BERPURA-PURA

3.7K 565 15
                                    

Pura-pura tidak mencintai lebih sakit ketimbang pura-pura tidak peduli. Beberapa hari Prilly berusaha mendekati Al, mengirimkannya pesan, memberinya perhatian, dan berusaha menyadarkan keberadaannya. Tapi Al masih bertahan dan kukuh pada pendiriannya, meski hati sakit, dia tetap bersikap sewajarnya sebagaimana orang yang baru kenal.

Minggu pagi saat Al keluar dari gereja, mobil Prilly sudah menunggunya di bawah pohon rindang seberang jalan. Al tetap memasang wajah datar seolah-olah tidak mengenali mobil itu. Dengan sikap santai dan tenang Al berjalan ke parkiran.

"Al!" pekik Prilly saat Al sudah menunggangi motor sport-nya.

Al mengurungkan memakai helm, dia menoleh ke belakang menunggu Prilly yang berlari kecil menghampirinya.

"Hai," sapa Prilly tersenyum manis bersikap salah tingkah.

"Hai," balas Al datar.

"Habis ini mau ke mana?"

"Mau ke rumah Mama. Kenapa?"

"Ooooh. Habis itu?"

"Belum tahu."

"Mmm... keluar sama aku mau nggak?"

"Lain kali saja ya?"

"Kamu sibuk ya?" wajah Prilly berubah cemberut, hal itu menggoyahkan hati Al.

"Nggak sih. Emang mau ngajak ke mana sih? Penting nggak?" tanya Al sok judes.

"Yaaaa... pengin aja ngajak kamu nonton film atau pergi ke mana gitu."

"Emang pacar kamu di mana?" Al sengaja menguji dan ingin mengetahui jawaban Prilly.

"Mmm... mmm...." Prilly gelagapan bingung menjawab.

"Mmm... apa? Izin dulu sama pacarmu kalau mau jalan sama aku. Takutnya dia salah paham, nanti malah bikin hubungan kalian nggak baik. Aku nggak mau aja punya musuh, hidupku sekarang sudah tenang, nggak pengin macem-macem," ujar Al menahan amarah.

Masih ada rasa cemburu dalam hati, tapi apa daya, Al hanya menahannya.

"Aku masih bebas kok," sahut Prilly cepat memegang lengan Al.

Al memerhatikan tangan Prilly.

"Maaf," ucap Prilly menurunkan tangannya dari lengan Al.

"Yakin nggak punya pacar? Terus cowok yang itu siapa?" Al masih terus mendesak ingin mengetahui jawaban Prilly mengenai statusnya dan Ali.

"Yang mana?" tanya Prilly sok-sokan tidak paham maksud pertanyaan Al.

"Ck!" Al melengoskan wajahnya. "Cewek tuh kebanyakan gini ya? Udah jelas punya cowok masih aja nggak mau mengakui."

"Iya, memang kami deket dan anggap saja kami pacaran. Tapi dalam hati kecilku belum siap menganggapnya pacar. Status kita saja yang mungkin berpacaran," jelas Prilly berat hati.

"Kok mungkin? Sudahlah! Ngapain sih kamu selalu muncul tiba-tiba? Nggak bosen ngejar aku?"

"Nggak!"

"Hawdeeeeeh, Prilly! Kamu tuh keras kepala banget sih! Nggak takut apa cowokmu lihat kita? Kalau dia salah paham gimana? Aku nggak mau cari musuh."

"Nggak bakalan lihat, dia kan sedang penerbangan ke luar negeri."

"Jangan macem-macem deh ya?"

"Kenapa? Jangan-jangan kamu takut jatuh cinta sama aku ya?" goda Prilly mengerling.

"Iya! Kenapa? Bisa berabe kan kalau terjadi? Mau kamu jadiin ke berapa aku?"

"Ke satulah!"

"Ngacok kamu! Dah ah jangan bercanda terus. Kamu mau ngajak aku ke mana? Cepet!!! Sebelum aku berubah pikiran."

KEKASIH BAYANGAN (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang