Liburan sekolah hampir selesai, berat rasanya bagi Ully untuk kembali ke rutinitas sekolah.
"Uuggh...liburnya bentar banget sih, kurang lama nih. Masa besok udah harus masuk sekolah lagi..." keluh Ully yang masih berbaring di tempat tidur. Bunyi alarm sudah dari tadi membangunkannya dari alam mimpi, tapi dia masih tidak beranjak.
"Hayo kakak, jangan malas-malasan di kasur terus. Besok udah masuk sekolah kan?" kata Mama sambil membuka gordyn kamar Ully. Sinar matahari pagi yang tadinya hanya bisa menerobos masuk melalui sela-sela ventilasi kini dengan bebas menyinari seluruh kamar Ully. Begitu hangat rasanya.
Dengan perlahan Ully membuka kelopak matanya, "Hah? Apa ini? Surga?" pikir Ully ketika melihat perabotan kamarnya yang ikut berkilauan terkena sinar matahari. "Ah...silau..." katanya sambil menarik selimut untuk menutupi wajahnya.
"Heh, ayo bangun Kak, udah siang nih." Mama menarik selimut yang membungkus tubuh Ully.
"Ah, Mama..." Ully kembali menarik selimut dari tangan Mama.
"Katanya hari ini mau pergi sama Nana...jadi nggak?"
"Masih jam 9 ntar, kok." kini Ully menyembunyikan kepalanya di bawah bantal.
"Ini udah jam 9."
Untuk sesaat Ully hanya diam, tak bergerak dan tak bersuara. Mama yang sudah kehabisan akal menghadapi putrinya itu hanya bisa menggelengkan kepala dan kemudian pergi meninggalkan Ully sendirian di kamar.
Baru setelah Mama keluar, Ully bereaksi. Diambilnya bantal yang menutupi wajahnya. Ditatapnya langit-langit sejenak untuk mengumpulkan 'nyawanya'. Kemudian diambilnya jam di atas meja samping kasurnya. "Haahh??!" mata Ully langsung melotot seketika begitu melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 08.50. "Hhfftt..." Ully menghela napas sambil turun dari tempat tidur, "Pantes...sinar mataharinya udah terang banget. Kirain masih jam 6, ternyata...itu udah 3 jam yang lalu...hehe."
Menyadari dirinya pasti telat ngumpul, Ully langsung menghubungi Nana. Dengan tergesa-gesa diraihnya telpon di ruang tamu. Yah...karena tidak memiliki HP, Ully harus menghubungi Nana langsung dengan telpon rumahnya. Ini gara-gara sebelumnya dia sudah 2 kali kehilangan HP, jadi orang tuanya agak ragu untuk memberinya HP lagi. Orang tua Ully mungkin bisa digolongkan ke dalam kategori orang tua protektif. Agak berlebihan memang kedengarannya. Tapi coba lihat Ully sendiri, cewek kelas 1 SMA yang terlihat biasa saja itu cenderung memiliki kepribadian pemberontak, pantaslah kalau orang tuanya terlihat begitu protektif padanya.
Ully merupakan salah satu dari sekian banyak gadis keturunan suku jawa asli. Dia tak memiliki kulit seputih Nana atau kulit berwarna kuning langsat seperti Ocha, temannya yang lain. Meski demikian, dia menyadari keunikan dirinya. Memiliki kulit sawo matang bukanlah hal buruk, asal dirawat dengan baik pasti juga tak kalah cantik dengan kulit-kulit model lotion yang ada di televisi. Lagipula dengan begitu dia terlihat eksotik. "Hei, lihat saja bule-bule dari luar negeri itu. Bukankah mereka suka kulit-kulit eksotik seperti aku?? Makanya, besok aku cari bule aja...hahaha."
* * *
"Isaaaa...!!" teriak Nana dengan wajah antusias begitu melihat temannya itu sudah menunggunya. "Aku denger di sekolahmu mau ada pesta Valentine ya?"
"Nih anak, datang-datang langsung teriak-teriak heboh." sahut Ocha yang juga sudah menunggu dengan Isa.
Pagi itu mereka berempat -Ully, Nana, Ocha, dan Isa- memang janjian ketemu di tempat pemancingan itu. Tempat yang tenang, cocok buat tempat ngumpul. Mereka adalah teman dekat sejak SMP. Tapi sejak SMA, karena sekolah mereka berbeda jadi mereka hanya bisa bertemu sesekali, pada saat-saat tertentu saja. Selain mereka berempat sebenarnya masih ada 2 orang lagi yang jadi teman sepermainan mereka, yaitu Ardi dan Mey-Mey. Tapi hari itu mereka berdua tidak bisa datang. Dari mereka berenam, hanya 2 orang yang sekolah di SMA yang sama, Ocha dan Ardi. Selain mereka berdua, semuanya bersekolah di SMA yang berbeda. Dan dari mereka berenam pula, hanya Isa lah yang bersekolah di SMA khusus...khusus cowok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma Kamu...Titik!
Teen FictionUlly, cewek yang baru masuk SMA, bertemu dengan cowok yang sama sekali tidak dia perhitungkan sebelumnya, karena dia sudah punya perasaan lebih dulu pada teman dekatnya sejak SMP. Siapakah yang akhirnya akan Ully pilih? Dan bisakah dia memilihnya? A...