01

371 71 7
                                    

Sebuah mobil Hyundai hitam melaju memasuki kawasan perkotaan Busan. Lantunan lagu Drive dari Jay Park dan Loco mengalun menemani pengemudi mobil.

"So let's go for a drive~" Sesekali lelaki pengemudi mobil itu ikut menyenandungkan lagu-lgu yang terputar secara acak dari pemutar musik Hyundai hitam itu.

Setelah berjam-jam melalui perjalanan tanpa henti dari Seoul, Hyundai hitam itu pun berhenti di tepian salah satu pantai yang ada di Kota Busan. Si pengemudi memastikan mobil hitamnya telah terparkir dengan benar sebelum meninggalkannya. Lelaki berseragam kantoran itu pun melangkah menuju minimarket terdekat dari tepian pantai tersebut.

Setelah membeli keperluannya ia kembali melangkah ke pantai. Ia pun mencari tempat duduk di hamparan pasir pantai dan meletakkan kantong plastik belanjaannya .

"Clashh..."

Lelaki itu membuka sekaleng soft drink yang ia ambil dari kantong plastiknya. Ia segera meminum beberapa teguk soft drink itu selagi masih dingin.

Tak terasa waktu telah berlalu. Matahari yang awalnya terasa seperti berada di puncak kepalanya kini telah berada di ujung horizon, bersiap untuk kembali ke peraduannya.

Fokus lelaki itu teralih dari matahari senja menuju sesosok perempuan yang berjalan sekitar 3 meter di hadapannya. Hal yang membuat si lelaki terfokus pada perempuan yang ada di hadapannya ia berjalan dengan tas punggung hitam yang cukup besar. Selain itu si lelaki juga merasa familiar dengan figur dari perempuan itu.

Tanpa pikir panjang lelaki itu melangkahkan kakinya mendekati perempuan yang kini sedang memandangi langit senja dihadapannya.

"Kim Chungha." panggil lelaki itu yang membuat si perempuan berbalik ke arahnya.

"Ong Seongwoo."

Keduanya saling berpandangan beberapa saat. Tidak menyangka mereka akan bertemu di tempat sepeti ini setelah dua tahun lamanya.

"Gue nggak nyangka kita bakal ketemu disini." ujar lelaki bernama lengkap Ong Seongwoo itu.

"Gue juga. Lo ngapain disini? Ada kerjaan?" tanya Chungha.

"Panjang lah ceritanya. Sambil duduk aja yuk, kayaknya itu tas berat banget."

Seongwoo mengambil tas yang ada di punggung Chungha dan membantu untuk membawakannya ke tempat ia duduk tadi. Lalu seongwoo pun membuka sekaleng soft drink dan memberikannya pada perempuan yang kini duduk disampingnya itu.

"Gue kabur." Seongwoo pun memulai pembicaraan dengan perempuan yang dulu pernah mengisi hari-harinya itu.

"Kabur maksudnya" tanya Chungha bingung.

"Mega proyek yang beberapa bulan ini gue pimpin terancam gagal. Tiba-tiba ada sekelompok masyarakat yang nolak pembangunan mega proyek yang gue rencanain." jelas Seongwoo.

"Lha kok bisa? Udah dimusyawarahin sama masyarakat?" tanya Chungha.

"Sebelum kita nyusun rencananya pasti kita udah adain musyawarah bareng masyarakat. Baru beberapa hari ini ada yang nolak itu."

"Mungkin ntar bisa dicari tau lagi sekelompok orang itu siapa dan dibicarain lagi. Bisa jadi sekelompok orang itu cuma mau cari keuntungan buat golongan tertentu aja, bukan kemauan real dari masyarakat."

"Noted, Chung. Udahlah makin pusing gue. Lo sendiri ngapain disini? Bawa tas segitu gedenya pula."

"Gue juga kabur."

"Keliatan sih dari tasnya. Kabur kenapa lo?"

"Ada deh." jawab Chungha singkat.

"Oiya, udah ada tujuan mau kemana belom?" tanya Seongwoo mengalihkan pembicaraan. Ia tau benar kalau Chungha sudah berkata begitu berarti Chungha memang belum siap untuk mengungkapkan alasannya.

"Gue mau ke rumah Sejeong."

"Sejeong temen SMA lo itu?"

"Yup. Lo sendiri kemana ntar?"

"Palingan ke rumah Daniel. Habis lulus dia balik ke Busan, nemenin nyokapnya."

"Ooo, Kang Daniel yang kemana-mana bareng lo itu waktu kuliah dulu kan?"

"Iya. Yaudah yuk gue anterin, keburu malem."

"Tumben tumbenan nih."

"Ya lo kan pasti capek seharian jalan tanpa arah bawa begituan."

"Iya juga sih, Ong. Eh, panggil Ong gapapa kan? Udah kebiasaan soalnya." ujar Chungha canggung.

"Gapapa, sans. Sini gue bawain."

"Thanks, Ong."

Seongwoo pun membawakan tas Chungha ke mobilnya. Mereka segera duduk dan tak lupa memasang sabuk pengaman. Hyundai hitam Seongwoo pun melaju dengan panduan Chungha dan google maps sebagai pengganti GPS mobil Seongwoo yang rusak. Tak lama kemudian mereka sampai di depan sebuah rumah yang diyakini sebagai rumah Sejeong.

"Ting tong..."

Chungha pun membunyikan bel di pagar rumah Sejeong. Seongwoo berdiri di belakannya sambil membawakan tas ransel hitamnya. Beberapa saat kemudian, pintu pagar besi itu pun terbuka menunjukkan sesosok lelaki yang mereka berdua kenal namun kehadirannya tidak disangka-sangka.

"Lo kok disini, Niel?" tanya Chungha ragu.

"Lo sendiri ngapain, Chung? Kok ada Bang Seongwoo juga? Kalian balikan?" tanya lelaki bernama lengkap Kang Daniel itu bertubi-tubi.

"Siapa, Niel?" tanya sebuah suara yang sepertinya bergerak dari dalam rumah untuk mendekati mereka.

Sedari tadi hanya berasautan pertanyaan tanpa ada jawaban yang jelas.

"Sejeong?" tanya Chungha tak percaya melihat si pemilik suara barusan yang kini telah berdiri di sebelah Daniel.

"Chungha!" pekik Sejeong lalu memeluk teman SMAnya itu.

"Tunggu tunggu. Gue ga paham, Jeong." kata Chungga sambil melepaskan pelukan dari Sejeong. Ia pun memandang Sejeong dan Daniel bergantian untuk meminta penjelasan.

"She's my wife/He's my husband." ujar Sejeong dan Daniel bersamaan.

🚗🚗🚗

*media : Mobil Seongwoo
Kemungkinan bakal update tiap sabtu kalo ngga mager dan ngga lupa
Jangan lupa vote & comment ❤

Drive | o.sw x k.ch ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang