Pukul sembilan pagi dan lelaki dengan surai peraknya masih lelap tertidur mengabaikan deringan ponsel yang terus-menerus berdering untuk ke 15 kalinya.
Sebelum terpaksa harus membuka matanya saat ponselnya kembali berbunyi.
"Sialan!" desisnya pelan.
Tangannya sibuk meraba permukaan atas nakas untuk mengambil benda persegi yang terus mengeluarkan suara cerewet.
Menguap lebar dengan sebelah tangan yang menggaruk kepalanya, ia berujar serak, "Apa?"
"APANYA YANG KAU MAKSUD 'APA' SIALAN?!"
Taehyung refleks menjauhkan ponselnya saat suara diseberang sana hampir merusak gendang telinganya. Sesekali terbatuk pelan karena tersedak ludah sendiri.
"YA! Kau menelfonku di pagi buta hanya untuk berteriak? Mati saja kau, Jim."
"Pagi buta pantatmu. Berhenti melimpahkan tugas mengajarmu kepadaku, sialan. Memang kau pikir tidak susah mengajar dua mata kuliah sekaligus, hah? JANGAN TERTAWA BAJINGAN!"
Taehyung segera memberhentikan suara tawanya saat Jimin kembali berteriak, "Okay, okay. Maafkan aku, yea? 30 menit lagi aku kesana. Terimakasih, pendek."
Taehyung buru-buru mematikan sambungan telfon sebelum sahabatnya kembali meraung. Sedikit terkekeh sebelum menuruni ranjang dan berjalan malas ke kamar mandi.
.
.
Berdeham pelan dengan tubuh yang disandarkan di sisi meja dan mata yang memperhatikan sekeliling. Rambut yang ditata rapih, lengan kemeja yang digulung sampai siku, serta aroma citrus bercampur woody dan black pepper yang menguar.
"Jadi—" Taehyung menjeda sejenak, "—saya punya kabar buruk untuk kalian semua."
Hening.
Taehyung mendecakkan lidah saat seluruh audiensnya hanya terdiam tetapi memancarkan wajah penasaran yang begitu kentara.
"Tak adakah yang ingin bertanya berita apa itu?"
Seorang lelaki yang berada di depannya buru-buru mengacungkan tangan tinggi, "Berita buruk apa itu, ssaem?"
"Kita akan mengadakan kuis hari ini." jawabnya tenang, yang disusul dengan pekikan tak terima dari muridnya yang dibalas dengan cengiran kotak dari Taehyung sebelum netranya menangkap seseorang yang duduk di pojok belakang tengah tersenyum kecil seraya menggelengkan kepalanya jengah.
"Nah, Jeon Jungkook, mari bantu dosenmu yang tampan ini membagikan kertas yang akan kalian kerjakan." ucapnya masih memandang kearah pojok belakang yang pemiliknya sudah melangkahkan kaki kearahnya.
"Ne, ssaem." balasnya dengan menerima tumpukan kertas dari tangan Taehyung dan mulai membagikan satu persatu kepada temannya.
Tersenyum kecil sebelum mendudukkan diri sedikit diatas meja dengan kaki yang masih menyentuh lantai dan mata yang memperhatikan seluruh muridnya yang mulai fokus mengerjakan.
.
.
Kelas telah usai beberapa menit yang lalu, dengan tangan yang masih sibuk membereskan hasil pekerjaan muridnya, lalu bibir yang tak berhenti tersenyum ramah saat beberapa yeoja menegurnya ramah.
Juga reflek memanggil Jeon Jungkook saat lelaki itu melewatinya.
"Bisa kau bantu aku membawa kertas ini ke ruanganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home [VKOOK / TAEKOOK]
Fanfikce[SEMI BAKU] Taehyung itu egois dan Jungkook terlalu bodoh untuk selalu menyambutnya kembali. "Nggak apa, kalau Hyung mau main yang jauh, tapi jangan lupa pulang ya." Karena bagi Kim Taehyung, Jeon Jungkook adalah segalanya. Termasuk rumahnya untuk k...