"Makasih banyak, ya, Sak, Rai, kami mengandalkan kalian!" Danu mengatakan itu dengan nada tidak yakin, setelah aku melempar Saka dengan botol minum
"Oke!" Saka kembali ke tempat duduknya.
"Wehe, quarter keempat sudah dimulai, tuan putri, ayo kita kembali turun lapangan!"
"Hentikan panggilan itu, atau kau mau menerima akibatnya, ya?" aku, dengan aura gelapku mulai terlihat
"Ngehe, buktikan di permainan dong!" Saka sudah berlari duluan. Ini anak, ngajak ribut!
"Oke!" aku hanya tersenyum licik, kemudian turun ke lapangan
Ah iya, aku baru sadar kalau kita berjalan sendiri tanpa arahan pelatih. Tim basket kita belajar untuk menyusun strategi langsung di lapangan, kah? Wah berarti datangnya kita berdua bisa dibilang membawa kehancuran, dong, karena nggak pernah main dengan benar.
"Saka Arjasa, akan kubuktikan kalau kau tidak berhak memanggilku tuan putri!"
"Apa, nggak denger! Kamu kumur?" Saka, dia lagi-lagi mengejekku. Awas saja!
Permainan dimulai, bola berhasil kami kuasai, yang langsung dipegang oleh Saka, dan lagi, threeponit. Aku hanya bisa mendengus
"Boleh juga."
Selanjutnya, lawan membawa bola, yang berhasil direbut Danu, kemudian diberikan kepadaku. Aku yang bersiap untuk shoot, terhalang oleh Saka, dia ini, apa-apaan?!
"Too slow!" anak ini, sejak kapan bisa seperti itu?! Dia melakukan trik yang bagiku seperti merebut bola, tapi dilihat orang lain seperti aku yang mempassing ke dia. Kurang ajar!
Yah, akhirnya threepoint lagi. Dia ini, gila ya?! Mau bawa masalah ini ke permainan? OKE!
Sekarang, bola dibawa oleh Saka. Tapi, lihat saja.
Aku membuatnya kaget sampai dia melepaskan bola basket yang dia bawa. Kemudian langsung ku bawa dan melakukan dunk. Sukurin! Lihat tuh!
Begitulah, quarter keempat sepertinya hanya dikuasai oleh aku dan Saka. Sampai aku lupa memberikan bolanya kepada yang lain.
Prriiiittt! Prit prit!
Yak, akhirnya selesai, aku langsung menuju ke anggota yang lain sambil menyeret Saka.
"Maafkan kami, kami bermain di luar alur!" aku langsung merapatkan tangan dan membungkuk, ku paksa Saka melakukan hal yang sama. Tapi kami malah mendengar tawa dari mereka.
"Hahahaa, kalian sungguh lucu. Mana mungkin kami akan marah dengan kalian? Setelah kalian memberikan skor 104 kepada tim kita? Terimakasih, kalian membuka kesempatan kepada kakak kelas kami untuk membuka klub basket lagi. Sebenarnya kakak kelas kebanyakan sudah menyerah untuk ini. Kalian disambut kapanpun, lho. Selamat bergabung di klub basket!" Danu langsung menyalami kami berdua
"Terimakasih banyak Nu." tunggu, sepertinya ada yang kelupaan
Ah, iya, lamar pekerjaan!
"Kalo gitu, kami berdua langsung undur diri, ya? Karena setelah ini kami ada janji." aku langsung menyeret Saka keluar
***
Wah, nggak kusangka ternyata Rai mau bertanding basket denganku, senang juga, sih.
"Rai, semangat banget. Kebawa emosi, ya? Maksudku tadi buat menambah skor tim aja, jadi kubuat kamu emosi" aku hanya menggoda dia yang dari tadi diam selama perjalanan
"Jangan sebut aku dengan panggilan itu, ya?!"
"Iya iya. Ngomong-omong, permainanmu bagus juga, kau juga jadi idola, lho, tadi." aku hanya tertawa ketika mengingat banyak yang mimisan melihat Rai dengan ABSnya bermain basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DI MUSIM PANAS
Losowe"Mengapa si Sempurna mau bersama dengan si Terbelakang?" Ya, kisah tentang seseorang yang gila secara harfiah, dengan temannya yang super sempurna, dia berhasil membangun kehidupan yang baik. Namun, semua itu perlahan menggelap lagi ketika ada orang...