"Rin.. hari ini ikut jogging ga??" tanya Rini saat kami selesai sholat subuh
"Ikutlah.. udah lama banget gak jogging.. kalau dirumah gak bisa keluar pagi.. keburu mager.." jawabku dan kami bersiap untuk lari pagi mingguan yang biasa kami lakukan kalau tidak ada kesibukan.
Rute lari kami dimulai dari depan kontrakan hingga depan gang lalu berbelok memasuki gang-gang lainnya hingga berhenti di sebuah taman komplek yang jaraknya lumayan jauh dari kontrakan kami. Sesampainya ditaman kami berlari berputar 1 kali dan diakhiri dengan memakan bubur ayam yang ada di taman tersebut. Buatku yang tidak terlalu menyukai bubur namun terpaksa karena diseret Rini akhirnya menambahkan sambal yang banyak didalam mangkukku sehingga yang terasa hanya rasa pedas sambal tersebut. Selesai sarapan, kami berjalan santai menuju kontrakan kami. Berhubung kami berdua tidak memakai jam tangan maupun membawa hp, jadilah kami buta waktu. Namun selama ini kami tidak pernah peduli waktu diakhir pekan seperti hari ini.
Sesampainya di kontrakan, aku langsung merebahkan diri diatas sofa panjang yang sengaja kami beli untuk bersantai di depan tv. Melepas kerudung dan sweeter sekenanya dilantai aku pun berbaring di sofa tersebut dengan rambut tergurai ke bawah. Tak butuh waktu lama untukku kembali kedunia mimpi. Kurasa aku tertidur tak cukup lama hingga sebuah suara dan getaran membangunkanku dari tidur ayamku.
"Rin.. cepat mandi dan berpakaian yang normal.. kakak tunggu di depan.." sahut suara yang membangunkanku itu. Dengan susah payah aku memfokuskan penglihatanku untuk melihat siapa pemilik suara tersebut hingga akhirnya aku pun terbangun dengan sempurna setelah dipercikkan air tepat diwajah.
"Rini... jangan main air ahh.." gerutuku sambil melap wajahku dan beringsut bangun.
"Makanya bangun Rin.. lu ada janji juga.. malah tidur lagi.." sahut Rini didepan wajahku
"Janji?? Sama siapa Rin??" tanyaku masih mengawang
"Mandi dulu sana gih.. abis itu siap-siap.. katanya mau nyari perlengkapan pernikahan.."
"Pernikahan?? Dare no??"
"Hah.. anata no.."
"Watashi no?? Ahhhhh..." seruku ketika akhirnya ingatanku kembali
"Udah sadar??" tanya Rini kesal
"Udah.. dimana kak Julian?? Tadi kayaknya denger suara dia deh.."
"Udah nunggu di depan.. katanya maaf terlambat.. tapi ternyata malah lu yang belom bangun.."
"Yaa.. maaf.. minggu pagi mana bisa gue bangun cepet... lu tahu sendiri lahh.."
"Udah sana cepet mandi.. ntar kak Julian kelamaan nunggunya.."
"Iya iya" jawabku dan langsung menyambar sweeter dan kerudung yang kulempar asal tadi.
Selesai mandi, aku langsung memakai pakaian kasual apapun yang terlihat oleh mata karena tidak ingin membuat kak Julian menunggu lama. Selesai berpakaian aku kembali memasang make up tipis andalanku dan segera memasang jilbab yang sewarna dengan sweeter yang kukenakan. Selesai bersiap, aku langsung menyambar ransel kecil dan mengisinya dengan domper, charger, powerbank dan buku saku kecil serta pulpen. Setelah akhirnya bener-bener siap, aku melangkah keluar kamar dan menemukan kak Julian sudah duduk manis di ruang tamu.
"Maaf kak lama menunggu.." ucapku meminta maaf sambil berjalan mengambil sepatu converse ku
"Kamu memang susah bangun pagi ya?" tanyanya saat kami berjalan bersisian menuju mobilnya
"Yaa.. i'm not morning person.. especially in weekend.." jawabku santai dan berniat membuka pintu mobil
"Noted.." gumamnya di seberangku yang membuatku bingung. Apa yang dicatatnya?
YOU ARE READING
Arin's Love Story (END)
Teen Fiction'Teman abang? gak salah denger tuh? gue bakalan nikah sama temen abang gue sendiri?' hal itulah yang sering terlintas didalam pikiranku ketika mengetahui perjodohan tak berujung yang selalu dilakukan oleh abang dan ibuku. hingga akhirnya mereka memu...