When You Love Someone

240 13 4
                                    

"Cinta itu tidak memandang usia." ujarnya tegas.

"Kata siapa?" mata bulat itu seolah menantang pernyataan si pemuda.

"Kata aku. Nyatanya aku cinta padamu, noona." dia menepuk dada bidang yang dibalut kaos abu-abu itu.

Perempuan berambut kecokelatan itu mendesah lalu berdiri dari duduknya. Dia sekali lagi menatap wajah tampan sang pemuda yang tujuh tahun lebih muda itu dengan kecewa.

"Itu bukan cinta, Brian." suara lembut itu kembali berbicara, "Itu hanya perasaan nyaman yang kamu rasakan denganku. Tidak lebih dari itu."

"Chae Won noona, I really love you. It's not just a comfortable zone when I'm with you. I really do."

"Maaf Brian, aku tidak bisa menerima perasaan kamu lebih dari kakak dan adik." ujarnya lembut dan tersenyum tipis sebelum meninggalkan pemuda tampan itu.

***

"What's wrong?" suara melengking Jae menyambut Brian yang terlihat lelah.

"Got rejected. She didn't want my 'love'." ujarnya sedih.

"Hyung, cheer up ! " suara tebal Dowoon mengikuti dari belakang si jangkung Jae.

Brian hanya melirik sekilas lalu berjalan ke kamarnya. Kamarnya bersama Jae dan Dowoon.

"Kenapa dengan Brian?" tanya Sungjin bingung saat dia melihat bassist enam hari itu terlihat sangat sedih.

"Kamu ingat noona yang cantik itu? Yang waktu itu didekati oleh Brian saat manggung di Light Rain cafe?" Jae menggiring kawan-kawannya untuk duduk di sofa.

Mereka semua mengangguk, Wonpil ikut duduk disebelah Dowoon. Mereka menatap Jae dengan antusias.

"Nah, tadi Brian bilang sama aku mau nembak noona itu. Siapa ya namanya?"

"Moon Chae Won." sahut Dowoon.

"Iya, Chae Won noona !"

"Ditolak?"

"Sayangnya iya."

"Woah, kan sudah kubilang! Mengejar noona-noona itu jauh lebih sulit daripada mengejar gadis SMA!" seloroh Sungjin seolah mencurahkan hatinya juga.

"Pengalaman ya hyung?" tanya Wonpil dengan polosnya.

***

Chae Won menyesap teh hijau yang ia seduh beberapa menit lalu. Perempuan bermata bulat itu berjalan mendekati jendela rumahnya yang ada di lantai ketiga rumah susun itu. Bukan rumah susun mewah, bukan juga rumah susun kumuh. Perempuan yang sudah berkepala tiga itu sengaja membeli rumah susun yang sederhana di lingkungan yang sederhana pula. Pekerjaan sebagai florist sekaligus pelukis membuatnya lebih mencintai suasana sederhana yang hangat. Seperti penghuni rumah susun itu.

"Nyatanya aku cinta padamu, noona."

Suara pemuda itu kembali terngiang di telinganya. Chae Won menutup matanya, setetes air bening mengalir dari kedua mata indahnya. Dia tahu, dia tahu benar perasaan memang tak dapat berbohong. Bagaimanapun juga dia memiliki perasaan lebih kepada Kang Brian.

Chae Won menghapus air mata itu dan mengambil napas panjang. Dia harus kuat! Dia tidak ingin merasakan sakit hati lagi, dengan siapapun. Cukup lelaki yang sudah menikah itu yang menyakitinya. Jangan ada lagi...apalagi Brian. Dia tidak mau.

Drrt-Drrt-Drrt

Getar ponselnya membuat Chae Won menoleh. Ponsel yang tergeletak di atas meja ruang tamu itu terlihat menyala. Chae Won mendekat dan mengambil ponsel itu. Nama Brian terlihat disana.

Moon Chae Won || oneshot 🔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang