Seokjin mencium bibir Taehyung membersihkan sisa kue yang menempel di sudut bibirmya. Terasa manis dalam batin Seokjin. Taehyung benar-benar berfikir Seokjin ingin melakukan adegan seperti pada film yang mereka tonton tadi.
Seokjin segera sadar ketika ia menatap mata Taehyung. Tidak ada yang berbicara Taehyung diam sibuk dengan pemikirannya. Sementara Seokjin takut kalau Taehyung marah padanya.
"Maafkan hyung Tae tadi aku...."
Kata-kata Seokjin menggantung. Taehyung menatap Seokjin tersenyum pada Seokjin. Senyuman Taehyung membuat Seokjin bingung.
"Apa kau punya masalah hyung?. Tidak masalah jika kau menciumku untuk meringankan beban di otakmu aku sama sekali tidak keberatan."
Taehyung melihat wajah Seokjin yang selalu sedih kadang tiba-tiba gembira. Ia tidak ingin hyungnya menjadi setres karena masalahnya.
Seperti mendapat angin segar Seokjin kembali menatap Taehyung dan menciumnya lagi.
Chuuuuppp~~
Kali ini lebih lama dan Taehyung tidak menolak ciuman Seokjin. Ia mengingat adegan di film yang ia tonton tadi bersama Seokjin di bioskop. Taehyung mengalungkan tangannya ke leher Seokjin.
Seokjin memegang pinggang ramping Taehyung dan mulai melumat bibir Taehyung lembut. Ciuman mereka sangat panas namun Taehyung belum mengerti dengan cara berciuman ia hanya diam membiarkan Seokjin yang bekerja.
Taehyung mulai kehabisan oksigen dan ia memukul-mukul dada Seokjin.
Seokjin segera melepas ciuman mereka. Taehyung tersenyum tidak mengerti dengan apa yang ia perbuat ini akan panjang akibatnya untuk dirinya nanti."Apa kau sudah merasa baikan Jin hyung," Mengelap sisa salifa di bibirnya.
"Ne Tae."
Seokjin menatap Taehyung seraya mengelus kepalanya.
"jika hyung punya masalah yang sama lagi hyung cari saja Tae."
"Apa kau tidak merasa keberatan aku melakukannya."
"Kalau keberatan aku pasti menolakmu tadi Jin hyung aku juga akan marah padamu."
"Baiklah kau sudah menyetujuinya."
"Jika aku yang punya masalah boleh aku juga meminta bantuanmu Jin hyung?."
"Tentu, tapi hal ini hanya kita yang tahu dan di antara kita tidak ada yang boleh menanyakan perihal masalah yang membuat kita melakukannya."
"Aku janji tidak akan menanyakannya hyung."
Mereka saling berjanji dan Seokjin membantu Taehyung menyelesaikan sisa soalnya. Setelah selesai mereka pergi tidur di kamar masing-masing.
.
.
.Taehyung ada janji dengan Jhope malam ini dan meminta izin pada Seokjin.
"Hyung aku ada janji dengan Jhope hyung malam ini. Apa boleh aku pergi dengannya?."
"Tidak boleh, ngapain pergi malam-malam entar kamu gak ngerjain tugas rumahmu karena asyik pergi dengannya."
"Tapi aku sudah mengatakan aku setuju pergi dengannya hyung."
"Kenapa langsung setuju?."
"Aku pikir kau pasti mengijinkan aku. Tapi ternyata kau."
Taehyung manyun karena tidak dapat izin dari Seokjin.
"Baiklah boleh."
"Beneran hyung."
"Hem, tapi aku akan ikut denganmu."
.
.Taehyung tidak tahu harus ngapain lagi karena Seokjin maksa untuk ikut. Ia tidak enak dengan Jhope karena acara mereka harus ada Seokjin.
"Hi chagi, kau lama sekali," ujar Jhope memeluk Taehyung.
Seokjin melepaskan tangan Jhope dari Taehyung.
"Jangan terlalu lama memeluknya tidak enak di lihat orang."
"Siapa sih orang ini chagi," tanya Jhope mendekat pada Taehyung.
"hem, Jhope hyung kenalkan ini Seokjin hyung dia hyungku."
"Oh kau hyungnya Taehyung maaf," Jhope menjabat tangan Seokjin.
Mereka duduk bersama di kursi panjang di dalam restoran. Seokjin menengahi mereka. Sementara Jhope tidak bisa berbuat apa-apa. Mau megang Taehyung gak bisa, bicara dengannya juga di celah Seokjin.
Seokjin bertanya tentang apa dan bagaimana seorang Jhope bahkan usia Jhope yang ternyata lebih mudah darinya.
"Usianya masih mudah tapi kenapa dia terlihat sudah tua," batin Seokjin.
.
.
.Setelah makan malam Seokjin mengajak Taehyung pulang. Taehyung tetap nurut pada Seokjin dan membiarkan Jhope yang sepertinya kesal karena acara dinernya di rusak oleh Seokjin.
"Jin hyung kenapa nanya-nanya seperti tadi sih, aku merasa tidak enak pada Jhope hyung."
"Aku harus tahu seperti apa dia Tae karena dia menjadi kekasihmu."
"Tetap saja aku merasa tidak enak Jin hyung. Kau seperti mengintrogasi dia tadi bahkan dia sampai berkeringat tadi."
"Lagipula kenapa kau masih mempertahankan hubunganmu dengannya Tae?. Kenapa tidak kau akhiri itu semua hanya permainan kan."
Taehyung hanya diam. Selama ini Jhope selalu baik padanya tidak mungkin baginya langsung memutuskan Jhope secara sepihak. Lagi pula ia yang pertama nyatain perasaan pada Jhope. Taehyung tidak dapat membuat orang baik itu sakit hati.
.
.Jimin mengajak Taehyung pergi ke mall setelah pulang sekolah.
Mereka membeli barang-barang yang di perlukan untuk pentas seni di sekolahnya. Karena Jimin adalah ketua penyelenggara mangkanya ia mendapat tugas paling banyak. Taehyung sebagai sahabatnya tentu membantu Jimin."Apa kau sudah meminta izin pada Seokjin hyung Taehyung~ah."
"Sudah, dia bilang tidak apa-apa kalau aku pergi denganmu."
"Baguslah kalau begitu, Aku tidak akan mendapat omelan darinya."
Taehyung tersenyum Seokjin memang selalu memarahi Jimin jika mereka pergi tampa pamit terlebih dulu kepadanya.
.
.Saat memilih barang yang akan di beli Taehyung malah kebelet pipis.
"Chim aku kebelet pipis, aku tinggal ke toilet dulu ya."
Jimin mengangguk tidak mau membuat sahabat tercintanya itu pipis di celana.
"Ya udah cepat pergi sana entar pipis di celana."
Taehyung segera pergi mencari toilet untuk buang air kecil. Matanya selihat sosok yang sangat ia kenal.
"Jhope hyung, dia disini juga," Taehyung melihat Jhope yang juga pergi ke toilet.
Setelah sampai di toilet disana sangat sepi.
"Loh dimana Jhope hyung tadi dia kesini?."
Taehyung terkejut melihat Jhope yang sedang mencium seseorang di pojok toilet. Sepertinya ia juga mengenal sosok yang di cium oleh Jhope.
"Suga hyung."
**TBC**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dongsaeng My Love
ФанфикKim Seokjin memperlakukan dongsaengnya layaknya seorang kekasih. "Hyung sangat mencintaimu," Adakah seseorang yang mengetahui perasaan Seokjin. Mungkinkah dongsaengnya atau justru orang lain?. Kim Seokjin x Kim Taehyung