Extra

19.1K 1.2K 89
                                    

Canada Airport

Taeyong tampak gelisah dan matanya kehilangan fokus. Ia duduk dengan gusar sembari terus mengigit kukunya.

Tangan kirinya mengenggam ponsel putih miliknya yang dalam keadaan mati.

Ia sengaja mematikan ponselnya karena Jaehyun dan yang lainnya pasti mencarinya sekarang.

Ia tak tahu, ia juga tak mengerti kenapa perasaannya menjadi gundah.

Di satu sisi ia ingin pulang, namun disisi lain, ada perasaan takut dan trauma akan masa lalunya. Dan ia benci ketika kenangan masa lalunya mulai memenuhi ingatannya kembali.

"Eomma, apa yang harus kulakukan?" monolognya.

Tiba−tiba seorang wanita paruh baya duduk di sampingnya dengan kasar. Taeyong menoleh dan memberikan tatapan bingung saat wanita itu fokus menatap tiketnya.

Tiket ke Korea.

"Permisi nyonya, apa anda orang Korea?" Wanita itu menoleh dan tampaknya sedikit terkejut mendapati wajah Taeyong yang mirip orang Asia.

"Kau dari Korea juga?" Taeyong tersenyum kemudian mengangguk pelan.

Tiba−tiba wanita itu mengedarkan pandangannya ke langit−langit airport ini. Entah apa yang dipikirkannya, tapi sepertinya suasana hati wanita itu juga sama buruknya dengan Taeyong.

"Sebenarnya aku ingin pulang ke Korea, aku merindukan anakku disana." ucapnya kemudian. Taeyong terdiam, menunggu kelanjutan cerita wanita itu.

"Tapi aku bingung."

"Kalau saya boleh tahu, apa yang anda bingungkan? Maaf, tapi anda tampak gelisah dari tadi." Wanita itu tersenyum lembut.

"Aku datang ke Kanada untuk menghindari mantan suamiku yang sering memukuliku. Aku kabur tanpa membawa anakku." Helaan nafas keluar dari bibir tipis wanita paruh baya itu.

"Kemarin aku mendapat telfon dari rumah kalau suamiku sakit keras dan berharap aku pulang agar dia bisa meminta maaf padaku." Wanita itu menatap Taeyong sebentar.

Mendapat pandangan positif Taeyong, ia pun meneruskan.

"Tapi rasanya sangat berat. Melihat wajah suamiku hanya membuat kenangan burukku muncul kembali dan menyiksaku secara batin."

Taeyong tertegun.

Cerita wanita ini mirip sekali dengannya.

Ia kemudian menunduk, menatap lantai berwarna gading itu dengan pikiran yang berkecamuk.

Jaehyun...

Jaehyun sudah berjanji untuk menjaganya, tapi kenapa ia terus menghindarinya?

Kenapa ia begitu egois dan menyakiti pemuda jangkung itu?

Taeyong hanya mampu menyesalinya.

Ia benci akan dirinya yang tak bisa menhadapi kenyataan padahal banyak orang−orang yang mendukungnya, mendorongnya untuk melanjutkan hidup menjadi lebih baik.

"Ah maafkan aku anak muda. Seharusnya aku tidak membicarakan masalah keluargaku begitu saja. Kau pasti merasa terganggu." Taeyong tersenyum maklum.

"Tidak apa, nyonya. Senang mendengar nyonya bisa berbagi dengan saya." Taeyong kemudian mengangkat tangannya untuk berkenalan dengan wanita itu. "

Saya Taeyong. Lee—ah maksud saya Jung Taeyong." Wanita itu pun menyambut hangat uluran tangan Taeyong.

"Aku Winyoung. Kim Winyoung. Semoga kita bertemu lagi saat di Korea nanti, Taeyong−sshi." Taeyong kembali melempar senyuman hangat lalu mengucapkan hal yang sama dengan wanita itu. Hingga tiba−tiba suara pengumuman keberangkatan pesawat menyapa indera Taeyong. Wanita itu pun langsung berdiri.

Confession (JAEYONG)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang