PART 6

2.2K 237 19
                                    

Next PART? 30 VOTES and 7 COMMENTS.
Kuat engga?

HAPPY READING!

Daniel menyesali perbuatannya sendiri karena telah membuat Joy takut.

Lihatlah! Bahkan sampai sekarang gadis itu masih enggan menatap ke arah Daniel seakan pemandangan macet di luar jendela mobil lebih enak dipandang ketimbang wajah keras Daniel .

Daniel pun menghela napas. "Maaf."

Joy hanya menoleh sekilas dan kembali menatap jalanan di depannya setelah sebelumnya berdehem singkat. Ia memaafkan Daniel.

Daniel malah jadi geram sendiri karena sedari tadi hanya itu yang bisa dikeluarkan oleh mulut indah Joy. Lantas ia mengambil langkah dengan memegang kedua bahu terbuka Joy kemudian menghadapkan wajah Joy ke arahnya.

"Maaf. Aku tadi tidak sengaja membentakmu dan itu juga reflek." Kata Daniel lembut, menatap Joy dengan senyumannya. "Ya, aku mengerti. Aku juga minta maaf jika ada salah dan membuatmu marah seperti tadi." Balas Joy lembut juga dengan senyuman yang membuat Daniel terperangah.

Apakah Tuhan sengaja membiarkan orang sepertiku ini bahagia? Lihatlah! Ia bahkan mengirimkan ku seorang bidadari yang benar-benar cantik dan menggodaku.-Batin Daniel tak berhenti berucap.

Namun, Daniel tiba-tiba langsung melepaskan tangannya dan kembali ke posisi duduk semula dengan napas yang sedikit memburu.

Sial. Dia malah terangsang.

"Tunggu apa lagi? Ayo jalan!" Celetuk Joy tanpa sadar akan Daniel yang malah terangsang.

Daniel pun menatap Joy intens tanpa ekspresi dan selanjutnya Joy memekik karena kaget akan perbuatan tiba-tiba Daniel yang menyudutkannya.

"Dan-Dani-el. Kk-kau-kau mau apa?" Ucapnya gugup.

Daniel tidak menyahut. Ia terus mendekatkan badannya ke arah Joy hingga Joy sampai pada batasnya.

"Daniel! Kau ingin apa?" Tanya Joy dengan keras. Tapi, Daniel sama sekali tak menjawab. Ia terus mendekati Joy hingga benar-benar terpojok.

Joy menghela napas setelah tau Daniel seperti itu hanya untuk menarik sitbelt nya, terbukti saat tangan Daniel berhasil menancapkan benda itu pada sangkarnya.

Tapi sepersekian detik selajutnya pekikan Joy malah semakin kencang.
"E-eh! Daniel! Ap-apa yang akan kau lakukan?!" Tanya Joy sedikit membentak. Wajah Daniel dengan jarak sejengkal lagi dengan wajah Joy tidak menunjukkan bahwa laki-laki itu akan menjawabnya.

"Daniel..stop!stop! Kau--"

Cup

Deg!

Mata Joy membelalak seketika. Ia mematung. Rasanya ia ingin ditenggelamkan saja saat ini juga.

Daniel POV

Sedaritadi, Daniel memang mencoba untuk melawan gejolak itu. Gejolak liar saat ia berdekatan dengan Joy, seperti saat ini. Namun, tetap saja gagal.

Yang ia lakukan malah mendekatkan kepalanya, mengabaikan wajah tegang Joy dan pekikan-pekikan kecil yang keluar dari mulut cantik itu.

Ia benar-benar tidak tahan.

"Daniel..stop!stop! Kau--"

Cup

Aku menciumnya.

Untuk pertama kalinya, aku merasakan bibir yang ternyata lembut dan manis itu. Daniel mulai menggerakkan bibirnya tanpa peduli dengan keterkejutan Joy.

Ia bergerak semakin liar. Bahkan tangannya terangkat untuk menekan tengkuk dan punggung Joy agar semakin dekat dan memperdalam ciuman mereka.

Seluruh bagian tubuh Daniel semakin bergerak liar saat Joy masih saja mematung. Ciuman yang awalnya lembut dan perlahan itu malah berakhir dengan cepat dan panas. Ditambah dengan sentuhan sensual Daniel pada permukaan kulit terbuka Joy yang sialnya sangat halus.

"Hmmpp--" Joy memukul dada Daniel kuat-kuat saat dirasa pasokan udara yang masuk ke dalam pernapasannya sudah sangat menipis. Dan Daniel sadar akan hal itu. Ia pun melepaskan ciuman panas itu dengan sedikit terengah-engah.

"Hh.."

"Dan-Daniel. Kau--" Joy berhenti berbicara dan membelalakkan mata lagi saat Daniel kembali menempalkan bibir lembut miliknya pada milik Joy.

"Yang tadi itu kelepasan. Aku tidak bisa mengontrol tubuhku sendiri, tadi. Kau tau kan pria.." Celetuk Daniel tanpa memedulikan wajah kebingungan Joy.

Jujur saja Joy tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Daniel, dan mungkin dengan meng-iyakan nya saja urusan akan cepat selesai.

Joy pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Meski tak mengerti gunanya untuk apa.

"Kita pulang." Ucap Daniel setelah sempat terjadi keheningan di antara mereka berdua.

Perjalanan pulang pun hanya diisi dengan keheningan di dalam mobil dan suara klakson-klakson mobil di tengah suasana macet. Salah satu dari dua insan itu tak ada yang mampu membuka suara mereka.

Hingga 30menit kemudian mereka sampai di rumah. Rumah Daniel.

"Kau masuk saja duluan. Aku akan pergi sebentar." Ucap Daniel dari balik jendela mobil saat Joy sudah turun dari mobilnya. Percayalah, sekarang yang ia butuhkan hanya pelepasan.

"Oh iya. Pakai ini." Lanjut Daniel seraya memberikan jas kebesarannya untuk menutupi tubuh indah Joy yang terekspos. Bagaimana pun juga, ia takkan membiarkan para pelayan genit itu melihat tubuh Joy. Hanya dia yang boleh melihatnya. Sekali lagi, hanya dia.

Joy yang biasanya suka bertanya akan urusan Daniel sekarang hanya mampu tersenyum kecil dan mengangguk paham.

"Baiklah. Aku masuk dulu. Terima kasih sebelumnya, untuk malam ini." Sahut Joy tulus setelah berhasil memasangkan jas Daniel yang ternyata kebesaran di tubuhnya. Namun, cukup menghangatkan dan menutup tubuhnya.

Daniel sempat terkekeh saat hitam itu benar-benar terpasang di tubuh Joy. Ternyata tubuh Joy sedikit lebih kecil darinya.

"Iya. Sama-sama. Aku pergi dulu."

Setelah mobil yang dikendarai oleh Daniel benar-benar menghilang dari pelataran rumah besar itu, Joy barulah menghela napas kecil sebelum masuk ke dalam rumah.

"Setelah itu, aku akan memanggil Daniel dengan kata 'Tuan' lagi. Mulai sekarang, aku juga harus sadar diri. Dan tidak berharap banyak." Gumamnya pelan seraya berjalan ke arah pintu masuk.

Joy yang malang.

☕☕☕

Hello guys!🙋
This is my first fanfic story!😹
Hope you like it :)
Don't forget to vomments, friend😃

Btw, maaf banget ya kalo konfliknya belum jelas dan masih membingungkan, aku usahain deh yang terbaik😂😂 Soalnya saya juga masih amatiran hehe😆

Yeorobun, fighting!

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang