1.2

23.2K 1.1K 67
                                    

"Cih! Cewek banget lo."

-Kanaya Devantara-


Caca menyeka peluh didahinya, sejak tadi malam badannya sudah serba salah dan AC dikamarnya lah yang dijadikan korban. Dimatiin tapi panas, dinyalain juga dingin. Ditambah kegiatan dihari senin yang mengharuskan semua murid berdiri dilapangan untuk mengikuti upacara menambah pening dikepalanya.

"UKS aja ca, muka lo udah kayak zombie." ya, salahkan Caca yang mempunyai sahabat kurang ajar semacam Kanaya Devantara.

"Gue gak apa-apa." Caca membenarkan letak topinya untuk lebih menghalangi wajahnya dari terik matahari.

"Cih! Cewek banget lo."

Bruk.

Tepat saat Naya menyelesaikan kalimatnya, suara jatuhnya tubuh seseorang mengalihkan tatapan peserta upacara yang sedang khidmat bergosip ria mengabaikan pembina yang sedang menyampaikan petuahnya dimimbar.

"Caca!" mengabaikan tatapan yang lain, Naya berteriak histeris dan berlari menuju UKS mengikuti petugas PMR yang membawa Caca.

Tanpa diketahui mereka, seseorang diujung sana terburu-buru menghubungi bosnya "Nona pingsan, tuan."

- - -

Keynan mengacak rambutnya kasar, ada pengkhianat dikantornya yang menyebabkan ia rugi hingga ratusan juta. Ditambah kabar dari orang suruhannya yang mengatakan Caca pingsan membuat ia tambah gusar.

Memakai kembali jasnya dan keluar dari ruangan tanpa sepatah katapun membuat sekretarisnya bingung dengan sikap bosnya yang tambah dingin hari ini.

"Pak, meeting akan dilaksanakan sepuluh menit lagi." Rena menghela nafas ketika ucapannya bahkan diabaikan oleh sang bos. Biarlah, mungkin menyangkut seorang gadis hingga membuatnya terburu-buru seperti itu.

Menutup pintu mobil dengan kencang, Keynan mengendarai mobilnya sedikit ugal-ugalan, mengabaikan lampu merah dan klakson dari kendaraan lain yang melintas dibelakangnya. Ia tidak peduli dengan semua itu, yang ada dalam benaknya, ia dapat menemui Caca dengan sesegera mungkin.

Keynan memarkirkan mobilnya dengan asal. Ia langsung berlari menuju UKS, tak menghiraukan sapaan orang-orang yang mungkin mengenalinya.

Dalam jarak aman, Keynan dapat melihat orang suruhannya memantau perkembangan kondisi Caca "Bagaimana keadaannya?" raut khawatir terlihat jelas di wajahnya.

"Magh nya kambuh tuan, mungkin sebentar lagi nona akan sadar dari pingsannya." Keynan hanya mengangguk sekilas dan berjalan lebih dekat menuju UKS, sebelum tangannya sampai ke gagang pintu sebuah suara menyadarkannya.

"Bangun dong ca, muka gue udah jelek banget nih nangisin lo." menahan senyum, Keynan kembali bertanya "Naya ada didalam?"

"Iya tuan, nona sedari tadi menangis dan berbicara tidak jelas." Keynan menghela nafas, ia melupakan satu fakta, Naya sahabat Caca. Anak lo sendiri, tambahnya dalam hati.

"Terus kabari saya," menggulung kemejanya sampai batas siku, Keynan kembali melangkah menjauhi UKS.

Keynan kembali menoleh "Tolong belikan saya bubur dikantin dan antarkan kedalam, Roy."

Roy mengangguk patuh "Baik tuan."

"Ca? Lo beneran nggak mau nemenin gue dikelas hari ini?" Naya menggoyangkan lengan Caca pelan.

Marrying Mr. OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang