Extra Part

1K 100 19
                                    

Keluarga Jung sedang mendiskusikan sesuatu bersama. Hanya para orang tua saja yang sedang berkumpul sedangkan anak-anak melakukan kegiatan masing-masing. Tapi kali ini ada Taeyong dan Irene yang kebetulan sedang mengunjungi Jin Ah ikut berdiskusi.

Sebagai yang tertua, Seokjin menghela nafas sebelum pembicaraan serius dimulai. Yang lain sedang menatapnya dan menunggu perkataan yang akan diucapkan pria yang berumur 49 tahun itu.

"Apa pendapat kalian jika Jin Ah kita kirim ke Seoul dan bersekolah disana?", ucapnya sebagai pembukaan.

"Seoul? Apa hyung bercanda? Kita tidak bisa melakukannya", timpal Hoseok.

"Tapi apa tujuanmu untuk mengirimnya?", tanya Seohee.

"Kalian tau bukan kalau Halusinasinya semakin parah semenjak ia beranjak delapan tahun. Aku ingin dia sibuk disana hingga bisa mengurangi hal itu", kata Seokjin.

"Hyung tau? Kadang akupun ingin membawanya ke Amerika tapi dia menolaknya", kata Taeyong.

"Kenyataan pahit membuatnya tak menerima takdir ini. Ia masih kecil saat itu dan akhirnya stress dikala ia harusnya merasakan masa sekolah", kata Irene.

"Dia sudah kurawat seperti anakku. Tapi dia tak bisa menerima sosok lain pengganti orang tuanya", kata Yumin.

"Andai saja saat itu mereka selamat, pastinya putrinya tak akan seperti ini", kata Seohee.

"Dulu dia sadar dan tidak sadar. Sadar ketika menonton kaset video dari mendiang orang tuanya dan setelahnya ia tak sadar bahwa apa yang dilihatnya dan dirasakannya adalah Halusinasi", kata Seokjin menjelaskan.

"Sara dan lainnya sudah berusaha membuatnya sadar tapi dia berkata bahwa ia baik-baik saja. Bahkan ke dokter pun ia berkata itu semua kenyataan walau yang sebenarnya itu Imajinasinya", kata Yumin.

"Setiap kita mengingatkannya pun ia memberontak hingga asmanya kambuh", kata Seohee dengan nada sedih.

"Jadi, apa kalian setuju dengan perkataanku? Aku akan mengirimkan orang untuk mengawasinya. Ia bisa pindah tiga bulan lagi setelah ujian kelulusannya", kata Seokjin.

Dan pada Akhirnya semua yang ada disana mengangguk setuju karena itulah satu-satunya cara membuat Jin Ah bisa kembali sadar, sadar dari khayalan akan orang tuanya.

Hoseok mendatangi kamar Jin Ah. Ia masuk tanpa mengetuk pintu dan membukanya. Dilihatnya sosok gadis itu sedang tertawa sendiri bahkan sedikit berkata padahal tak ada siapapun.

"Jin Ah, ini ahjyssi"

Yang dipanggil melirik hingga fokusnya sekarang ke Hoseok. Ia menghampirinya dan sedikit heran.

"Ada apa?", tanyanya.

"Ahjussi ingin berkata sesuatu", kata Hoseok.

Ia memegang tangannya dan membawanya ke halaman belakanh yang sepi.

Hoseok mendudukan Jin Ah ke sebuah bangku panjang dan mengambil nafas dalam sebelum mengungkapkan rencananya.

"Setelah kau lulus, ahjussi akan mengirimmu ke Seoul", kata Hoseok.

Jin Ah membulatkan matanya kaget. Kata 'Seoul' seperti sebuah kengerian baginya untuk sekarang ini.

"Bagaimana kalau Jin Ah menolak?", tanyanya.

"Kau pintar. Kami sekeluarga sepakat dan juga agar kau belajar lebih mandiri", kata Hoseok.

"Tapi-"

"Ini permintaan mendiang orang tuamu", potong Hoseok

Jin Ah langsung berdiri dan ekspresinya berubah menjadi merah dan marah.

[2] I'm Sorry • 권 순영 • ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang