja, jadi kuubah dan kupanggil dia dengan nama Moon, walaupun sebenarnya dia agak jengkel dengan nama itu. Bell masuk kelas ternyata sudah berbunyi dari tadi.
'Aku mencarimu dari tadi karena di kelas bangkumu masih kosong tidak berpenghuni' kata Moon
aku bergidik mendengarnya, 'kenapa sih pake kata tidak berpenghuni segala?' aku membalas
'Habis kamu, guru udh masuk kamu belum dateng juga, aku ijin ke toilet untuk mencarimu, sudah sekarang kamu ke kelas duluan, aku mau pura-pura ke toilet dan pup saja, biar ada alasan mengapa lama di toilet' katanya kembali.
Memang baik sekali sahabatku ini hingga mencariku dan berbohong ke guru, pikirku. Aku pun ke kelas duluan karena setelah aku melihat jam tanganku, ternyata aku telah telah 10 menit. 'Mati aku!' kataku sambil menepuk jidatku.
Bell tanda usai pelajaran terakhir pun berbunyi, aku mengemasi barang-barangku untuk bersiap-siap kembali ke rumah.
--------------------------------------------------------------
Di rumah..'Ada apa ini?!' kataku dalam hati. Kekacauan kembali hadir. Semua buku si kamarku berserakan terjatuh dari raknya. Aku pun memungutnya dan membereskannya. Setelah itu aku keluar kamar dan bertanya pada bibi yang membersihkan rumah apakah ada seseorang yang masuk ke kamarku tadi. Dan jawabannya adalah tidak. Aku pun bingung. Lalu siapa yang memberantakan buku-buku hingga membuat kamarku sangat seperti kapal pecah? Aku pun menghela napas dan berterima kasih sebelum masuk kamar ke bibi. Saat masuk ke kamar, HAL ITU TERJADI LAGI! Aku melihat buku-buku yang telah kubereskan dan kukembalikan di rak sudah berserakan di lantai. Aku pun mencari tahu apakah ada seseorang yang sengaja usil di kamarku atau tidak. Ternyata hasilnya nihil. Tidak ada seorangpun di kamarku. Aku pun cemas. Aku mengambil telepon genggamku dan menekan digit-digit nomor untuk menelepon seseorang.
'Halo?' terdengar suara seseorang di seberang sana.
'Halo, Moon, apakah kamu sibuk malam ini?' tanyaku di telepon.
'Tidak, mengapa?' tanyanya lagi.
'Temani aku! ada sesuatu aneh yang terjadi. Bawa pakaianmu, bawa seragammu, menginaplah malam ini' jawabku cepat.
'Oke, ada apa? tumben sekali, biasanya kau malas jika ada seseorang yang menginap di kamarmu' tanyanya dengan nada menyindir.
'Nanti saja kuceritakan, atau kita ketemu di cafe yang biasa, akan kuceritakan disana, setelah itu kau ikut aku ke rumah, aku sangat lapar dengan masakan Bu Turner. Eh, dan berjanjilah kau akan tetap menginap malam ini' kataku kembali sambil mengangkat jari kelingkingku yang sebenarnya tidak dapat ia lihat.
'Iyaiyaa, aku juga kangen dengan masakan super duper enaknya Bu Turner. Oke kita ketemu di cafe jam 7 nanti ya?' kata Moon kembali seraya menunggu jawabanku.
'Siap!' kataku lagi sambil menutup telepon genggamku.Cobaan macam apa lagi ini..
------------------------------------------------------------------------------
Malam pun tiba, aku sudah menceritakan segalanya pada sahabatku, Moon. Dia shock berat. Tidak, tidak seberat yang kalian bayangkan. Dia hanya shock saat sedang minum, memuncratkan semua isi mulutnya ke mukaku. Itu benar-benar terjadi.
Mari kita reka ulang dari awal aku berangkat dari rumah.
Sebelumnya di rumah, jam dinding sudah menunjukkan pukul 6.30 sore. Itu waktunya aku bergegas karena perjalanan ke cafe Bu Turner memakan waktu 15 menit, belum ditambah macetnya kota Jakarta. Karena itu akhirnya aku memutuskan mengendarai motor vespaku. Kalian pasti mencibir saat aku mengatakan motor vespa. Hei, jangan remehkan motor ini! Dia telah bersamaku sejak lama. Bahkan sebenarnya ini motor milik ayahku. Ku beri nama dia Bento. Terdengar lucu, bukan? Ya, karena dia unik jadi ku namai dia Bento.
