Setelah satu minggu dirawat di rumah sakit. Alodia diperbolehkan pulang oleh dokter. Tetapi harus tetap check up untuk memastikan kondisinya sudah membaik atau belum.

Sebelum pulang ke rumah Alodia ke kamar inap mamahnya. Mamahnya belum diperbolehkan pulang karena kondisinya yang belum stabil.
Alodia berjalan menuju kamar mamahnya di jalan ia bertemu dengan Morgan, selama seminggu ini Morgan selalu datang ke rumah sakit setelah pulang sekolah. Dan selalu menemani Alodia di taman rumah sakit

"Kak Morgan datang lagi" ujar Alodia saat Morgan menghampirinya
"Iya. Kamu mau ydah diperbolehin pulang?" Tanya Morgan
"Iya kak. Dan aku mau ke kamar mamah" jawab Alodia
"Ayo sekalian aku juga pengin jenguk mamah kamu" ujar Morgan dan berjalan di depan Alodia

Sesampainya di kamar mamah. Mamahnya sedang makan siang.
Melihat kedatangan Alodia, Sarah ( mamah Alodia ) tak melanjutkan makan dan menyudahi makannya.

"Ngapain datang ke sini. Bukannya udah lupa kalo masih punya ibu" tanya Sarah sinis
"Ngga gitu mah. El sakit di rumah. Jadi ngga bisa jagain mamah" jelas Alodia
"Halah ngeles aja kamu. Aku muak liat kamu pergi sana" usir Sarah. Sarah berbaling membelakangi Alodia.
"Mamah lekas sembuh ya. El pamit pulang" ujar Alodia menahan tangis dan keluar dari kamar Sarah

Mendapat pengusiran air mata Alodia yang sedari tadi ditahan turun membasahi pipi. Melihat Alodia menangis Morgan membawa Alodia dalam pelukannya. Dan tanpa mereka sadari Rachel melihat itu semua dan menghampiri mereka.

Rachel melepaskan pelukn Morgan pada Alodia. Kemudian menampar pipi Alodia, Alodia dan Morgan terkejut dengan tamparan Rachel

"Jadi ini yang kamu lakuin di belakang aku. Selalu menemui dia padahal aku selalu minta kamu temani. Alasanmu selalu ngga punya waktu. Nyatanya kamu pelukan sama dia" Rachel berujar dengan berurai air mata
"Ra. Aku bisa jelasin, kak Morgan sama aku ngga ada apa-apa ka-" ucapan Alodia terpotong saat Rachel menamparnya lagi
"Richie" bentak Morgan keras
Mendengar bentakan Morgan. Rachel terkejut dan memandang tak percaya pada Morgan selama 3 tahun menjalin kasih Morgan tak pernah membentaknya.

"Kamu bentak aku?. Kamu bukan Morgan yang aku kenal. Cuma gara-gara dia kamu berubah aku kecewa sama kamu Gan"
"Richie dengerin penjelasan aku dulu"
"Aku ngga butuh penjelasan kamu" setelah mengatakan hal itu Rachel pergi meninggalkan Alodia dan Morgan dengan masih menangis

"Kak Morgan kejar Rachel. Dia lagi kalut ayo kak kejar dia" pinta Alodia. Setelah mendengar perkataan Alodia Morgan berlari mengejar Rachel. Alodia menangis dia menyesal menerima pelukan  Morgan. Alodia menyalahkan dirinya yang membuat Morgan dan Rachel bertengkar.

Morgan berlari ke parkiran rumah sakut, tapi ia terlambat karena Rachel telah masuk mobil dan mengemudi dengan kecepatan penuh.

Morgan masuk ke mobilnya dan berusaha mengejar mobil Rachel. Tapi Rachel semakin cepat melajukan mobilnya.

Rachel mengemudi dengan pikiran kalut. Ia menangis kenapa Alodia bersikap seperti itu padanya. Bukankah mereka berteman sejak lama.
Karena tak fokus pada jalanan Rachel tak menyadari jika ada orang yang akan menyebrang ia membanting stir dan mobilbya menabrak trotoar jalan

Melihat mobil Rachel menabrak trotoar Morgan panik. Dan segera menepikan mobilnya. Dan melihat Rachel pingsan dengan kebing yang mengeluarkan darah
"Richie. Richie buka matamu " seru Morgan panik
Rachel tak juga membuka mata. Morgan membopongnya ke mobil dan membawa Rachel ke rumah sakit

Sesampainya di rumah sakit Morgan berteriak memanggil suster. Melihat Morgan berteriak suster membawa brankar.

Alodia menghampiri Morgan. Tetapi Morgan kembali ke sifat awalnya. Dingin pada Alodia bahkan ia menepis tangan Alodia saat membantunya berdiri
"Lebih baik kamu pergi dari sini" ujar Morgan mengusir Alodia
"Tapi kak ak-"ucapan Alodia terpotong ucapan Morgan
"Aku bilang pergi ya pergi" ujar Morgan bahkan ia mendorong bahu Alodia. Karena tak menjaga keseimbangan Alodia hampir terjatuh. Tapi seseorang menahan tubuhnya ia menengok ke belakang dan melihat Leo yang menopangnya

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang