Rapi bener kang, kek mau pergi ngelamar eike, iya gak? Nggak ya? Ya udah, bayyy 😆😂😂
Mitha POV
"Jeng" Suara Puput membuyarkan konsentrasiku ketika sedang mengetik menjawab email dari klien.
"Hmm.." Sahutku singkat, tatapanku masih menekuri layar iMac, memeriksa kalimat yang sedang ku ketik.
"Ngerasa gak sih kalo si kang mas itu 3 hari belakangan ini jadi topic of the day di kantor ini?"
Aku melirik sekilas ke arah Puput yang duduk bersandar sambil memegang kaca membetulkan bulu mata palsunya di sofa.
"Yang gue ngerasa justru kenapa bahasa elu itu jadi normal ya belakangan ini" Jawabku tanpa menoleh lagi ke arahnya dan kembali konsen mengetik.
Puput terkikik sambil membetulkan posisi duduknya gaya menyamping dengan pahanya bertumpu di pahanya yang lain.
"Duh jeng, kalo eike tinta belajar balik ngobras normal, si kang mas tinta mawar di ajakin ngobras" Jawabnya sambil mengibas-ngibaskan rambut panjangnya.
Aku mengerutkan keningku. Bukannya malah enak orang lain jadi gak ngerti apa yang kita omongin karena berbicara memakai bahasa yang tidak banyak di ketahui orang-orang?
"Detse tuh bagaikan gunung es yang susah mencair, padahal eike udin keluarin jurus-jurus ngerayu eike yang paling dahsyat, tapi detse tinta mempan, eike rasa detse impotent tuh jeng, gak mempan sama rayuan pere"
Aku terkekeh.
"Heh, ya jelas aja dia gak mempan kena rayuan elu, emang elu pere? Periksa lagi deh itu yang ada di pangkal paha elu, bentuknya nonjol apa kebelah dua?" Mataku mengarah ke pangkal pahanya.
Kulihat Puput merengut ke arahku, menyelipkan tangannya ke atas pangkal pahanya.
"Ishh, indang sengaja eike sisain jeng, tinta eike utak-atik, buat tanda kalo eike indang lelaki, eike belumbung berani sampe operasi angkat perkakas eike, emak bapak aja udin ngusir eike gegara mereka tewes boobs sama butts eike mirip punyaannya ceceu Kim gimana kalo indang perkakas di babat abis, bisa-bisa nama eike di coret di kartu keluarga" Katanya panjang lebar.
Kulihat sekilas wajahnya terlihat muram, Puput berhasil menyembunyikan keresahan hatinya, dirinya kembali tersenyum.
"Jeng, karyawan-karyawan alias bawahan yeay itu emang bukan pere? Mereka udin heboh lho sejak liat detse nganterin yeay 3 hari yang lalu bawa-bawa tas kerja yeay yang cucok ituu, mana ada sih lekong yang jinjing tas pere tapi malah makin keliatan macho, ya cuma kang mas Jaka ajuahh"
Tuhkan dalam sekejap Puput kembali berceloteh riang membicarakan trending topic yang terjadi di kantor ini.
"Bawahan-bawahan yeay ituchh benyes yang ngerayu kang mas Jaka, tapi kang mas nya anteng adem ayem tau jeng" Lanjutnya lagi.
"Eike kan jedong curigesion, detse sebenarnya suka pere apa lekong"
Aku berhenti mengetik, lalu menatap Puput.
"Seriusan karyawan-karyawan di sini pada ngerayu Jaka?" Tanyaku.
"Makanya jengkol pura-pura acuh ahhh, detse itu lekong inceran, high quality lekong di kantor indang, eike rasa Vivi sama Jenny bakalan rebutan detse kalo tewes kang mas kerja jadi pengawal pribadi yeay" Jawabnya, wajahnya ngalahin presenter-presenter infotainment di layar kaca.
Gossip abisss.
Aku kembali menghadap ke layar iMac, jari ku tidak mulai mengetik.
Mendengus, terus apa urusanku kalau sampai Vivi dan Jenny rebutan si Jaka itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
don't tease my bodyguard
HumorBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/1/18 - 9/2/18