Dan seperti dugaanku, aku telat sampai di cafe Bu Turner. Dengan keadaan semua badanku basah karena hujan yang tiba-tiba muncul entah darimana dan juga dikarenakan pemberita cuaca yang salah memprediksikan cuaca.
Moon adalah orang yang sangat tepat waktu.
'Kamu telat 15 menit 47 detik.' kata Moon.
'Maaf, tapi apa kamu tidak lihat aku basah kehujanan?! Rambut lepek, badan basah lagi, padahal baru saja aku mandi sebelum kesini.' timpalku agak kesal.
'Oke oke' kata Moon sambil tertawa geli melihat aku kesal.
'Bu Turner, aku dan Bee mau pesan, yang biasa yaa' kata Moon.
Tak lama Bu Turner memberikan pesanan kita. Lalu saat dia melihatku yang sangat basah ini dia panik. Dia cepat-cepat ke bagian belakang, yang mana cafe ini berhubungan langsung dengan rumahnya. Dia kemudian kembali dengan handuk di tangannya. Baik sekali dirinya, pikirku. Lalu Bu Turner memberiku handuk sambil mengomel. Aku hanya mendengarkan seraya mengeringkan rambutku dan badanku yang basah ini. Ya, Bu Turner sudah ku anggap sebagai ibuku. Terkadang aku seringkali ke cafe ini hanya untuk mengunjungi Bu Turner karena aku dan ibuku sangat tidak akur. Bahkan, aku merasa ibuku dan Bu Turner sepertinya tertukar. Memang anak durhaka ya aku ini? Tapi, ya bagaimana lagi? Setiap aku di rumah, ada saja omelan-omelan tidak jelas dari ibuku.Sesaat setelah kita selesai mencerna semua makanan kita, aku mulai bercerita. 'Jadi gini' kataku dengan tampang seserius mungkin. Dia lalu membuka telinganya lebar lebar. 'DUAAR' kataku teriak. Dia pun ikut berteriak karena kaget dan berakhir memarahiku karena malah bercanda. Aku pun tertawa senang karena berhasil mengerjainya.
Lalu, cerita pun dimulai. Aku tahu, saat kita menceritakan seseorang, mereka tidak akan tahu. Tapi ini berbeda. Saat kita menceritakan 'mereka', mereka akan tertarik dan mendekat. Jadi, aku memberi tanda pada sahabatku bahwa cerita ini harus kami samarkan, walaupun aku tidak tahu pasti apakah itu berhasil atau tidak.
Aku mulai bercerita tentang mimpi anehku beberapa hari lalu, tentang kejadian di kantin sekolah tadi, dan tentang kejadian buku-buku yang terjatuh secara tidak biasa dari rak tadi sebelum aku meneleponnya. Reaksinya? Sudah kujelaskan tadi, dia shock dan memuncratkan semua isi mulutnya di mukaku. Dia masih tidak percaya. Bahkan dia menganggapku sedang bercanda lagi. Namun kali ini aku serius.
'Kamu bercanda lagi ya?' katanya sambil mencoba mencairkan suasana yang tegang.
'Apakah sekarang saatnya untuk bercanda?' kataku lagi.
Moon pun diam. Dia pun menjawab
'Kalau benar seperti itu kejadiannya, kamu benar-benar perlu ditemani! Aku takut terjadi sesuatu padamu. Ini seperti teror, kamu tau? tetapi bedanya teror ini dilakukan oleh sesuatu dari alam lain.' kata Moon. Ah, dia mengatakannya, sautku dalam hati.Tiba-tiba seluruh tubuh kami merinding. Hem, mereka mendengarnya, pikirku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINARY FRIEND
ParanormalSiapapun bisa berteman dengan siapapun, bahkan tak kasat mata sekalipun. Mereka sering kali secara tidak sengaja datang dari masa lalu kita, masa lalu kita saat masih dapat melihat sosok mereka. Pertemuan tidak sengaja di masa lalu itu yang membuat...