9| i don't think they're ready for the fall

5K 822 107
                                    


━━━━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━━━━━━━━
















budayakan vote sebelum membaca















—𖤈—




—If you think I made decisions based off of what you think, then you're wrong.
can't nobody think about me, i got my own thoughts



—𖤈—













Dua jam kemudian, dengan hati dilimpahi oleh kebahagiaan yang menetramkan dan intense, Jungkook sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan Jimin sebelum menemui Jaehyun ketika ponselnya berbunyi.

Mendarat di atap datar terdekat, ia menjawab dan mendengar suara ayahnya. "Kita baru bisa bertemu besok," kata Jaehyun langsung. "Ada keperluan bisnis tak terduga yang harus kutangani hari ini."

Seharusnya Jungkook tidak mempermasalahkannya, tapi jiwa remaja terlantar di dalam dirinya berontak. "Kau selalu menomorduakan keluarga, ya, Jaehyun?"

Terdengar sebuah tarikan napas, dan selama sesaat, Jungkook merasakan sensasi bahwa ia sudah melukai perasaan ayahnya. Tapi ketika Jaehyun bicara, kata-katanya bagaikan pisau yang menikam hati Jungkook sendiri. "Keluarga bukanlah bidang keahlianmu, Jungkook."

Memang bukan —karena Jaehyun sudah menegaskannya.

Setelah menutup telepon, Jungkook kembali mengudara, suasana hatinya buruk. Keadaan bertambah buruk karena Jimin sedang tidak ada di Asosiasi.

Frustrasi dan merasa harus melakukan sesuatu, ia memutuskan untuk pergi ke apartemen Adelpha. Ia tidak akan menemukan apa pun yang dapat menjelaskan tingkah aneh Adelpha di sana, tapi...

Sehelai bulu berwarna biru langit dengan pinggiran perak melayang turun di depannya.

Kegembiraan membuat Jungkook melupakan cemoohan Jaehyun yang terngiang-ngiang di kepalanya.

Merenggut bulu itu, ia menjulurkan leher untuk mencari pemiliknya. Tapi di medan ini, Illium jauh lebih unggul dari Jungkook, kemampuannya untuk melayang dan berbalik sama sekali belum cukup cepat.

Memasukkan bulu itu ke kantong untuk menambahkan koleksi yang rencananya akan ia berikan kepada Yoosun, Jungkook melanjutkan perjalanan. Ia melihat sekelebat warna biru dengan ujung matanya beberapa saat kemudian. "Kapan kau datang?"

Sebagai jawaban, Illium meluruskan tubuhnya, bulu-bulunya dirapatkan ke punggungnya, dan menukik ke arah gedung pencakar langit seolah ia terbuat dari batu, Jungkook baru saja menahan pekikannya, dan merasa sangat yakin ia berhasil pura-pura acuh tak acuh sewaktu Illium mengelak sekitar satu milimeter dari atap yang runcing dan kembali melayang di depannya, bertelanjang dada.

Archangel's Kiss [kth + jjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang