★ Part 16

1.8K 107 0
                                    

Hari ini, hari terakhir ulangan akhir semester. Sepuluh menit lagi, bel pulang berbunyi. Tak terasa, sudah lima hari SMA Pelita Bangsa menghadapi ulangan akhir semester. Dan tinggal menunggu hasil.

Setelah bel berbunyi, Bintang dkk pergi ke rooftop sekolah. Sudah biasa. Setiap akhir ulangan, mereka selalu merayakan dengan caranya tersendiri.

Seperti sekarang, mereka sedang makan-makan dengan masakan yang dibawa Bintang. Bukan Bintang yang memasak, tapi Mamanya.

Rafa yang baru beberapa bulan bersama mereka, hanya mengikuti saja. Toh, mereka juga mengajaknya.

"Makan-makan, habisin ya. Kalau ga habis nyokap gue marah," pekik Bintang.

"Yang dimarahin siapa, Bin?" tanya David disela-sela makan nya.

"Gue lah."

"Yaudah, lo ini yang dimarahin, bukan gue."

"Aissh... nyebelin lo,"

"Udah-udah, pasti habis kok, Bin. Lo juga makan dong," ucap Bagas, Bintang hanya mengangguk, lalu ikut makan bersama.

Setelah beberapa menit, masakan Mama Bintang habis tiada sisa. Mereka istirahat, sebelum beranjak untuk pulang.

"Gue ke toilet dulu," ucap David beranjak dari duduknya.

"Ngapain lo ke toilet pake bilang-bilang?" ujar Rafa.

"Kali aja, lo mau ikut."

Rafa bergidik, "ogah!"

David pergi meninggalkan Bintang, Kayla, Anggi, Rafa, dan Bagas yang masih istirahat.

Cuaca hari ini cukup panas, tambah panas lagi saat Rafa melihat Bagas dan Bintang berdekatan di depan laptop milik Bintang. Entah apa yang sedang mereka lihat. Rafa hanya melihat sebuah tulisan dilayar laptop itu. Mungkin artikel. Mungkin.

Sampai Rafa membuka suara untuk menghilangkan rasa cemburunya. Cemburu? Mungkin.

"Oh iya, sore ini nyokap gue ngundang kalian semua datang ke rumah," ujar Rafa.

"Jam berapa?" tanya Anggi.

Rafa menghela napas berat. Sebenarnya, ia berharap yang bicara itu Bintang, bukan Anggi atau siapa pun.

"Jam tiga,"

"Ngapain?" tanya Bintang, seketika itu Rafa menyunggingkan senyumnya.

"Jadi, nyokap gue itu punya toko kue. Nah, dia bikin resep baru, menurut gue sih kuenya enak. Dan, dia pengin lo semua datang, buat nyobain sekalian kenalan sama lo semua." jelas Rafa.

"Gratis dong," tukas Kayla dengan mata berbinar.

"Iya,"

"Gue datang, kenapa ga sekarang aja?"

"Masalah kue-kuean mah, semangat lo, Kay" ujar Bagas.

"Ya iya dong, udah gratis pasti en-"

Brakk..

David membuka pintu rooftop cukup keras. Membuat semua yang ada disitu terpelonjat kaget.

"Sor... ry," David menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sambil mengatur napas nya yang ngos-ngosan.

"Ada apaan sih?" tanya Kayla dengan tatapan sinis.

"Lo semua mau tau ga, siapa yang dapat peringkat satu paralel?" David senyum-senyum sendiri saat membayangkan dirinya melewati pintu ruang guru, dan sedikit mendengarkan siapa yang akan menjadi peringkat satu paralel.

Bintang Jatuh [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang