Hari sudah larut malam membuat Singto yang daritadi duduk termenung di depan jendela kaca bangkit dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya untuk menuju pintu kamarnya. Tetapi baru saja membuka pintu kamarnya. Ada dua orang berpakaian hitam dan berbadan kekar menghadangnya.
"Maaf tuan tetapi tuan Nam tidak mengijinkan tuan Singto keluar satu meterpun dari kamar" Ujar salah satu pria berbadan kekar itu.
"Aku hanya ingin bertemu P'Nam. Lagipula sejak kapan kalian berjaga di kamarku?" Tanya Singto tidak mengerti karena sebelumnya tidak ada orang yang menjaga kamarnya. Tetapi tiba - tiba ada dua orang bodyguard yang menunggui kamarnya. Karena yang Singto tahu Nam hanya menyuruh orang untuk menjaga gerbang dan pintu rumahnya. Supaya Singto tidak bisa kabur.
"Mulai hari ini tuan" Jawab salah satu pria itu.
"Biarkan aku pergi. Kalian bisa mengikutiku jika mau" Jelas Singto lemah tidak mau berdebat dengan kedua orang itu.
"Baiklah. Kami akan mengikuti tuan" Ujar salah satu orang itu sebelum keduanya mengikuti Singto.
Singto berjalan dengan gontai menuju kamar Nam. Pintunya terbuka jadi Singto langsung saja memasukinya. Tetapi pembicaraan Nam dengan New membuat Singto terdiam mematung di ambang pintu.
"Kau sudah menemukan wanita itu?" Tanya Nam pada New.
"Sudah P' dan aku melakukan apa yang P' minta. Apa kita harus melakukan itu?" Tanya balik New.
"Harus New. Itu salahnya sendiri karena dia berani bermain - main denganku. Buat hidupnya lebih menderita lagi dari ini. Aku ingin dia merasakan yang lebih parah daripada apa yang dia buat kepada kedua adikku. Aku tidak akan pernah melepaskannya" Jawab Nam penuh kekesalan.
"P' mereka menghubungiku. Dan mereka memberi kabar jika...." Ujar New bingung harus melanjutkannya.
"Jadi mereka sudah menghentikan pencariannya? Dan hasilnya nihil?" Tanya Nam pada New.
"Iya. P' semua tim penyelamat sudah mencari kesegala penjuru sungai itu bahkan penyelam yang kita sewa itu sudah ikut membantu tetapi tidak bisa menemukan Krist" Jawab New lemah.
"Jadi?" Tanya Nam.
"Karena jarak dari atas tebing menuju jurang itu sangat jauh mereka memastikan tidak akan perna ada orang yang bisa selamat jika terjatuh pada ketinggian yang sejauh itu. Jadi mereka mengumumkan jika Krist meninggal" Jawab New dengan sedih.
"Tidak. P' tidak mau percaya dengan omong kosong seperti itu. Tidak sampai mereka membawa mayat adikku tepat di depan mataku. Baru P' akan percaya hal itu" Ujar Nam tidak mempercayainya.
"Lalu kita harus bagaimana?" Tanya New yang bingung.
"Menyewa detektif dan juga menurunkan semua anak buah yang P' punya . Kau bisa Kerahkan mereka untuk mencari Krist di desa terdekat yang dilewati oleh sungai itu. Jika kita tidak bisa mencarinya di sungai itu mungkin saja ada yang menolongnya. Kita harus mencarinya. Kita harus memikirkan segala kemungkinan yang ada. P' tidak memperdulikan pengumuman bodoh itu. Adikku masih hidup P' yakin itu" Jawab Nam sembari berusaha menguatkan dirinya.
Sampai kapanpun Nam tidak akan menerima jika tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri jasad Krist. Baru mereka bisa berkata adiknya itu meninggal.
"Sing sejak kapan kau ada disitu?" Tanya New yang kaget saat melihat Singto yang kini berdiri di depan pintu kamar Nam.
"Krist tidak meninggalkan P'?" Tanya Singto dengan gemetaran pada Nam.
"Tidak. Krist tidak meninggal. Mereka hanya tidak bisa menemukannya saja. Maka dari itu dengan seenaknya berkata seperti itu" Jawab Nam sembari mendekati Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]. All The Time We Spend Together [ Sequel A World That Is You ]
Fanfiction[ Completed ] Ini tentang kisah rumah tangga Krist dan Singto yang baru saja di mulai. Dan juga masih ada sedikit cerita tentang New dan Gun. Ini Sekuel dari ffku sebelumnya yaitu A World That Is You (Tentang seorang adik laki - laki yang menyukai k...